Gaun Berhiaskan Berlian

1.6K 69 0
                                    

Aku mengunci kamarku pelan. Menghempaskan tubuh yang letih ini ke atas pulau kapuk. Tangis ini tak dapatku tahan lagi. Sejak tadi aku berusaha menerima semua permintaan orang tuaku walau hati berkata lain. Ada rasa perih dalam hati. Ada rasa bingung berkecamuk.
Andai saja Kak Fariz memiliki perasaan yang sama denganku. Sudah pasti aku akan menolak perjodohan ini. Tapi dia hanya menggantungkan hatiku layaknya jemuran yang tak kunjung kering karena cuaca hujan. Menyedihkan sekali bukan?

Tok.. Tok.. Tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku.
Dengan nafas berat, aku beranjak dan menyeka air mataku. "Ada apa Mah? "

"Ini ada kiriman paket buat kamu. " Jawabnya dari luar. Aku rasa aku tidak memesan barang apapun hari ini.

Aku membuka pintu dengan setengah hati. Mamah menyerahkan sebuah kotak dibungkus kertas buram berwarna cream. "Thank you mom" Ucapku sambil menutup kembali pintu.
Aku tidak bertanya dari siapa paket ini. Rasanya tidak penting. Moodku sudah benar-benar hancur hari ini.

Aku mencuci wajahku. Tergambar jelas mata sembabku di cermin. Aku menyalakan shower, membiarkan air mataku berbaur dengannya.

Setelah selesai aku segera mengambil wudhu dan melakukan salat ashar. Hatiku kembali lebih tenang. Aku serahkan pada-Mu ya Allah. Engkau yang maha membolak-balikkan hati manusia. Tunjukan yang terbaik untukku untuk mencari ridhomu. Ku sematkan doa setelah salat.

Butiran tasbe bergulir di tanganku. Bibirku mengucapkan dzikir dengan suara pelan. Senyum mengembang di pipiku. Rasanya nyaman, sungguh hatiku menghangat. Aku tahu Allah Swt selalu bersamaku. Aku tidak perlu risau untuk hal apapun.

Aku melirik kotak paket yang tadi ibu antar ke kamarku. Aku membereskan mukena dan sajadahku. Perlahan ku buka paket itu. Ku sobek kertas pembungkus itu. Terlihat kotak berwarna merah muda, ya warna kesukaanku ini membuatku semakin penasaran. Aku mukai membuka tutupnya.

Aku dibuat takjub dengan isi dari kotak itu. Mataku mengerjap beberapa kali. Mulutku menganga sekian menit. Untung saja air liurku tidak sampai menetes.
Ini sebuah gaun cantik berwarna silver yang terlihat mewah dan elegan. Bordirannya berkilaukan berlian. Entah sungguhan atau tidak tapi ini sangat indah. Ukurannya sangat pas dengan badanku. Terdapat variasi dibagian dada hingga tak terlalu menunjukkan lekuk tubuhku jika aku pakai nanti.

Tunggu..tunggu siapa yang memberiku gaun seindah ini. Apa Kak Lui? Atau Kak Reyhan ? Tidak, untuk apa mereka memberiku gaun ini.

Tiba-tiba sebuah kartu ucapan jatuh dari gaun ini. Bentuknya hati entah mengapa aku suka.

Ata apa kamu suka gaunnya? Besok pakai gaun ini ya ke acara wisuda kakak.

Fariz

Hah? Kak Fariz? Ngasih aku gaun seindah ini? Ini benar benar tidak dapat dipercaya aku yakin gaun itu sangat mahal. Kenapa untuk acara wisuda saja harus membeli gaun semahal ini. Tapi jujur bahagia sekali rasanya. Jantungku seperti yang sedang lari maraton. Pipiku layaknya udang rebus yang baru matang.
Ah Kak Fariz kamu paling bisa bikin aku melayang. Tapi sedetik kemudian kamu jatuhkan.

Tunggu. Ini maksudnya gambar hati di belakang nama Kak Fariz apa ya. Apa jangan-jangan dia sudah mulai menyukaiku.
Tidak! Tenang Ata kamu jangan ke-GR-an dulu. Bukannya sudah sering dia bertindak semanis ini. Tapi ujungnya apa sakit lagi.

***

FARIZ POV

Aku memberi Ata kejutan hari ini. Aku harap dia suka. Sengaja aku pilih warna silver karena aku rasa cocok untuk warna kulitnya yang kuning langsat itu. Aku juga akan memakai baju berwarna silver besok.  Jadi aku dan dia akan terlihat sangat serasi hehe.

Bundaku sudah meninggal. Ayahlah sebagai orang tua tunggal untukku. Walaupun aku ragu ayah akan datang besok dia lebih peduli pada pekerjaannya dari pada aku, aku rasa. Jadi aku meminta Ata datang besok dia harus menemaniku. Dia orang yang special dihatiku.
Besok aku akan menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat. Disaksikan oleh orang yang aku cintai. 1 step closer. Aku akan melanjutkan S2 sambil memapankan diriku. Aku tidak mau harta ayahku. Aku ingin mandiri dan sukses karena usahaku sendiri setelah itu aku akan melamarmu Ata. Bersabarlah. Aku sudah tak sabar untuk hari besok.

***

Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang