Senyum yang Aku Rindukan

1.3K 60 4
                                    

Almira Reynata Puteri POV

"Assalamualaikum mah, pak Ata pulang"

"Waalaikumsalam, sayang kok kamu nangis?" Tanya mamah terkejut.

"Mah Ata gak kuat mah" kupeluk mamah hingga tangisku semakin pecah.

"Sini sayang duduk dulu. Tarik nafas tenangin diri dulu"

Setelah aku berhenti menangis mamah baru bertanya padaku. "Ada apa sayang? Mau cerita sama mamah"

Aku menatap mamah, kemudian menghapus air mataku.
Ku peluk mamah sambil menceritakan apa yang telah terjadi.

"Mah barusan aku menolong orang yang akan tertabrak mobil. Dan ternyata orang itu adalah Om Ridwan ayah Kak Fariz mah."

"Oh ya? Tapi kamu gak papakan sayang? Bagaimana dengan Om Ridwan apa dia terluka?"

"Engga kok mah, Alhamdulillah Allah selalu menjaga aku. Om ridwan juga gak papa mah. "

"Alhamdulillah kalau gitu. Itu tangan kamu luka sayang?"

"Iya mah tadi kegores sedikit"

"Ya udah mamah obatin dulu luka kamu ya"
Mamah pergi mengambil kotak P3K kemudian membersihkan dan membalut lukaku dengan pelan.

"Mah Ata belum selesai cerita," ucapku merajuk.

"Iya sayang, lanjutannya gimana?"

"Tadi Om Ridwan bicara sebentar sama aku. Dia bilang Lusa Kak Fariz akan menikah mah", nada suaraku lemah dan tercekat.

Mamah memelukku erat.
"Beliau bilang Kak Fariz masih mencintai Ata mah, tapi Kak Fariz terpaksa mau menikahi Rein untuk menyelamatkan bisnisnya Om Ridwan", Aku menangis lagi, mamah menggenggam tanganku erat sambil mengelus puncak kepalaku.

"Om Ridwan ingin aku kembali dengan Kak Fariz dan membatalkan pernikahan itu. Tapi perempuan yang akan dijodohkan dengan Kak Fariz itu Rein mah sahabat SMP Ata. Ata gak mungkin nyakitin Rein mah. Ata harus gimana mah?"

Mamah menghela nafas panjang. "Kamu tahu yang terbaik untukmu sayang, ikuti kata hatimu. Serahkan pada pemilik cinta.", ucap mamah lembut seraya mengusap air mataku.

"Terimakasih mah" ku peluk erat mamah untuk sejenak melupakan kisahku yang begitu rumit ini.

***
Subuh sekitar pukul 04.00 aku berangkat ke Bandung untuk fashion show yang akan dilaksanakan sore harinya.
Aku sudah ikhlas, jika harus melepas Kak Fariz sepenuhnya. Meski aku tahu kami saling menyimpan rasa.

Aku tau Apa yang telah Allah takdirkan untukku, takkan Allah biarkan menjadi milik orang lain. Jika akhirnya Kak Fariz menjadi milik Rein, itu artinya dia bukan takdirku.

Setelah aku sampai di bandung. Aku langsung prepare untuk fashion show nanti. Disini aku bertemu banyak relasi baru. Membuatku sedikit sibuk hingga dapat melupakan sekejap tentang Kak Fariz.
Aku sangat mencintai profesiku sekarang. Mengenakan berbagai gaun indah hasil karya para designer ternama. Aku percaya setiap motif, warna dan desain adalah kreativitas para designer yang dibuat dengan penuh cinta. Karya-karya mereka dapat menutup aurat dan mempercantik muslimah-muslimah yang ada di dunia. Aku menikmati setiap moment ini.

Aku mengenakan gaun berwarna merah muda. Warna kesukaanku. Begitu cantik. Aku sangat menyukainya. Riasan makeup yang soft aku fikir sangat cocok denganku.

"Kamu terlihat seperti barbie, sayang" ucap designer menatapku yang telah siap untuk catwalk.

"Ah kakak makasih ya. Berkat gaun ini aku terlihat cantik. Aku senang sekali diberi kesempatan untuk mengenakan gaun indah ini."

"Sayang kamu terlalu berlebihan, kamu ini model ternama. Banyak sekali yang ingin kamu menjadi modelnya. Harusnya kakak yang berterimakasih padamu"ucap kakak designer yang sedang naik daun belakangan ini. "Kita sama-sama beruntung berarti ya"sambungnya.
Kami tertawa bersama. Aku merasa lebih bahagia saat ini.

Tiba saatnya aku memperagakan gaun dari designer terkenal. Dengan bangga aku melangkah dengan percaya diri. Terasa sangat menyenangkan sebelum aku melihat sosok orang yang ingin aku hidari saat ini. Dia menatapku dengan begitu manis, senyumnya membuat duniaku teralihkan. Aku tersipu melihatnya, wajah yang selama ini aku rindukan.

Sempat beberapa menit aku berpose terlalu lama karena terkejut dengan kehadirannya. Untung saja aku segera tersadar kalau aku sedang ada dalam fashion show, aku harus profesional.
Aku menyelesaikannya dengan baik, kulihat diekor mataku dia masih menatapku.
Ah rasanya aku jadi salah tingkah, untuk apa dia datang ke acara ini. Jauh jauh dari tasikmalaya ke bandung hanya untuk menyaksikan fashion show kurasa tak mungkin kalau tidak begitu penting. Apalagi besok dia akan melangsungkan pernikahan.

Selesai itu, di back stage aku melepas nafas lega. Setidaknya tadi aku masih bisa menyelesaikan tugasku meski sedikit terganggu gara-gara kehadirannya.

Tim memberiku air minum.
"Apa kau baik-baik saja Ata?"Tanya salah satu rekan modelku.

"Tentu, tentu saja aku baik"balasku sambil tersenyum.

"Kamu terlihat kecapean Ata"

"Iya mungkin sedikit kecapean, tapi gak papa kok."Balasku.

Seseorang memanggilku dengan cukup nyaring. Suaranya aku kenal, seperti suara Nanda. Ah mungkin aku salah dengar, aku benar benar terlalu banyak fikiran akhir akhir ini.

"Ta! Ata!, ih kamu aku panggil panggil kok gak nyaut sih."
Aku masih melongo melihat Nanda marah padaku.
"Kok kamu bisa ada disini?"
Nanda terlihat kebingungan dan malah mengalihkan topik pembicaraan. "Ata kamu cantik banget, tinggal nunggu pangeran berkuda dateng nih"godanya padaku.

"Apaan sih nan kamu ini, kamu belum jawab pertanyaan aku. Kamu kenapa kesini? Ngefans sama aku sampe ngikutin aku kemana mana hah?"

"Idih ampun deh Ta, kok kamu bisa senarsis ini untung sayang haha" balasnya.

"Nan jawab dong!" tanyaku mulai geram.

"Kalau kamu mau tau jawabannya kamu datang ke restoran kalista jam 8 malam ya, dandan yang cantik jangan lupa." jawab Nanda semakin membuatku penasaran.

###




Calon Imam IdamankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang