Baru saja aku merasa sebuah kebahagian. Tapi, sekarang sudah tertutup kembali
Deruan ombak yang datang-kembali memporak-poranda suasana dimalam hari, hari ini, malam ini adalah hari bahagia bagi sosok dua insan yang sedang duduk dipasir pantai yang lembut. Memandangi keindahan yang terpampar dimalam hari, ditemani angin malam.
"Gue suka liat lo bahagia kayak gini. " papar Daru yang melihat Kerlin tersenyum bahagia sambil menikmati angin yang mengelilingi mereka.Kerlin yang mendengar itu merasa dirinya bahagia tiba-tiba saja pipi lembut Kerlin berubah warna seketika menjadi merah muda.
Daru dan Kerlin, mereka berdua sedang menikmati indahnya suasana pantai, ditemani oleh hembusan angin yang berlarian.
Yeah, Daru mengajak Kerlin ke suatu tempat agar Kerlin bisa bahagia, dan merasa arti kebebasan. Dan saat ini Daru merasa bahagia, walau sebelumnya dia belum merasakan kebahagian sesungguhnya.
Memang sekarang mereka sedang berdua. Tapi, saat datang ke pantai keduanya mengajak Renal, Arya, dan Vanya. Yaeh, meskipun awal tujuan ini adalah Renal. Untuk merayakan kalau Kerlin sudah mengingat semuanya. Ya walau kecil-kecilan, tapi itu sangat terkesan.
Tadinya, Daru dan Kerlin ikut berkumpul bersama yang lain, namun Kerlin memisahkan dirinya setelah bermain dan mengobrol. Dia ingin kesendirian. Daru yang melihat Kerlin pergi, dia juga mengikuti Kerlin.
Daru yang memiliki sifat yang dingin, cuek, dan suka bikin onar tapi sekarang seketika sifat itu hilang, tidak tahu kenapa sejak kehadiran cewek yang sekarang berada disampingnya itu merubahnya menjadi cowok yang tidak kasar.
Namun, sifat itu hanya berlaku kepada Kerlin saja, tidak dengan orang lain. Apalagi jika ada orang yang ingin mencelakai Kerlin, maka Daru tidak segan-segan untuk menghajar orang itu."Daru. " ujar Kerlin sambil memainkan pasir pantai yang membuat dia nyaman.
Daru menoleh dan tersenyum lembut,
"Apa? "Tidak tahu kenapa rasanya Kerlin ingin menanyakan ini sesuatu kepada cowok disampingnya dan masih setia tersenyum kearahnya, seperti menunggu apa yang ingin Kerlin tanyakan.
"Apa perasaan itu masih ada? "
Kalimat itu ingin sekali ia tanyakan kepada Daru, tapi dia malu untuk mengungkapkan itu semua, seperti ada sebuah lakban yang menempel dibibir cewek itu.
Daru mengerti mengapa cewek disampingnya ini diam membisu, pasti ada sesuatu yang dia tanyakan. Tapi susah untuk ditunjukan.
"Kalau ada yang mau lo luapkan, luapkan aja. Kalau itu buat lo lega. "
Seketika Kerlin tersentak kaget mendengar ucapan Daru.
"Kenapa? " tanya Daru yang melihat ekspresi Kerlin sepertinya kaget. Kerlin sembunyikan itu semua, dan membalas dengan senyuman sambil menggeleng-geleng bahwa dia 'tidak kenapa-kenapa'
Daru tersenyum dan tangan kirinya mengelus lembut kearah kepala Kerlin. Dan itu membuat Kerlin diam berkutik, mengapa tiba-tiba Daru melakukan ini kepadanya? Dengan cepat Kerlin menundukan kepalanya kearah pasir pantai sambil memainkan kakinya yang masih tenggelam. Pikirannya campur aduk, mengapa Daru tahu kalau dia sedang memendamkan pertanyaan itu. Dan, Daru sudah mengasihnya kode untuk membuka suara jika ada yang membuat dia itu bingung. Tapi ia tidak bisa tanyakan itu semua. Sulit, kata itu tepat bagi Kerlin sendiri.
"Lin, gue mau memperbaiki semuanya. " ujar Daru yang menatap kedepan dengan tatapan datarnya.
"Maak—sud—nya? " terbata-bata jawaban Kerlin, dia tidak mengerti apa maksud dari ucapan Daru barusan sambil menoleh kearah Daru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARU {COMPLETED} ✔
Novela Juvenil"kan dia sahabat gue, gue berhak kasih tau ke Vanya tentang apapun yang terjadi sama gue. Emang lo siapa gue? Berhak ngebentak gue gitu." Kerlin kesal sama Daru kenapa dia berubah drastis seperti ini. Semalem dia romantis tapi sekarang kenapa dia...