📌Ethan or Keenan? | Sepuluh

165 20 0
                                    

Syahira dan Dieby melangkah cepat menuju kantin Bu Siti.

"Bu, nasi gorengnya dua yah," ucap Syahira lembut.

"Iya neng Ira," balas Bu Siti dengan aksen Sundanya, seraya mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak.

Syahira dan Dieby mengambil posisi tempat duduk yang biasa mereka tempati. "Itu tadi Keenan kan?" tanya Dieby, menatap Syahira samar.

"Iya, kenapa?" Syahira mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Netranya mendelik saat melihat notifikasi yang keluar di pop-up.

'You have a new message from Ethan'

09:58

Ethan: P

Ethan: P

Ethan: Pulang sekolah, kakak nunggu di gerbang yah.

Syahira menghela napas panjangnya. Ia hanya membeku di atas kursi merah yang sebelumnya ia pilih.

10:02

Syahira: Iya kak.

Sent.

"Manis banget ya anaknya," ujar Dieby. Seraya menepuk pundak Syahira pelan.

Syahira melirik sahabatnya itu dengan wajah datarnya. "Manis sih, tapi tingkah lakunya gimana? Cowok baik-baik bukan?" tanya Syahira sambil menaikkan satu alisnya.

Dieby mengetuk-ngetuk dagunya dengan tampang kebingungan yang terkesan dibuat-buat. "Yang pasti sih lebih better dari Kak Ethan lo itu," kata Dieby sambil tersenyum miring.

Syahira memutar bola matanya serta menghembuskan napasnya kasar. "Yaudah kita liat aja dulu, gimana kedepannya," ucap Syahira.

Setelah kedua sahabat itu melahap habis dua piring nasi goreng spesial yang mereka pesan sebelumnya. Dua puluh menit sudah mereka lewati di kantin.

Mereka bergegas membayar pesanannya dan segera meninggalkan kantin dengan berlari-lari kecil melewati koridor-koridor kelas.

"Ngga usah lari kek," pinta Syahira dengan nada memohon. Baru berlari seperti itu saja membuat detak jantungnya kini mulai tak beraturan.

"Yaelah, Baru segini doang udah ngos-ngosan?" lirih Dieby. Ia tak sadar suaranya sendiri juga mulai terpotong akibat napasnya yang masih terengah-engah.

"Capek ih, Dieby!" Syahira menghentikan langkahnya sejenak sambil mengatur napasnya. Dieby pun ikut serta.

"Capekan mana kalo nanti disuruh lari muterin lapangan sepuluh kali sama Pak Dadang?" tukas Dieby seraya menyapu satu butir keringat di dahi mulusnya.

"Astagfirullah! Yaudah ayo cepet lari!"

Mereka kini berusaha berlari lebih cepat dari sebelumnya.

***

"Than, Lo pulang sama siapa nanti?"
tanya Gerry (Sahabat dekat Ethan).

Ethan mengusap tengkuknya gusar. Belum sempat Ethan menjawab, Gerry malah seenaknya menambah pertanyaan baru.

"Gue nebeng ya?"

Ethan menepuk dahinya pelan. Ia tidak tega saat menatap tampang melas yang dibuat-buat oleh sahabatnya itu.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang