Malam Terakhir Bersamamu

1.4K 61 8
                                    

*Almira Reynata Puteri POV*
Setelah pertengkaran yang terjadi antara Aku dan Kak Fariz.
Kak Fariz menggenggam tanganku, kemudian mempersilahkan aku duduk di kursi dengan meja yg dihiasi lilin lilin kecil. Terdapat makanan kesukaanku di tengah meja. Bersama dengan seikat mawar merah.

"Temani aku makan malam sebelum aku menjadi milik orang lain" pinta Kak Fariz padaku.

Andai kamu tau Kak Fariz, perkataanmu sedikit namun sanggup membuat hatiku semakin teriris.

"Biarkan aku menikmati santapan hangat ini bersama orang yang aku cintai walau hanya sekali untuk seumur hidupku" Lanjutnya.

Aku tak kuasa menahan air mata. Butir air mata menetes dipipiku.

Tiba-tiba tangan lembut Kak Fariz menghapus air mataku perlahan. Menatapku lekat-lekat. "Jangan pernah bersedih lagi. Hatiku sakit melihatmu seperti ini. Bukankah aku menikah dengan Rein atas permintaanmu?," Kak Fariz mengelus puncak kepalaku. "Aku menyayangimu gadisku!"sambungnya.

Aku tak kuasa menahan sakit.Ku palingkan wajahku untuk menghindari tatapan lembutnya.Namun lagi lagi dia tahan. "Tolong Ata hanya untuk malam ini biarkan aku menghabiskan rinduku padamu. Sekarang temani aku makan. Semua ini makanan kesukaanmu kan?", tanya Kak Fariz padaku.

"Ya", ucapku sendu. "Bagaimana kakak tahu?" tanyaku lemah.

"Aku mengetahui semua tentangmu, kesukaanmu bahkan hal yang paling kamu benci. Aku mempelajari semuanya untuk bisa membuatmu nyaman saat kelak kita berumah tangga. Aku ingin memahamimu lebih dari siapapun", jawabnya yang lagi-lagi membuatku membisu.

"Kak, cukup. Semuanya sudah berakhir. Jangan ingatkan aku lagi tentang hubungan kita. Lebih baik kita habiskan makan malam ini dan bergegas pulang. Besok hari pernikahanmu." jawabku lugas.

***

"Ayo Ata sayang, masuk ke mobil kita pulang" ucap kak Fariz setibanya diluar restoran.

"Tapi Kak barang-barang aku masih di hotel", jawabku.

"Biar nanti Kakak yang Urus."ucap Kak Fariz padaku.

Aku hanya mengangguk karena terlalu lelah berdebat dengannya.

Rasanya benar benar sakit, aku harus duduk di mobil bersama orang yang aku cintai yang akan segera menjadi milik orang lain.

Aku menatap nanar keluar jendela mobil, fikiranku benar-benar kacau. Semakin malam terasa semakin dingin. Mungkin aku terlalu capek dengan kejadian hari ini. Aku memasukkan kedua tanganku kedalam hijab yang aku gunakan bermaksud ingin menghangatkannya.

Tiba-tiba Kak Fariz melepas jasnya dan memasangkannya padaku. "Pakai ini yaa biar gak dingin"

Selesai memasangkan jasnya padaku. Dia merogoh tas kecil, dia mengambil sarung tangan hitam dan mengenakannya di kedua tanganku.

"Biarkan aku menjagamu untuk malam ini", ucap Kak Fariz lagi.Aku bergeming melihat semua perlakuannya.

Tidak hanya itu, dia melepaskan heels yang aku pakai sedari tadi. Seolah paham kakiku sudah cukup lelah mengenakan sepatu ber hak tinggi.
Dia melepaskan kedua sepatu heelsku dengan lembut dan menggantinya dengan sandal yang lebih nyaman. Dia terlihat begitu menyayangiku.

Ya Rabb, andai saja aku ditakdirkan bersamanya. Betapa beruntungnya aku. Tapi aku harus ikhlas dengan jalan ini, aku harus kuat menyaksikan orang yang aku cintai sejak lama menikah dengan sahabat yang aku sayangi.

Rasanya sungguh lelah, aku mulai merasa ngantuk.

###
Fariz Naufal Akbar POV
Rasanya aku ingin lari dari hari esok. Aku tak sanggup menyakiti hati Ata. Bukan hanya Ata, aku juga sakit. Bahkan sangat sakit.
Melihatnya tertidur pulas disampingku dengan mata Sembabnya membuatku tak berdaya, membuatku lemah. Betapa aku merindukan setiap saat bersamamu Ata tapi bukan untuk berpisah.

Bidadari surgaku yang begitu tulus lebih mementingkan perasaan orang lain dibanding perasaannya sendiri. Betapa mulianya hatimu. Maafkan aku yang begitu sering melukaimu. Jangan bersedih lagi Ata meski esok kita akan kembali menjadi orang asing.

***
Setelah perjalanan sekitar 3 jam, akhirnya sampai di Tasikmalaya. Kami tiba sekitar pukul 12 malam. Ata masih tertidur dengan pulas. Wajahnya begitu syahdu. Aku tak tega membangunkannya. Aku mengangkatnya sendiri ke kamarnya. Kedua orang tuanya terkejut dengan kedatangan kami. Dan meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Ata bisa bersamaku.

Akhirnya aku berbincang cukup lama bersama kedua orang tua Ata. Bahkan aku mencurahkan segala penyesalanku disana. Mereka sama tulusnya dengan Ata, meski aku telah menyakiti anak semata wayangnya tapi mereka masih mau mengerti keadaanku.

Aku menitipkan kembali Ata kepada orang tuanya. Memohon maaf atas semua yang terjadi dan menitipkan satu kotak kado kecil untuk Ata. Sekitar pukul 1 pagi aku pamit pulang ke rumah untuk beristirahat karena besok hari akan berlangsung pernikahan ku dengan Rein. Yang ku harap tak akan pernah terjadi.

###

Ada tim AtaFariz gak disini? Atau malah FarizRein?? 🙆

Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang