Saat ini Keenan benar-benar jenuh. Jarang sekali guru mau mengajar di kelasnya. Rata-rata dari para guru tersebut beralasan sakit, rapat event sekolah, dan semacamnya. Padahal Keenan seratus persen yakin guru-guru itu muak melihat tingkah laku para penghuni kelas ini, apalagi Yogi yang kini tengah menghampiri Keenan.
"Nan? Lu udah ngerjain PR Mtk belum?" tanya Yogi dengan muka melas yang sengaja ia buat-buat.
"Tumben lu ngerjain, nggak ikut cabut?" Keenan balas tanya.
"Cabut mulu. Kemaren gue udah di ancem nggak naik kelas sama guru BK," ungkap Yogi. Kali ini wajahnya benar-benar melas.
Keenan tertawa keras melihat tingkah Yogi yang mendadak aneh itu. "Takut banget lu ah!" ledek Keenan.
Yogi merundukkan kepalanya. "Yaudah sih, lu udah belum PR-nya?" tanya Yogi pelan.
Keenan menikmati sisa tawanya. Sebenarnya ia mudah saja untuk mengerjakan tugas pelajaran matematika itu, namun apadaya jika sifat malas sudah membelai pikirannya. "Gue males ngerjainnya. Freya tuh udah pasti," ucap Keenan.
Yogi berdecak. Sebal. "Dihukum lagi ini mah," gerutunya pelan. Ia tahu Freya tidak akan memberikan buku begitu saja padanya. Alih-alih memberi, malah dibentak seperti tempo hari.
-Flashback ON-
Siang itu, Freya tengah asik bergosip dengan Abel dan Siska. Tiba-tiba Yogi datang membawa sebuah pulpen standard dan buku panjang berwarna biru miliknya. "Frey, liat tugas kemaren dong," cetus Yogi.
Entah angin apa yang merubah Freya menjadi jutek dan galak akhir pekan ini. "Kemarin lo kemana?" bentak Freya.
"G-gue nggak masuk Frey," Yogi mengelak dengan alasan yang sebenarnya logis, namun dipatahkan oleh Abel dan Siska.
"Alah, Cabut kan lo kemaren?" cetus Abel dengan mata yang menatap buas cowok berandal di depannya.
"J-jangan nuduh-nuduh dong Bel!" Yogi protes atas tuduhan Abel.
Siska tertawa, melihat wajah Yogi yang terlihat seperti dagu Onta. "Gi ... Gi ... jelas-jelas tas lu ada di kelas kemaren. Dan sekarang lu gak bawa tas kan?" ujar Siska dengan wajah sinis.
Karena teramat sering cabut sekolah, Yogi sampai tidak sadar bahu kekar itu tak menyangga tali tas hitamnya pagi tadi.
Namun kerasnya, Yogi masih mau mengelak, "Itu bukan tas g--"
"--Sekarang lo harus ke BK untuk ngambil tas lo itu," potong Siska.
Yogi merunduk pasrah. Ketiga cewek itu tertawa sumbang. "MAKANYA KALO MAU JADI PREMAN, NGGAK USAH SEKOLAH!" maki Freya. Kali ini ia terlalu berlebihan.
"Udah-udah, sana lo ke BK." Abel tampak mengusir Yogi.
"Awas aja ya lo semua. liat nanti," ancam Yogi sembari berjalan menuju ruang BK karena tidak mau ambil resiko berlebihan di sekolah ini.
Freya, Siska, dan Abel. Mendapat angket siswa terkejam hari ini. Dan Yogi juga mendapat angket. Ya. Ter-apes.
-Flashback OFF-
Keenan bangkit dari kursinya. Meregangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Saat ia tatap jarum jam di atas papan tulis kelasnya, mengarah ke angka 1. Keenan segera melenggangkan kedua kakinya keluar kelas ini. Mengingat janjinya pada seseorang di luar sana.
Freya melihat Keenan mulai beranjak dari kursinya. "Mau kemana Nan?" tanya Freya.
"Keluar bentar, disini panas." jawabnya sekalian melonggarkan dasi abunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
Teen Fiction[15+] Dia adalah PHP (Pemberi Harapan Palsu) bagi kaum hawa. Dia adalah PHO (Perusak Hubungan Orang) bagi kaum adam. Namanya Keenan. Cowok berkharisma tinggi yang memiliki milyaran pesona. Salah satu hobinya adalah melukai. Fisik, bahkan batin sekal...