"Haruka-san, kau baik baik saja?"
"Tenang Mari-chan, lagipula itu bukan masalah besar"
"Ta-tapi-..."
"Jangan kawatir, lagipula aku hanya berfoto dengan Syo"
"Iya, tapi kenapa wajahmu memerah?"
"...hmmm, mana mungkin aku tak malu jika berfoto dengan memakai telinga kucing di kepalaku, huuhh aku heran, apakah dia sudah merencanakan ini sejak awal?"
"Tapi menurutku Haruka-san menyukai saat berfoto dengan Syo-san dan Ryuuzaki-kun. Aku tahu karena kau tersenyum sangat manis saat melakukannya."
"Ma-mana mungkin aku senang. Aku hanya tersenyum karena tak mau terlihat jelek, lagipula sudah tugasku untuk selalu tersenyum. Lagipula mereka juga merupakan pelanggan kita. Hmmp.. ya benar.. mereka hanya pelanggan kita"
"Benarkah itu? Lalu kenapa Haruka-san bertingkah seperti itu dan wajahmu sangat merah"
"Eh?"
Haruka saat ini sedang senang karena berkesempatan berfoto dengan Syo. Wajahnya memerah saat mengingat suara detak jantung Syo.
"Ha ha benarkan?"
Mari terus menggoda Haruka hingga dia salah tingkah.
"Mooou.." ucap Haruka sambil menggembungkan pipinya "Mari-chan sangat usil,.. sudahlah sebaiknya kita segera kembali bekerja"
Haruka berdiri dan berjalan menuju ke tempat dia bekerja, sementara itu Mari tetap di ruang istiharat melanjutkan pekerjaannya, yaitu bersih bersih.
".........."
(Aku akan berdiet!)
Setelah mendengar ucapan Ryuu, Mari membulatkan tekadnya untuk berdiet lagi. Dia tak ingin gendut selamanya dan tak ingin lagi diejek oleh para pelanggan di cafe.
"Waaaaaaaaaaa!!!!"
Tiba tiba dia mendengar suara teriakan Haruka yang semakin mendekat. Dan benar saja, Haruka mendekat dengan wajah semerah tomat.
"Haruka san, ada apa?"
"A-aku lupa melepas telinga kucing dan ekornya. Karena itulah semua pelanggan menatapku dengan tatapan aneh"
Mendengar itu Mari hanya terdiam di tempat.
(Mereka bukan menatapmu karena kau aneh, tapi karena kau sangat manis saat mengenakan telinga kucing. Haahh Syo san tampaknya benar benar orang yang sangat mengenal Haruka-san)
"Haaah"
"Mari chan, apa ada sesuatu? Apa aku terlihat sangat aneh?"
"Tidak apa apa Haruka-san, "
Mari hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Sementara Haruka sedang melepas ekor dan telinga kucing yang dia pakai.
Di tempat lain.
Sebuah gang di kota tua.
"Heh hehehee"
"Mereka berdua benar benar manis, aku sudah tak sabar menikmati tubuh mereka hehe"
"Meskipun aku cukup terkejut saat mereka dengan senang hati ikut kita ke kota tua ini, tapi itu tak masalah, aku lebih senang menikmati tubuh mereka saat tak ada goresan sedikit pun"
"tapi-"
"Hoi jangan bodoh! Mereka dengan senang hati ikut kita ke sini, karena itulah kita tak perlu repot repot menyeret mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise
VampireBisakah kau membunuh orang yang kau cintai? AN: Cerita ini sedikit berhubungan Love and Soul. Hanya saja karakter dan tempat yang berbeda.