Act 3

542 50 1
                                    

"Ne.. Haruchi.. kau bersedih karena murid baru itu?"

"...? Bagaimana kau..?"

"Hei menurutmu siapa kami?! Murid baru itu dulu pernah tinggal di kota ini kan? Dan aku yakin kau dulu pernah punya hubungan dengannya?!"

Bagaimana mereka bisa tahu????

"..."

"Sudah kuduga. Benarkan Hinachi?!"

"Ya. Aku tahu setelah menyelidiki murid baru itu. Dia dulu sekolah di SMP yang sama denganmu. Di tambah lagi, sejak murid baru itu datang, kau bertingkah aneh. Haru, kami tak ingin melihatmu sedih, karena itulah.. kami.."

Demi aku, mereka...

Kenapa aku begitu bodoh..?

Seharusnya aku tak boleh bersedih. Aku punya teman teman baik yang selalu di sampingku.

"Aku minta maaf Masumi.. Hinata, semua yang kalian katakan itu benar. Karena itulah aku...."

Air mata Haruka terus menetes, tapi bukan karena Syo. Ia menangis karena menyadari kebodohannya.

Meskipun terasa menyakitkan, ia tak seharusnya menyembunyikan hal itu dari temannya.

Ia punya teman untuk berbagi cerita, kesedihan, kebahagiaan dan tentu saja masalah yang sedang di hadapi.

Kenapa aku bisa lupa dengan hal itu?

"Sudahlah Haruchi.. kami mengerti kalau kau punya masalah yang tak ingin diceritakan kepada orang lain, termasuk kami. Tapi, kami juga tak bisa diam saja jika kau menangis di depan kami. Apa kau lupa dengan semua yang sudah kita lewati?"

Mata Haruka terbuka lebar. Ia sadar telah membuat teman baiknya sedih.

Ia akhirnya mengusap air matanya dan mulai tersenyum lagi.

Tubuh Haruka langsung bergerak dengan sendirinya. Dia memeluk kedua temannya dengan senyuman yang seindah mentari pagi.

"Terima kasih teman teman. Akan kuceritakan semuanya.. Aku tak akan mengulanginya lagi.."

Kurasa sudah saatnya untuk benar benar menghapus Syo dari hidupku.

Haruka membulatkan tekadnya.

Tapi apakah semudah itu menghapus Syo dari hidupnya?

"Sudahlah Haru, kau tak perlu bercerita jika kau tak ingin. Yang terpenting bagi kami adalah kau kembali tersenyum seperti biasanya"

"Tidak.. kurasa aku tetap akan bercerita. Tapi kuharap kalian tak mentertawakanku"

"Ehh? Baiklah.. kami berjanji tak mentertawakanmu. Tapi, ada satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu Haruchi?"

Eh?

Kenapa tiba tiba?

Apakah Masumi menyadarinya...?

"Bertanya? Soal apa?"

"Hinachi kau juga menyadarinya kan?

"Ya, tidak salah lagi?!"

Hinata mengangguk membenarkan.

"Eh?"

"Haruchi.. ukuran dadamu pasti membesar lagi kan?"

"Eh? Apa maksud kalian?"

Memang benar akhir akhir ini dadaku semakin membesar, tapi...

*punyuu..

Masumi sudah memegang dada Haruka dengan kedua tangannya dan tentu saja meremasnya..

"Ahhh..."

Sebuah desahan menggoda dapat terdengar dari bibir Haruka.

The PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang