Pembullyan (b)

63 4 0
                                    

Hatihati ada typo
Selamat membaca

"Tidak perlu sempurna untuk dicintai sama seperti Tidak perlu alasan untuk mencintai "

*
**
***

Venus duduk didepan ruang tunggu, menunggu dokter dan antek-anteknya selesai memeriksa jevan. Katrine,anna dan kimmy hanya bisa menenangkan sahabat mereka itu dengan elusan dan menggengan tangan venus.

Dokter keluar langsung dihampiri ke empat gadis itu, "Bagaimana keadaan doiku?eh maksudnya keadaan jevan dok?" Venus bertanya cemas tentang keadaan jevan.
"Pasien baik-baik saja, dia hanya pingsan karna demam dan belum makan. Sebentar lagi dia akan siuman, jangan lupa memberinya makanan bergizi yah " dokter menjelaskan pada venus.
"Oke,dia benar gak apa-apakan? Awas kalau dia kenapa-kenapa gue pecat lo" venus mengancam dokter dan langsung pergi keruangan jevan. Dokter tadi? Dia kaget dengan ancaman nona muda imanuel itu.

Venus masuk dengan tergesa-gesa tanpa sadar dia mendobrak pintu dengan kasar membuat suster yang sedang didalam terkejut , mereka hanya bisa diam sambil mengelus dada karna itu. Mereka tidak bisa marah atau protes jika begitu mereka bisa terancam dipecat sama nona muda didepannya.

"Keadaan pasien baik-baik saja nona, dia akan segera siuman" ucap salah satu suster ke venus.

"Udah tau, keluar lo pada gue udah gak butuh"  venus menggusir suster-suster itu dengan kurang ajarnya, dan mereka hanya diam dan menurut saja.mulut nona mudanya memang pedis.

Venus duduk disamping jevan sambil terus memegang tangan jevan, dalam diamnya dia terus melafalkan doa untuk kesembuhan jevan tentu dengan selingan sumpah serapah untuk yang membuat jevan seperti ini.

Ketiga temannya memilih duduk disofa ruangan tersebut dalam diam,mereka tidak ingin menganggu sahabatnya itu.

Venus terus diam tanpa sadar dia menanggis untuk cowok yang telah mencuri hatinya hampir 2tahun ini. Tiba-tiba tangan jevan bergerak membuat tanggisan venus terhenti dia menengok ke wajah jevan, disana mata cowok itu mulai terbuka.

"Eenghh kepala aku sakit banget. Aku ada dimana ini?" itu ucapan pertama jevan ketika dia sadar dari pingsannya.

Venus langsung berdiri dan ketiga temannya menghampiri jevan yang telah sadar.

"Jevan lo gak apa- apa?"

"Jevan akhirnya lo sadar juga, gak ada yang sakit kan?"

"Jevan lo gak amesia kan?"
Oke itu pertanyaan absurd kimmy

"Kim ke pean lo munculnya lihat-lihat keandaan juga dong"

"Kan sapatau dia amesia gitu,kaya sinetron-sinetron di tv."

Katrine dan anna hanya menatap jenggah sahabat satunya itu, mereka heran kenapa bisa mau saja berteman sama orang macam kimmy.

Sedangkan venus hanya diam menatap jevan. Dia ingin marah sama jevan karna memilih diam ketika dia dibully tapi ini juga bukan salah jevan, orang ganteng dan sempurna kaya jevan gak pernah salah, semuanya salah para monyet jelek itu.

"Aku gak kenapa-kenapa kok cuma sedikit sakit kepala saja. Makasih yah udah mau khawatirin aku. Tapi aku ada dimana yah?" Ucap jevan menatap cewek-cewek didepannya.

"Dirumah sakitlah,gimana sih"

"Eh ini rumah sakit toh? Aku kira ada dimana gitu, aku gak tau kalau dirumah sakit ada ruangan rawat besar gini malah lengkap banget lagi" ucap jevan heran

"Lo kok kampungan sih? Ini tuh rumah sakit termahal dan tentunya ruangan ini adalah ruangan VVIP dirumah sakit ini" kimmy berkata sambil mengasihani jevan yang kampungan.

VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang