Bukan Untukmu

1.7K 66 1
                                    

Aku beruntung hari minggu ini tidak ada kegiatan apapun di kampus jadi aku bisa menengok Kak Reyhan yang sedang demam. Padahal biasanya walaupun hari libur, selalu ada kegiatan baik dari BEM maupun dari UKM KAN. Semalam aku sempat menanyakan alamatnya dan ternyata tidak terlalu jauh dari kampus.

Aku sudah siap lengkap dengan bubur ayam buatanku sendiri. Semoga Kak Reyhan suka dengan masakanku. Sebelum berangkat aku berpamitan dahulu pada orang tuaku.

Sekitar 40 menit aku sampai ke rumah Kak Reyhan.
Aku turun dari motor maticku. Aku tepat berada di depan rumah besar dengan halaman yang sangat luas. Penuh dengan pohon rindang. Tanamannya juga sangat terawat apalagi taman bunga yang terletak di sebelah kanan rumahnya Kak Reyhan ini sangat cantik. Di sana ada kursi kayu bercat putih. Pasti aku akan sangat senang membaca buku disana.

Tiba-tiba lamunanku buyar ketika seorang satpam menegurku. "Neng, cari siapa ya?"

"Eh, ini pak saya temannya Kak Reyhan. Apa Kak Reyhannya ada? " Ucapku menjelaskan.

"Oh ada Neng. Mas Reyhannya hari ini ada di rumah. Tadi nyonya bilang Mas Reyhan agak kurang enak badan," jawab pak satpam ramah.

"Oh begitu pak, boleh saya masuk?" Tanyaku. Pak satpam belum memperbolehkanku masuk malah asyik mengajakku ngobrol.

"Eh iya boleh kok neng, bapak jadi lupa mempersilakan neng masuk" Dia terkekeh seraya membukakan gerbang yang tingginya dua kali tinggiku.

"Iya gak papa kok Pak, "balasku tersenyum padanya.

Aku pun melangkah menuju pintu berukuran besar berwarna coklat tua. Namun langkahku terhenti ketika seseorang menepuk pundakku pelan.
"Maaf kamu siapa ya? " Tanyanya padaku.

Kulihat wanita di depanku ini berusia sekitar 40 tahunan. Namun dia masih terlihat cantik diusianya. Senyumnya sangat manis seperti mamahku. Aura keibuannya begitu kuat.

"Perkenalan nama saya Almira Reynata Putri tante, saya adik tingkatnya Kak Reyhan" Aku memperkenalkan diriku padanya.

"Oh jadi kamu yang namanya Ata. Ah tante seneng banget bisa ketemu kamu. Reyhan sering cerita tentang kamu" Balasnya sambil memelukku.
"Ternyata kamu lebih cantik dari apa yang tante pikirin ya".

Aku hanya diam menerima pelukan ibunya Kak Reyhan pipiku memerah. Kak Reyhan sering membicarakanku pada ibunya? Aku jadi malu. Padahal aku tidak pernah membalas perasaanya.

"Tante pasti ibunya Kak Reyhan ya, tante juga cantik" balasku tersenyum hangat.

"Iya Ata. Eh udah yuk masuk Ta, kayaknya Reyhan udah gak sabar pengen ketemu kamu" Mamah Kak Reyhan menggenggam tanganku untuk mengikutinya.

"Iya tante, " Balasku mengikuti langkahnya.

"Kamu langsung aja ke kamar Reyhan di lantai 2, nanti tante bawain kamu minuman kesana. "

"Maaf ya tante aku jadi ngerepotin tante"

"Enggak kok tante seneng kamu kesini, tante udah lama pengen punya anak perempuan" Dia tersenyum sambil membelai pipiku.

"Makasih tante"Balasku kemudian pergi ke tempat Kak Reyhan.

"Assalamualaikum kak"aku mengucap salam ketika memasuki kamar Kak Reyhan. Dia tampak sangat pucat, mata coklatnya terlihat sangat lemah.

"Waalaikumsalam, Ata kamu udah sampai"balasnya.

"Iya kak, gimana kak udah enakan? ,maafin aku ya kak gara-gara aku kakak jadi sakit kaya gini" Aku menunduk menyesal.

