Mawar Cantik Milikku

1.4K 77 9
                                    

*Almira Reynata Puteri POV*
Hari yang melelahkan namun sangat menyenangkan. Persis pribahasa sambil berenang minum air. Hal yg membahagiakan ketika melakukan hobi dan mendapat bayaran. Modeling adalah hobiku dan aku mendapatkan uang karena itu. Aku sangat bersyukur kini bisa membayar biaya kuliah dari hasil keringatku sendiri.
**
"Aku merasa cukup lelah hari ini" gumamku manatap cermin di depan meja rias.
Tapi aku penasaran ada apa dengan Nanda tadi. Mungkin dia mau ngasih surprice buat aku karena sebentar lagi aku ulang tahun. Pikirku menebak-nebak.

"Pakai baju mana nih?" gumamku sambil membuka koperku. Aku cuma bawa satu gaun, warnanya merah maroon dan beberapa outfit casual. Gaun maroon ini sebenarnya sederhana tapi terlihat glamour dengan manik manik dibagian pinggang. Sempat ragu karena warnanya yang terlalu mencolok, tapi Nanda bilang aku harus dandan cantik. Dan aku merasa malam ini akan jadi malam yang sangat special buat aku. Aku bergegas bersiap untuk menemui Nanda.
***
Aku telah siap, berjalan keluar hotel dan terkejut karena mobil mewah berwarna hitam telah menungguku.
Seseorang keluar dari mobil dan bertanya,"Apakah Nona bernama Reynata Almira Puteri?" tanyanya sopan.

Aku bingung darimana pria berkacamata hitam itu tau namaku. Aku hanya mengangguk pertanda membenarkan pertanyaannya.

"Silahkan masuk"ucapnya sambil membuka pintu mobil bagian belakang.

Siapa sebenarnya yang menyiapkan ini, apa mereka orang jahat. Aku sedikit takut, tapi akhirnya aku masuk ke dalam mobil. Barangkali ini salah satu kejutan dari Nanda. Setauku Nanda memang anak orang kaya, tapi aku gak tau kalau sampai sekaya ini. Pikirku kebingungan.

Sebelum berangkat seseorang berjas hitam persis seperti jas supir mobil mewah yang aku tumpangi ini memberiku seikat bunga mawar merah.
Lagi lagi aku dibuat kebingungan.

Mawar kesukaanku. Aku tersenyum menatap mawar mawar itu. Baunya juga wangi aku suka. Ada kartu ucapan yang terselip di dalamnya. Sebait puisi indah tertulis disana.

Mawar telah tumbuh dengan cantik, beruntungnya aku bisa menanam dan merawatnya dengan segenap rasa. Mawar itu Ata, dan pemiliknya adalah aku. Sekali lagi mawar cantik itu milikku🌹

Seketika pipiku memerah, senang namun membuatku kebingungan. Tanda mawar merah diakhir puisi seperti yang pernah Kak Fariz tuliskan untukku. Dan tadi sore aku melihat sosok Kak Fariz saat fashion show. Apa itu benar dia? Apa mungkin semua ini Kak Fariz yang mempersiapkan?
Tidak, tidak mungkin. Besok Kak Fariz akan menikah. Untuk apa dia melakukan ini untukku sedangkan besok adalah hari kebahagiaannya dengan perempuan lain.

"Silahkan Nona, sudah sampai" ucap pak supir membuyarkan lamunanku.

Aku turun dari mobil kemudian melangkah masuk sebuah restoran klasik namun sangat nyaman, dekorasinya aku sangat suka terutama tamannya begitu indah dengan lampion lampion yang menyala.

Aku baru tersadar kalau restoran ini sepi, tidak ada pengunjung lain selain aku. Apakah restoran ini khusus dipesan untukku malam ini?

Aku melihat ada taburan mawar disepanjang jalan di dalam restoran seolah menuntunku menuju seseorang.
Aku mendengar suara lembut bernyanyi di depanku dengan diiringi gitar. Dia membelakangiku. Tapi suaranya, suara yang membuat hatiku bergemuruh rindu. Suara yang telah lama tak aku dengar. Aku berlinang air mata mendengarnya. Dia bernyanyi lagu jangan rubah takdirku.

Aku semakin tak percaya ketika dia berbalik dan mendekat. Ya Rabb. Ini benar dia. Apa aku mimpi? Aku menangis kemudian menutup wajahku dengan kedua tanganku. Merasa tak percaya dengan siapa yang ada didepanku saat ini.

"Tolong jangan menangis. Ya, ini aku Fariz"

Dia memegang kedua tanganku seolah ingin meyakinkan bahwa dia ada untukku.

"Jangan menangis, aku mohon. Aku tak bisa melihatmu bersedih lagi. Maafkan aku." sambung Kak Fariz.

Aku mencoba membuka mata dan menatap orang didepanku. Betapa bahagianya aku bisa melihatnya sedekat ini. Masih seperti dulu dia begitu tampan sangat cocok dengan jas hitam dan kemeja maroon yang dia kenakan. Aduuh lagi melow masih juga aku terpesona. Sadar Ata!

"Kak Fariz" sahutku serak.

"Iya Ataku, ini aku!" jawabnya.

Dia bilang Ataku? Membuatku bahagia sekaligus kebingungan.

"Apa maksud dari semua ini?"
Tanyaku padanya.

"Aku mencintaimu Ata, sudah sejak lama. Aku ingin selalu bersamamu!" jawabnya terlihat begitu tulus, aku melihat ada linangan air mata disudut matanya.

Sungguh ini yang aku inginkan sejak lama bersama dengannya dan mendengarkan pengakuan cintanya. Aku benar-benar bahagia. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Aku tidak mau menikah dengan perempuan lain. Aku hanya ingin bersamamu. Bidadari dunia dan akhiratku. Hatiku tak pernah berpaling darimu Ata. Aku mencintaimu." sambungnya.

Aku tidak bisa berkata apapun, aku hanya menangis mendengar semua perkataannya.

"Kenapa baru sekarang Kakak bilang? Sedangkan besok hari pernikahan Kakak dengan Rein" tanyaku tercekat.

"Iya aku salah, aku yang terlalu lemah. Aku yang terlalu membuatmu menunggu lama, aku yang terlalu pemarah dan cemburu melihatmu bersama pria lain tanpa tau yang sebenarnya. Aku minta maaf Ata.
Awalnya aku ingin menjagamu dari jauh, aku ingin mendekat ketika memang kita benar-benar siap membangun rumah tangga. Aku tidak mau kita dekat tanpa adanya ikatan suci yang hanya akan mendekatkan pada dosa. Namun masalah demi masalah membuat kita semakin jauh, tapi percayalah hati kita tetap dekat. Kamu tetap satu-satunya dihatiku. Maafkan aku Ata"jelasnya.

Kulihat ada tangis dimatanya, hatiku teriris. Laki-laki yang aku cintai menangis didepanku karena aku.

"Kak Fariz, aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu. Aku rindu setiap saat bersamamu. Aku tidak ingin kamu menjadi milik orang lain tapi aku juga tidak bisa menyakiti hati sahabatku sendiri. Rein sahabatku kak." aku melihat Kak Fariz tertunduk lesu.

"Menikahlah denganku dan aku akan membatalkan pernikahanku dengan rein!"

"Tidak Kak, aku tidak bisa" jawabku pelan.

"Sampai kapan kita akan terus begini Ata? kita saling mencintai tapi kenapa kita tak bisa bersama!" Amarah Kak Fariz semakin pecah, dia menjambak rambutnya pertanda menyesali semuanya.

"Sudah Kak, jangan seperti ini. Aku bahagia tau kalau kakak juga mencintaiku selama ini. Kakak juga harus bahagia bersama Rein"

"Ata!, aku sayang kamu bukan Rein" jawabnya sedikit membentak. Dia terisak, sungguh membuat hatiku sakit.

"Aku tau Kak, tapi sudah terlambat. Aku tetap bangga padamu. Jadilah pria sejati. Menikahlah dengan Rein aku mohon ." ucapku yang juga terisak.

"Jodohku itu Kamu bukan dia."

"Cukup Kak, cukup." ucapku mencoba menenangkannya.

"Aku mencintaimu Ataku, kamu milikku. Mawar merahku"

Hening beberapa waktu setelah kami mencurahkan semua isi hati. Kami perlu waktu untuk berpikir jernih.

"Kak, aku sudah ikhlas. Menikahlah dengan Rein. Bahagiakan dia. Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku"ucapku tenang

"Baiklah kalau itu keputusanmu, tapi kamu harus pulang denganku dan menghadiri pernikahanku besok", balas kak Fariz padaku.

Aku terdiam merasa hatiku begitu sakit.

###

Ada yang baper gak baca part ini?? Kira kira endingnya bakal sedih atau happy yaaaa?
Stay tune terus yaaa ❤ beberapa part lagi menuju akhir 😊

Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang