📌Ayna? | Dua

529 47 27
                                    

Hari pertama Keenan sekolah, menciptakan konflik dengan Vano; Kakak kelas yang baru ia buat malu kemarin.

Siang ini matahari tiada berbelas kasih. Panas terik, menyengat setiap sudut pasar. Pedagang ikan tidak lagi mengipasi dagangannya (yang kini tengah dikerubungi lalat) dengan lembaran koran. Melainkan sibuk dengan diri sendiri yang sepertinya lebih perlu dikipasi dari pada dagangannya.

Seperti biasa, Keenan duduk di kursinya yang letaknya paling pojok. Mengenakan Headshet putih, dan mendengarkan lagu berjudul Imagination milik Shawn Mendes.

Pria yang sedari tadi menunduk itu pun kini mengangkat kepalanya, merasa pegal. Menyusupkan jari-jemari ke rambut, disisirnya rambut hitamnya dengan asal. Tepat bersamaan dengan itu, matanya tak sengaja menangkap sesosok wanita manis yang sedang duduk di kursinya, Ayna. Heran, pikir Keenan. Perasaan kemarin, gaada cewe cantik disini,' batinnya.

Seluruh kelas dihebohkan kembali. Dipicu oleh suara Harry; Ketua kelas, bertubuh gemuk, berkacamata, nerd. Mengumumkan kepada penghuni kelas untuk membayar uang untuk event sekolah yaitu memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

Keenan hanya memerhatikan Harry beberapa detik, lalu kembali beralih ke Ayna. Keenan memelototkan matanya begitu melihat meja Ayna dikerubungi para siswa sekelasnya. Yang hanya terbesit di pikiran Keenan adalah, jelas, Ayna bendahara.

Setelah meja Ayna tak lagi dipenuhi orang, Keenan bergegas menghampiri Ayna.

"Lo bendahara?" tanya Keenan.

Ayna tidak menghiraukan pertanyaan Keenan, ia sibuk menghitung lembaran uang ditangannya, dan mencatat nama pemilik uang tersebut. Keenan menyeringai sembari mengeluarkan uang dari saku celananya.

"Nih, gue bayar cash."

"Oh! iya," jawab Ayna. Terlihat lekukan manis di bibir nya. Senyumannya membuat Keenan tertarik. Walau senyum itu hanya bertahan 2 detik, lalu kembali seperti semula, jutek.

'Ini baru cewe.' Keenan membatin.

***

"Rep, lo kenal tu cewek?" tanya Keenan, mengarahkan jari telunjuknya ke Ayna.

"Oh, itu Ayna. Kenapa lo suka?" Revi menjawab dan bertanya balik dengan sedikit mengeluarkan senyuman mengejek untuk Keenan.

"Engga. enak aja ngeliatnya," balas Keenan lugas.

"Yaudah suka kan?" Kini Revi sedikit memukul pundak Keenan.

"Lo punya kontaknya?" tanya Keenan penasaran

"Hape aja gue gapunya."

Mereka berdua terdiam.

Keenan mengalihkan pandangannya, kembali memerhatikan Ayna. Wanita itu sedang menghampiri meja Harry, mungkin melapor masalah keuangan.

"Ry, segini yang udah bayar. Tinggal Tere, Becca, Viona, Yogi, yang belum," jelas Ayna sambil menunjukkan buku catatan nama-nama siswa kelas X.IPS 3 yang sudah membayar uang event.

"Yaudah pegang aja, besok lo tagih yang belum," kata Harry seraya membetulkan kacamata hitamnya.

***

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang