📌Hujan Syahira ~ Ranting Syra | Tujuh

285 26 66
                                    

Keenan mulai melangkah mendekati perempuan nyaris sempurna itu. Niat yang awalnya ingin kembali ke tempat berkumpul di belakang sekolah buyar. Kedua kakinya lebih tertarik untuk menghampiri cewek tersebut daripada kembali ke teman-temannya.

Angin mendesau lembut dari balik dahan-dahan pohon. Syahira mendongakkan kepalanya, helai rambut panjangnya bergerak turun. Berulang kali helaian rambutnya bersentuhan dengan semilir angin dingin. Netra Aquamarine-nya pun menangkap dirgantara yang kini mulai menggelap.

"Hei?" sapa Keenan.

Syahira menoleh lembut diiringi dengan senyuman indahnya. Sejenak ia menatap Keenan. Lantas, kembali memandangi dirgantara yang seolah mencucurkan air mata.

Keenan mengusap tengkuknya, berusaha tetap tenang. "Ngapain sih?" tanya Keenan.

Syahira kembali tersenyum. Senyum itu semakin indah dari penglihatan Keenan. Sumpah, manis banget nih cewek, batin Keenan.

Cewek di sebelah kiri Keenan itu menoleh pelan. Menatap netra Keenan dengan pandangan yang sungguh-sungguh.

"Aku suka hujan."

Kini mereka saling tatap. Keenan menelan liurnya mentah-mentah. "Lo kelas be--" Belum tuntas Keenan mengucap, kalimatnya sudah di potong oleh teriakan seseorang.

"--Ra!"

Suara minor yang terdengar dari koridor kelas itu membuat Syahira dan Keenan mencari-cari sumber suara tersebut.

Keenan mengerutkan keningnya dalam. Matanya membelalak serta alis tebalnya saling bertautan.

"Harry?" lirih Keenan pelan.

"Oh harry. Kenapa, Har?" Syahira mulai melangkah menghampiri cowok gemuk berkacamata itu.

Harry berjalan seraya membenarkan kacamatanya bergagang hitam miliknya.
"Lo udah ngambil ijazah?" tanya Harry.

Kini Harry dan Syahira saling berhadapan. Sementara Keenan membeku di tengah koridor kelas. Memandangi helaian rambut tembaga milik Syahira mendayu-dayu ditembus angin dingin, dari belakang.

Derasnya air hujan mencegah Keenan mendengar apa yang mereka bicarakan. Cowok berperawakan abstrak ini lebih memilih duduk di kursi yang ada di sebelahnya.

"Belum Har. Kamu udah?" Suara Syahira yang begitu lembut bisa menghipnotis siapa saja yang mendengar.

"Belum. Bareng yuk?" Harry tersenyum simpul.

"Kapan? Hari ini aku nggak bisa," Syahira mengulum bibirnya sendiri.

Harry mengetuk dagunya, seolah mencari ilham cemerlang di otaknya.

"Besok aja, pulang sekolah gimana? Nanti gue ajak Shine sama Rekha,"

"Mereka juga belum?" Syahira mengernyitkan dahinya.

"Mungkin," ucap Harry. Seraya mengedikkan bahunya sekali.

"Yaudah, besok aku kabarin." Syahira tersenyum hiperbolis.

Harry mengangguk. Lantas memutar badannya dan mulai melangkah pergi meninggalkan Syahira.

Ketika Syahira mulai melenggangkan kaki menuju kelasnya, Keenan bangkit dari duduknya. Ia bergegas menghampiri cewek yang menurutnya perfect itu.

Hampir sampai di ambang pintu kelas X IPA 3. Langkah mungil milik Syahira terhenti. Lantaran telinganya menangkap derap kaki seseorang yang seakan tergopoh-gopoh mendekatinya. Syahira menoleh keheranan.

"Hei," sapa Keenan. Ia kini telah berada di hadapan Syahira dengan napasnya yang tersengal-sengal.

Syahira tersenyum, lekuk senyumnya seolah tertahan. Lantaran mengekang tawa.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang