Tak terasa perempuan yang kini masih terbaring, terlelap disebuah mimpi. Perlahan perempuan itu terbangun. Pandangan itu buram saat Kerlin membuka kelopak matanya.
Kepalanya ia tengok ke kiri, Kerlin kaget melihat cowok itu masih berada di ruangannya.
Pandangannya alihkan ke jam dinding jarum jam menunjukan pukul 2 siang. Sudah berapa lama cowok itu berada disamping Kerlin.Pikirannya ingin sekali membangunkannya, tapi ia takut. Cowok itu tidur disamping ranjangnya, tenggelamnya wajah tampannya, posisinya terduduk. Dan, APA INI?! Cowok itu menggenggam tangan Kerlin? Siapa dia sebenarnya mengapa Kerlin merasa nyaman berada didekatnya? Di otaknya berpikir keras, apa dia pernah dekat dengan cowok ini?
Kerlin menghelaskan nafasnya dengan berat.
Tengok, cowok itu terbangun. Dan tatapan pertamanya menuju kearah Kerlin. Tersenyum ia tunjukan.
"Sudah bangun? " mengelus kepala Kerlin dengan lembut.
Kerlin mengangguk kikuk.
"Lo ngap—" terhenti bicara Kerlin yang tiba-tiba telunjuk Daru menempelkan di bibir Kerlin.
"Jangan banyak bicara. " ujar Daru perhatian.
"Lo pasti nanya kan kenapa gue masih disini? "
"Nah, tadi tuh mamah lo balik kesini, pas gue mau pulang. kalau dia nggak bisa jagain lo sebentar. Karena ada urusan mendadak, jadi, gue diminta jagain lo. Dan nanti sore lo boleh pulang. Dan gue yang suruh anterin lo pulang ke rumah sampai selamat. Nggak boleh sampai lecet. " jelas Daru. Yang memberikan sedikit ketawanya.
Dari paparan ucapannya barusan membuat Kerlin mulai mengingat sedikit-demi sedikit tapi susah untuk diperjelas.
"Lo siapa, sih? Gue kok ngerasa pernah deket sama lo? "
"Gue? Dibilang tadi kan gue Daru Gabrilia. "
"Bukan, maksud gue. Gue ngerasa pernah deket sama lo? "
Apa ini nyata? Apa Kerlin mulai mengingat dirinya. Mengingat Daru? Daru yang dia kenal? Namun, itu butuh waktu yang tidak terlalu cepat, pastinya membutuhkan beberapa waktu untuk mengungat semuanya.
"Gue kan temen lo? " jawab Daru dengan muka datarnya.
Lebih tepatnya, seorang yang permah singgah dihati lo, Lin. Lirih Daru didalam hatinya.
Kerlin merasa belum yakin, tapi yaa sudah lah. Ia juga tidak bisa memaksakan pikirannya terlalu berat. Pastinya nanti dirinya akan mengingat semuanya.
Kreekk..
Suara pintu terbuka, terlihat disana ada sosok orang yang berjalan masuk dan menghampiri Kerlin.
Kerlin dan Daru melihat sosok orang itu. Dia tidak sendiri. Namun terdapat dua orang yang berada disampingnya.
"Lho? Kok lo ada disini, Dar? " tanya Arya yang merasa bingung. Pasalnya tadi Daru bolos, dan tidak memberi alasannya. Dengan tatapan misterius Arya mulai mencermati mengapa sahabat satunya ini bolos. Ternyata oh ternyata ada Udang dibalik batu."Ngapain, lo? Ngapelin anak orang lo ya? " sambung Renal yang tak tahu dosanya.
Daru jengah mendengar omong kosong yang dilontarkan oleh kedua sahabatnya itu.
"Hust, udah jangan berisik. Inget! Ini rumah sakit bukan sekolah! " ujar Vanya yang menasehati kedua temannya ini.
"Iya Bu Guru... " ujar Renal dan Arya bersamaan.
"Emang lo kata gue bu guru?"
Kedua nya hanya tersenyum mengembangkan kedua bibirnya itu dan menampilkan kedua gigi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARU {COMPLETED} ✔
Novela Juvenil"kan dia sahabat gue, gue berhak kasih tau ke Vanya tentang apapun yang terjadi sama gue. Emang lo siapa gue? Berhak ngebentak gue gitu." Kerlin kesal sama Daru kenapa dia berubah drastis seperti ini. Semalem dia romantis tapi sekarang kenapa dia...