"Hush, gak boleh ngomong kaya gitu. Bukan gara-gara kamu kok kakak aja yang lagi gak fit badannya"

"Kakak pucat banget, kakak udah makan? " Kak Reyhan terlihat sangat lemah. Suarnya terdengar parau.

"Belum Ta, gak enak ah makan juga. "

"Gak boleh gitu kak, kakak harus cepet sembuh." Aku tak tega melihatnya yang selalu ceria kini tergolek dengan lemah.

Tok.. Tok.. Tok
Kulihat ibu Kak Reyhan masuk ke kamar ini.
"Di minum dulu Ta! "

"Iya tan, makasih"Balasku tersenyum lembut.

"Ya udah tante permisi dulu ya, masih banyak pekerjaan di dapur"

"Oh iya Tante"

Tiba-tiba kak Reyhan menggenggam tanganku.
"Ta,  makasih ya kamu udah mau nengokin kakak. Kakak seneng banget. Kamu segalanya buat kakak"

Aku hanya diam terpaku. Dia begitu mencintaiku. Sedang aku tak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Aku hanya menganggapnya seperti kakakku sendiri.

Aku melepaskan genggamannya.
"Makan dulu kak, mau aku suapin? "

"Mau Ta! "Dia terlihat langsung semangat duduk di depanku.

Aku pun langsung menyuapinya dengan pelan. "Gimana kak enak gak bubur buatanku? "

"Enaknya kebangetan ini mah Taaaa!"Jawabnya dengan gaya pleonasmenya.

"Syukur deh kalau Kakak suka," sekejap saja buburnya sudah hampir habis. Kak Reyhan menyantapnya dengan sangat lahap.

Tiba-tiba derrt . Handphoneku bergetar.
Nama Kak Fariz muncul di layar hpku
"Sebentar ya kak, aku balas pesan dulu" Aku berhenti menyuapinya.

"Iya Ta" Balas kak Reyhan.

Aku membalas pesan dari Kak Fariz dengan senyum tersungging di bibirku. Sesekali kulihat Kak Reyhan hanya menatapku bingung.

"Assalamualaikum Ata"

Kubalas pesan darinya,"Waalaikumsalam kak".

"Ata, 2 hari lagi kakak akan diwisuda. Kamu harus datang ya buat dampingin kakak"

"Apa kak? Aku dampingin kakak?, " Balasku padanya. Benar-benar gak habis pikir setelah sikapnya yang semakin dingin akhir-akhir ini, tiba-tiba dia malah mengajakku menghadiri acara wisudanya. Tapi sungguh, aku bahagia. Hatiku rasanya dibuat melayang. Ah aku semakin gemas dengan sikapnya.

Derrrt. Balasan dari Kak Fariz lagi.
"Iya, pokonya kamu harus datang ya."

Dasar kating sarap!! Beraninya dia memaksaku untuk menuruti permintaannya. Emang aku cewe apaan? Tapi tanpa dipaksapun aku mau kok hehe.

Kak Reyhan menjentikkan jarinya di depan mataku. Membuyarkan lamunanku.
"Pesan dari siapa?"Tanyanya mengintrogasi.

"Enggak kak bukan siapa-siapa hehe",

"Masa bukan siapa-siapa kamu bacanya sambil senyum-senyum gitu"

"Enggak kok kak ini cuma temen aku"

"Cowo ya? "

"Iya kak" Dia terdiam mendengar jawabanku. "Kak aku pamit dulu ya. Aku ada acara keluarga hari ini. Ada keluarga dari bapak yang akan menikah." Aku sengaja mengalihkan pembicaraannya agar dia tidak bertanya lebih banyak.

"Oh ya udah kalau gitu" Raut wajah Kak Reyhan terlihat sangat kaku berbeda dengan saat sebelum menerima pesan dari Kak Fariz. Apa dia cemburu?

"Kakak diminun ya obatnya. Cepet sembuh. Ata pulang dulu. Assalamualaikum " Aku tersenyum lalu beranjak meninggalkannya.

"Waalaikumsalam"Jawabnya singkat.
Tanpa menoleh padaku.

***

Yeay udah nyampe part 10. Ada kejutan di part 11 lhoo 😊

Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang