"Daru!! " teriak Vanya memanggil Daru. Yang dari tadi Daru hanya berjalan saja tanpa menoleh kebelakang. "Daru, berhenti napa! " Vanya berlari menuju Daru lalu akhirnya dia menangkap tangan Daru. Tetapi Daru menepisnya.
"Apaansih" cuek Daru yang malas untuk meladeni satu anak ini."Apa yang lo laku-in sama temen gue. Hah, lo tega-teganya bilang sperti itu. Sampai dia pergi naik mobilnya sendiri. Lo tau kan apa yang lo perbuat itu bisa bahaya tau nggak. Kalau dia kenapa kenapa-kenapa gimana? "
Daru hanya diam tidak menjawab. pertanyaan Vanya yang dari tadi menyerocos hanya dibales dengan muka datarnya Daru. Kini Daru merasa bersalah karna membiarkan teman dan sekaligus ia anggap sebagai kekasihnya itu pergi sendiri menggunakan mobilnya. Jika ada apa-apa gimana dengannya?
Daru langsung pergi meninggalkan Vanya. Sementara Vanya melongo atas kepergian Daru karena dia belum selesai bicara tapi Daru pergi begitu saja. Tidak Sopan! Vanya teriak nama Daru.
"Daru, WOY LO MAU KEMANA?! " teriak Vanya.
Menurut Vanya teriakannya sudah paling kencang. Memang Vanya memiliki suara yang super-super kenceng seperti Toa.
Tapi Daru tidak menanggapinya dan langsung pergi tanpa mengasihi tahu ia ingin kemana.
"Bego, kenapa lu ngebiarin gitu aja. Rere pergi sendiri naik mobilnya sih, Dar... , kalau ada apa-apa gimana? " gumam Daru.
Ia sangat marah sekali sama dirinya sendiri. Daru langsung menancapkan gas mobilnya itu dengan kecepatan 45km/jam. Jalan begitu sepi. tapi, tetap saja dia harus berhati-hati. Daru mengejar mobil Rere dengan GPS nya itu.
Ditengah jalan ada kerumunan orang banyak yang lagi melihat sesuatu, seperti sebuah kecelakaan.
Daru langsung menghentikan mobilnya itu dan turun dari mobil. Lalu menghampiri kerumunan orang. Ia terpaksa menerobos. Dan tepat didepan.Itu mobil Rere, dan itu Rere. Batin Daru yang merasa terkejut dan langaung menghampiri Rere.
"Ree, lo kenapa?, kenapa bisa seperti ini sih, Ree? Bangun Ree" Daru menggoyangkan tubuh seseorang yang terbaring dan dikening yang berdah karna berbenturan dengan stir. Seseorang itu adalah Rere seorang yang disukai Daru. Daru langsung membawa Rere kedalam mobil yang dibantuin oleh beberapa warga membawa ke mobil Daru. Daru pun langsung membawa ke rumah sakit terdekat.
***
Daru langsung menelpon Vanya dari Fariz. Dan mereka berdua langsung menuju ke rumah sakit. Sambil menunggu dokternya keluar. Sampai tibalah kedua temannya itu tang secara bersamaan."Dar... Gimana keadaan Rere sekarang? " cemas Vanya yang dikabarkan oleh Daru, bahwa Rere kecelakaan.
"gimana itu bisa terjadi dan apa Rere baik-baik aja Dar. " Cemas Fariz. Vanya melirik kearah Fariz, sepertinya Fariz sangat lebih Cemas dengan Rere. Seketika dadanya sesak ternyata seorang yang disukai Vanya malahn menyukai sahabatnya sendiri. Dan itu adalah Rere. Tapi, ia urungkan sementara. Yang sedang ia pikirkan dan terpenting adalah keadaan Rere. Apakah Rere bisa siuman.
"Gue nggak ngerti lebih jelas, yang gue liat itu mobilnya rusak habis, nabrak pohon besar. " ucap Daru. Ia masih kesal dengan Fariz, karna Farizlah Rere jadi seperti ini. Coba kalau Fariz tidak datang. Pastunya Rere nggak kenapa-kenapa sekarang.
"ini semua gara-gara lo. Coba kalau lo nggak dateng. Pasti Rere nggak apa-apa." Daru menunjuk dengan telunjuknya itu kearah Fariz bahwa ini salahnya dia.
"kok, salah gue sih. Adanya lo yang salah, tau nggak lo. Hah" tegas Fariz yang kali ini suaranya sangat kencang.
"udah, udah. Kalian ini ya, ini rumah sakit. Nggak boleh ada yang berisik. Lo berdua tau kan ini tuh Rumah sakit. Ngerti nggak?! " Vanya mencoba merensamkan emosi kedua temannya itu. Tapi, seketika pintu Ruangan Rere terbuka. Keluarlah seorang dokter.
"Dok, gimana kedadaan teman kami?" ucap Daru yang merasa cemas.
"apa kalian kerabatnya?" tanya dokter itu.
"Iya, kami semua temannya Pasien. " cepat Daru menjawab.
"huftt... " dokter itu menghelakan nafasnya sejenak. Sementara yang lain masih menunggu jawaban sari dokternya.
"Pasien..., pasien tidak bisa tertolong. Pasien sudah meninggal. Kami sudah berusaha keras untuk menolong pasien. Jadi, maaf kan kami"
Daru dan yang lain merasa terkejut dan merasa tak menyangka temannya itu meningalkan mereka semua slamanya.
"Dokter bohongkan, itu tidak mungkin terjadi" Vanya menutup mulutnya yang masih shock. Dokter hanya meyakinkan Vanya. Daru masih diam mematung seperti tubuhnya tidak bisa untuk digerakan. Sedanfkan ia menangis atas kehilangan Rere. Ia tidak menyangka.
Fariz juga sayang sama Rere sama seperti Daru. Tapi ia tidak menyadari bahwa halnya sahabatnya itu Vanya juga sayang sama ia. Tapi, ia tidak tahu kalau Vanya sayang sama ia.
***
Sejak kejadian itu Daru lebih menyendiri, jarang keluar rumah dan lebih cuek seperti tidak ingin diganggu. Tidak lain halnya dengan Vanya ia tidak seperti Daru, ia masih keluar rumah itupun jika ada kerja kelompok selain itu ia malas untuk keluar untuk gal yang tidak penting.
Sementara Fariz kini ia malah menghilang tanpa pamit kepada Daru dan Vanya. Ia menghilang begitu saja.
-DARU-
KAMU SEDANG MEMBACA
DARU {COMPLETED} ✔
Teen Fiction"kan dia sahabat gue, gue berhak kasih tau ke Vanya tentang apapun yang terjadi sama gue. Emang lo siapa gue? Berhak ngebentak gue gitu." Kerlin kesal sama Daru kenapa dia berubah drastis seperti ini. Semalem dia romantis tapi sekarang kenapa dia...