Semua, seketika hilang.
Tidak ada satu yang teringat.
Ku tak tahu apa yang ku lupakan.
Kisah apa yang sudah ku lupakan.
Apakah kisah itu berarti dalam hidupku?Ku hanya mengingat satu orang.
Apakah orang itu kamu?
Ku mohon, ingatkan ku kembali.
Jangan menjadi ilusi.
Kalau kau berarti dalam hidupku...-Kerlin Vidya-
"Fariz? " gumam cewek itu yang sedang berbaring. Ada apa ini, kenapa Kerlin hanya mengingat Fariz saja. Bukan Daru dan yang lain. Bahkan cewek itu tidak mengingat keluarganya?
Yang dipanggil, ia mengedipkan ke arah lain. Ia juga heran mengapa dirinya saja yang diingat?
Vanya berjalan kearah Kerlin. "apa lo nggak ingat gue, Lin? " tanya Vanya yang berusaha mengingatkan kembali.
Kening Kerlin berkerut, kepala dirinya tiba-tida sakit, seperti terguncang. Mencoba mengingatnya, tapi sakit itu yang muncul.
"Auuu... " tangan Kerlin memegangi kepalanya yang terasa sakit itu. Membuat orang yang didalam ruangan itu semakin cemas.
"Kerlin, " Daru yang memegang tangan cewek itu.
"Lo, siapa? Kenapa gue enggak bisa mengingatnya? Ada apa dengan gue?" yang terus saja memegang kepala nya itu, semakin ia mengingat semakin kepala nya sakit sekali.
"Pelan, pelan. Nak Van, jangan terlalu mengingatkan Kerlin secara langsung. " Ujar Fatimah, memberitahu ke Vanya.
Semua hilang, lo lupa gue, lo lupa semuanya. Tapi kenapa lo nggak lupa sama Fariz? Apa yang buat lo ingat, dia?! Lirih Daru. Ia tidak menyangka kalau sebenarnya Kerlin tidak mengingat dirinya.
Ia melirik kearah Fariz dengan sebalik nya pun juga, Fariz melirik Daru. Tatapan Daru sangat tajam.
"Fariz, sini, kenapa disitu aja. " ujar Kerlin yang membuat semua orang menatap kearah Fariz, Fariz hanya tersenyum dan berjalan kearah Kerlin.
Daru yang dari tadi duduk, ia beranjak memberi ruang untuk Fariz berbicara dengan Kerlin.
Tapi, sebelum Daru pergi, cowok itu menatap Fariz dengan tajam. Namun yang ditatapnya hanya tersenyum, tapi senyumannya itu memiliki maksud tertentu.
Daru, Vanya, Renal, dan juga Arya pergi dari ruangan Kerlin, begitu pun dengan Keluarga Kerlin.
"Mau gue suapin? " tanya Fariz yang perhatian, perhatian yang bermaksud lain.
"Mau, " dengan senang cewek itu membukakan mulutnya dan melahap bubur yang diberikan oleh Fariz.
"Minum,? " Kerlin mengangguk iya.
Diluar sana, diluar ruangan. Ada sorotan mata yang menatap kedua orang yang saling suap-suapan.
"Dar, kok bisa ya, Kerlin cuman inget Fariz doang? " tanya Arya yang masih merasa bingung.
Daru tidak menjawab pertanyaan Arya barusan. Dia sedang memikirkan sesuatu yang ganjal baginya. Tapi, entah itu apa?
"mungkin tuh orang pake guna-guna kali, " tangan Arya langsung memukul kepala Renal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARU {COMPLETED} ✔
Novela Juvenil"kan dia sahabat gue, gue berhak kasih tau ke Vanya tentang apapun yang terjadi sama gue. Emang lo siapa gue? Berhak ngebentak gue gitu." Kerlin kesal sama Daru kenapa dia berubah drastis seperti ini. Semalem dia romantis tapi sekarang kenapa dia...