Di ruang istirahat.
"Ryuuzaki-kun silahkan diminum!"
Haruka meletakan secangkir kopi di atas meja yang berada tepat di depan Ryuu.
"Ahhh terima kasih Haru-chan"
"bisakah kau tak memanggilku seperti itu?"
"eh?, tapi bukankah itu nama pang-"
Haruka menatap Ryuuzaki dengan tatapan tajam dan seram dengan kedua mata merahnya seperti vampire, Ryuuzaki tahu kalau Haruka benar benar tidak suka jika dipanggil dengan nama panggilannya sewaktu kecil.
"Baiklah. Terima kasih Haruka"
"Sama sama Ryuuzaki-kun"
Haruka langsung tersenyum bagai malaikat berpakaian maid, tapi tetap saja Ryuu merasa sedih ketika tak bisa memanggil nama panggilan teman masa kecil dan orang yang dia cintai.
"Ngomong ngomong, sampai kapan dia pingsan?"
Haruka melirik Syo yang masih tertidur di sofa yang berada di seberang meja.
Tentu saja yang dimaksud Haruka adalah Syo yang masih pingsan dan tak bergerak di atas sofa.
Mereka bertiga saat ini berada di ruang istirahat untuk para karyawan maid kafe tempat Haruka bekerja, tapi berkat Syo yang tiba tiba tewas alias pingsan karena digendong Mari, mereka berdua terpaksa harus dibawa ke tempat ini.
"Entahlah, si bodoh itu mungkin sangat syok ketika digendong ...e...Ma..Ma.."
"Mari-chan!"
"ya Mari-chan." Ucap Ryuu sambil tersenyum, tapi dia langsung menatap Syo dengan tatapan sedih.
"?"
Ryuu menyadari Haruka sedang menatapnya dengan tatapan bingung dan menatap Haruka.
"Haruka, apa kau tahu? Saat aku bilang kau bekerja di maid cafe, si bodoh itu sangat gembira dan langsung ingin ke cafe ini, tapi-" Ryuu menoleh ke arah Syoo "ahh lupakan, lagipula kau tak peduli kan?"
Haruka langsung terdiam.
Perkataan Ryuu memang benar. Dia sama sekali tak peduli. Semua yang dilakukan Syo bukanlah urusannya.
"Ya. Aku tak peduli. Dan manager bilang kalian boleh tetap disini sampai dia siuman." Haruka berbalik arah dan melirik ke arah Ryuu "maaf. Aku harus kembali bekerja"
"........................."
Haruka kemudian berjalan menjauh dan menghilang ketika berbelok ke ruang yang tak memiliki pintu.
Ryuu hanya bisa menunduk dan tak berani memandang wajah Haruka. Dia menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya.
".....Sial. sial sial sial sial sial sial sial,.. Haru kenapa kau......"
Ryuu sangat marah dan benci. Bukan marah dan benci kepada Haruka, tapi marah dan benci kepada dirinya sendiri.
-Kenapa?
-Kenapa semuanya menjadi seperti ini?
-Kenapa Haruka harus menderita dan menjadi seperti ini?
"Siaaaaaaaaaallll"
Tes
Tes tes tes..tes..
Air mata mengalir deras dari kedua mata Ryuuzaki. Dia sedih, marah, dan tak tahu harus berbuat apa.
"Ryuu berhentilah menangis...."
"......"
Syo masih berbaring, tapi dia sudah sadar. Dan dia tampaknya tahu apa yang terjadi di antara Ryuu dan Haruka.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise
VampireBisakah kau membunuh orang yang kau cintai? AN: Cerita ini sedikit berhubungan Love and Soul. Hanya saja karakter dan tempat yang berbeda.