(Syo.. benarkah dia Syo? .. dia benar benar pindah ke sekolah ini.. apa yang harus kulakukan?)
Mengapa harus takut?
Bukankah harusnya aku senang Syo benar benar pindah ke sekolah yang sama denganku?
Tidak.
Semua yang terjadi diantara kami adalah masa lalu. Penyesalanku sama sekali tak berarti. Meskipun begitu.. aku masihh..
"Haruchi kenapa kau jadi Ratu Bengong lagi? Apakah gara gara murid pindahan itu? oh tidak... mungkinkah Haruchi suka pada lelaki itu?"
Masumi berniat menggoda namun Haruka tak bereaksi.
Haruka benar benar dalam mode Ratu Murung.
"Tidak..aku tidakkk...."
Tanpa sadar Haruka menggigit bibir bawahnya.
Dia terlihat begitu sedih, tapi tak ada yang tahu alasan kenapa Haruka bersedih.
(Ya..menyesal tak ada gunanya. Kini aku telah mempunyai hidup baru. Syo adalah masa lalu yang harus ku kubur dalam dalam)
Tapi bisakah aku melakukannya?
Dia adalah cinta pertamaku. Hingga sekarang tak ada yang bisa merubah itu.
Tidak. Aku sudah memiliki kehidupan baru. Jika ada yang pertama maka akan ada yang kedua dan ketiga.
Aku harus melupakan Syo.
Dalam hati Haruka membuat keputusan.
Ia berusaha menenangkan dirinya akibat terkejut ketika Syo benar benar pindah kesekolahnya.
"Hinata chan, Masumi chan . Sepulang sekolah nanti ayo kita pergi ke tempat karaoke?"
Mereka berdua terkejut terhadap sikap Haruka yang berubah secara tiba tiba.
Mereka benar benar tak mengerti kenapa Haruka bertingkah aneh hari ini. Meskipun begitu, mereka berdua senang kalau Haruka sudah kembali seperti biasanya.
"Baiklah, bukankah kita sudah lama tak pergi karaokean, Hinachi?"
Hinata mengangguk.
"Baiklah. Hari ini aku juga bebas seharian. Tapi kenapa tiba tiba?"
Sifat jelek Hinata adalah tidak sensitif. Karena itulah Masumi langsung menginjak kaki Hinata ketika bertanya alasan kenapa pergi ke tempat karaoke.
"Ouucchhh.. hei ada apa denganmu?"
"Dasar bodoh kau akan membuat Haruchi sedih lagi"
Masumi mengatakan itu dengan berbisik. Tapi Masumi tampaknya lupa kalau jarak mereka bergita sangat dekat. Karena itulah Haruka bisa mendengar dengan jelas walau Masumi berbisik.
(Teman teman... Terima kasih.)
Haruka memutuskan untuk berpura pura tak mendengarnya.
"Tentu saja karena kita sudah lama tak pergi bertiga. Apakah perlu alasan lain?"
Senyum palsu dan dipaksakan. Itulah yang terlihat di wajah Haruka saat mengatakan itu. Tapi tak apalah.
Tak peduli apapun alasan yang membuat Haruka sedih, mereka hanya bisa mendukung dan selalu ada untuk Haruka.
Meskipun saat ini Haruka masih belum bisa berbagi kesedihanya. Hinata dan Masumi hanya bisa menunggu. Mereka tahu tak bisa memaksa Haruka.
Setelah semua yang terjadi, mereka bertiga adalah teman. Teman yang terjalin dari penderitaan dan ejekan. Tapi itulah yang membuat persahabatan mereka begitu erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise
VampierBisakah kau membunuh orang yang kau cintai? AN: Cerita ini sedikit berhubungan Love and Soul. Hanya saja karakter dan tempat yang berbeda.