Jangan lupa tekan vote yaa sebelum mulai baca hehe
***
Kedua bola mata Angga bergerak mengikuti objek fokusnya yang sedang berjalan kikuk di seberang bangunan tempat ia duduk-duduk bersama temannya.
Hal itulah yang tanpa mengetuk, tanpa permisi dan tanpa mengucap salam tiba-tiba saja mengusik sanubari Angga. Ada sesuatu pada gadis itu yang tidak orang lain tahu. Atau, gadis itu mau orang lain tidak tahu.
Kini, sang-pengalih-dunia-Angga itu terlihat tergesa-gesa menghampiri gerombolan penyamun yang sedang menyemut di pojokan taman kampus.
Di setiap langkahnya, Alana memandang gelisah ke depan. Menangkap sekilas sosok Angga dari atas singgasananya tengah menatap lurus-lurus pada Alana, seolah gadis itu adalah seorang penjambret yang tengah diarak keliling kampung.
Alana mencengkeram erat wadah di tangan kirinya. Sedikit ragu meneruskan tujuannya menghampiri pria bermata teduh laksana oasis di tanah gersang itu.
Duh, apa yang dia pikirkan?! Bisa-bisanya otaknya mendadak konslet di tengah jalan seperti ini. Ini namanya pelanggaran! Pelanggaran atas undang-undang yang sudah dia susun susah payah demi keamanan teritorial hidupnya.
Alana tidak ingin tersandung ke dalam lubang yang sama. Tidak Akan.
Dengan tekad baja Alana kembali meneruskan tujuannya, walaupun dia sendiri tidak bisa menjamin jika tubuhnya mendadak menjadi makhluk invertebrata di hadapan laki-laki yang membuatnya silau itu.
"Lo lagi bertelepati sama daun-daun yang berguguran? Atau, lo lagi menghipnotis tanah supaya menelan lo ke dalam sana?" tanya Angga hiperbolis, setelah memutuskan untuk menghampiri gadis yang masih saja terlihat menunduk dan tetap kikuk itu.
Gerakan canggung saat gadis itu meremas wadah yang ia bawa, membuat Angga tenggelam dalam rasa penasaran yang semakin menyeretnya ke dasar.
"Hei," Alana merasakan salah satu jari Angga mengetuk pucuk kepalanya.
"Apa semut-semut di bawah sana lebih menarik perhatian lo daripada gue?" tanya Angga lagi, heran melihat Alana yang tertunduk semakin dalam.
Dengan jentikan jarinya, Angga seolah mendapatkan ilham dari bola lampu yang berpijar di atas kepalanya, "Oh, gue tahu. Lo pasti lagi nyari kaleng lain buat nimpuk gue lagi, ya? Supaya benjolan di kepala gue nggak besar sebelah?" tanya Angga curiga.
Alana menggeleng kencang, membuat Angga nyaris gemas, "Oke. Terus, katanya lo tadi nyari-nyari gue. Nah, sekarang gue ada di depan lo. Lalu?"
Angga rasa-rasanya ingin mengarungi gadis di depannya ini untuk dibawa pulang saking gemasnya melihat Alana yang kini malah memelintir rambut panjangnya. Ia terlihat sangat gugup, seperti anak sekolah yang kedapatan ngemil ketika guru sedang mengajar.
Alana mengulurkan tangannya, membuat laki-laki di depannya bingung, "Apa, nih?"
Angga yang menerima wadah tersebut lantas membukanya cepat. Senyum kecil tercetak di bibirnya.
"Yang kemarin saya benar-benar minta maaf, Kak," sesal Alana menatap enggan pada mata yang menghipnotisnya itu.
Setelah mengucapkan maaf sekali lagi, Alana buru-buru membalikkan badan dan siap melangkah.
"Kak?" pinta Alana, menatap pada pergelangan tangannya yang kini dicekal pelan oleh Angga.
"Lo mau ke mana? Anak-anak lo belum pada nyusu lagi?" Angga tergelak pada pertanyaannya sendiri. Ia semakin tergelak mendapati wajah Alana yang memerah.
Entah kenapa Angga merasa tidak bisa melepaskan gadis ini begitu saja. Tidak, sebelum ia mengetahui penyebab tingkah aneh Alana. Gadis yang merampas perhatian Angga beberapa waktu terakhir.
"Lo tahu? Mata gue cuma ada dua. Dan itu di depan. Nah, gimana caranya gue masang kompres ini di belakang kepala gue, sedangkan mata gue dua-duanya ada di depan?" ucap Angga serius.
***
Modus bener si Angga nii -_-
bilang aja masih pengen lama2 sama si Lana ckckMakasih udah mampir, jadi terharu :') sampai jumpa di part selanjutnya :)
Sincerely,
SarahRS
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Anyway (Completed)
Short Story#190 in Short Story 28112017 Angga Wiratmadja, seorang laki-laki yang ditinggal menikah oleh sahabat sekaligus gadis yang ia cintai, memutuskan untuk pindah ke kota lain lalu bertemu dengan seorang gadis bernama Alana yang mengambil alih seluruh per...