📌Maybe She Is Better | Tiga

445 41 31
                                    

Setelah jauh dari penglihatan Vano, Keenan melepas rangkulannya dari bahu Ayna. "Dia suka sama lo?" tanya Keenan. Sekilas melirik Ayna, lalu kembali menatap jalan.

"Enggak tau. Dia sekelas sama kakak gue," jawab Ayna. Tampangnya terlalu naif, di pengamatan Keenan.

Keenan menghentikan langkah di samping motor matic merahnya yang terpakir di sebelah pohon besar halaman sekolah. "Enggak mau pulang bareng gue?" tanyanya, sembari mengenakan helm biru di kepala.

Ayna lantas menggeleng. "Gue duluan ya!" ucapnya. Kemudian melambaikan tangan mungilnya, melenggang pergi membelakangi Keenan.

Keenan berdehem, rada kecewa.
Juteknya kelebihan ini mah, batin Keenan.

***
Himpunan awan tipis menyatu pada langit malam. Berkompetisi, menaungi sinar rembulan. Mengintimidasi cakrawala untuk menyemarakkan kompetisi itu dengan deru sang guntur; Mendung.

Keenan melamun. Bersandar di pinggiran jendela kamarnya. Teringat kenangan-kenangan yang ia lalui bersama sahabatnya di masa lalu.

Ckling!

Dering notice dari ponselnya, sama sekali tidak menyadarkan lamunannya. Alih-alih mengulum bibirnya sendiri, menghela napas panjang.

Ckling!

Sontak Keenan tersadar dari lamunannya, bukan karena notice, tapi berkat rintikan hujan yang berlabuh di tangan kirinya. Keenan bergegas menutup jendela kamarnya. Sedetik setelah itu, Keenan memeriksa ponselnya, yang sedari tadi berdering.

'You have a new message from Mike'

22:40

Mike: P

22:41

Mike: Nan?

Keenan memasyhurkan senyumnya. Menjulurkan kedua kakinya di pembaringan. Mencari sandaran, Keenan Meraih bantal, dan mengatur letak kenyamanan di sekitar tengkuknya.

22:45

Keenan: Wah, orang jauh.

Sent.

Mike: Haha, apa kabar lo?

Keenan: Baik.. baik.. lo sendiri?

Mike: Semenjak lo pergi, gue jadi males makan, sakit-sakitan.

Keenan: Kok gue geli, njing?

Mike: Lol. Baik Nan!

Mike: Cuma semenjak lo pindah, semua jadi jarang kumpul. Sibuk sama urusan masing-masing.

Keenan kembali mengulum bibirnya, meneguhkan hati, dan mengingat sebuah hal, dimana ia selalu menjadi pelopor untuk berkumpul dan bermain. Keenan telah berfirasat sebelumnya, hal ini akan terjadi.

22:47

Keenan: Gue ngerti itu. Apapun yang terjadi, gue harap kalian gak saling ngelupain lah.

Keenan: Mana, yang katanya mau mati bareng?

Mike: Ikrar itu udah terbatalkan, sejak lo pergi Nan. Pikir!

Keenan tertawa tanpa suara. Entah angin apa yang membuat matanya berair. Untuk yang kesekian kalinya Ia menghempaskan ponselnya asal. Keenan memantulkan badannya ke kasur, dan memaksa mata berairnya untuk terpejam.

***
"Aw! Aw!" teriak Keenan lantang, saat menerima cubitan halus dari Tiwi.

"Kamu udah kesiangan!" Tiwi membalas jerit, mengalahkan suara minor milik Keenan.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang