Jangan lupa tekan vote yaa
sebelum mulai baca ^^***
Hembusan angin kencang membelai wajah Alana ketika ia melangkahkan kakiknya keluar pintu kafe. Langkah pertama dimulainya hubungan yang baru dengan Dimas, kekasihnya.
Alana sungguh tidak menyangka bahwasannya tadi ia sungguh merasa seperti gadis agresif gatal dan haus belaian, saat ia tiba-tiba mencengkeram erat telapak tangan Dimas yang bergesekan dengannya.
Apalagi dia sendiri yang terlebih dahulu secara buka-bukaan meminta keseriusan hubungan mereka. Bayangkan, dia sendiri yang menembak Dimas duluan!
Padahal jauh sebelum hari ini—jangankan menembak atau menyatakan perasaan, tatapan biasa dari laki-laki saja ia balas dengan hunusan tajam dari kedua bola matanya yang terancam terlepas dari tempat semestinya.
Memikirkan semua itu, tak pelak membuat tiap inchi wajahnya tak luput dari sergapan panas yang menyebar dalam sekejap.
"Jadi... lo cewek gue sekarang?" tanya Dimas, terkekeh melihat Alana menundukkan pandangan seraya menganggukkan kepalanya pelan.
"Lo ngerasa dingin nggak, sih?" Dimas bertanya setelahnya, berakting seolah-olah ia baru saja keluar dari kulkas.
Dengan polosnya Alana menggelengkan kepalanya. Karena, bagaimana bisa ia merasa kedinginan ketika kedekatan tubuh Dimas saja membuatnya gerah dan panas.
Hal tersebut membuat Dimas tergelak pelan, menyadari 'kode keras-nya' tidak mempan membuat kekasihnya paham.
"Kalau gue sih, ngerasa dingin," sahut Dimas, semakin merapatkan tubuhnya pada Alana. Untuk yang kedua kalinya laki-laki itu tanpa ragu merangkulkan sebelah tangannya pada sang kekasih.
"Nah, gini kan, gue ngerasa hangat," sambung Dimas enteng. Berbanding terbalik dengan Alana yang sedang meredakan gemuruh hebat di dadanya.
"Kak, saya—"
"Lo cewek gue, gue cowok lo. Bukan abang ojol yang lagi bawa penumpangnya. Jadi, stop bilang 'saya', oke?" pinta Dimas serius.
***
Angga baru saja akan kembali ke kafe setelah yakin bahwa ritual penembakan Dimas dan Alana telah selesai, saat kedua matanya lagi-lagi menatap tanpa daya dua orang yang berangkulan di ujung jalan sana.
Baru kali ini ia merasa begitu marah. Walaupun ia tak yakin harus kepada siapa amarah itu dimuntahkan.
Dengan gerakan canggung Angga membalas lambaian Dimas padanya. Tak tahu apa yang sedang menahan langkahnya saat ini, hingga rasa-rasanya kedua kakinya berubah menjadi batu hingga terasa begitu berat untuk diangkat dan melangkah.
"Thanks, Ga. Sukses berat hari ini," ucap Dimas dalam seringaian yang sedikit menyentil ego dan perasaan Angga, ketika ia berada di hadapan pasangan baru itu.
Angga mengangguk kaku, seraya tersenyum tipis. Bingung memikirkan kata apa yang tepat untuk membalas pernyataan Dimas itu.
"Kenalin—"
"Gue udah kenal," potong Angga. Dalam hati ia tersenyum pahit, mengetahui apa yang akan dikatakan Dimas.
Dimas, temannya itu pasti menganggap bahwa ini adalah kemenangannya. Kemenangan mendapatkan gadis mana pun yang ia inginkan.
"Kenalin, cewek gue," cetus Dimas, mengabaikan jawaban Angga tadi.
"Hai, Kak Angga," sapa Alana dengan wajah berseri-seri.
Walaupun perih dan menggigit hati, Angga tidak dapat memungkiri bias kebahagiaan dari gadis yang ia puja.
Perlahan, sudut bibir Angga terangkat merangkai senyum. Senyum tulus untuk Alana. Untuk kebahagiaan yang semoga selalu menyertai gadis itu.
Angga melarikan matanya pada lengan Dimas yang merangkul bahu Alana seolah laki-laki itu ingin menunjukkan kepada dunia bahwa gadis cantik itu miliknya. Hanya miliknya seorang.
Menyaksikan itu semua, Angga mendesah pelan. Pada akhirnya, gue cuma bisa bermimpi ada di posisi Dimas—merangkul lo, menemani lo yang selalu sendiri, juga membantu lo menegakkan kepala walaupun gue belum cukup tahu alasan utama lo begitu tertutup selama ini, Lana.
***
Apa cuman aku yg ngerasa part ini pendek parah! hiks T_T
Mohon maaf ya kalau beberapa part terakhir kurang maksimal isinya, aku lagi susah banget fokus nyari kata2 huhuuu :'(Makasih udah mampiiiir ❤
kulanjut besok lagi yaw, see ya! ^^Sincerely,
SarahRS
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Anyway (Completed)
Conto#190 in Short Story 28112017 Angga Wiratmadja, seorang laki-laki yang ditinggal menikah oleh sahabat sekaligus gadis yang ia cintai, memutuskan untuk pindah ke kota lain lalu bertemu dengan seorang gadis bernama Alana yang mengambil alih seluruh per...