Bertemu denganmu

13.7K 1K 16
                                    


Jefran tampak lincah memainkan jarinya. Musik keras yang menulikan telinga itu ia putar. Tak banyak orang yang tahu kalau dia berbakat menjadi seorang  DJ, tapi mau bagaimana lagi Jefran penerus Smith, menjadi DJ hanya akan mencoreng nama baik keluarga.

Disampingnya ada ratu club, Mona yang sedang bergelayut manja di lengan kirinya. Sesekali mereka berciuman tapi Jefran lebih banyak menolak. Kalau bukan Mona yang berjasa mengajarinya jadi DJ tak akan mau dia bersentuhan dengan pelacur itu. Lama-lama perbuatan Mona membuatnya risih, perempuan itu dengan berani menjilat telinga Jefran.
"Mona loe minggir sana, gue jijik sama loe." Jefran dengan kasar mendorong tubuh Mona yang menempel padanya, si primadona Club itu langsung merengut dan mengacungkan jari tengahnya sebelum berjalan pergi.

"Jef, loe jangan kasar-kasar sama cewek!"

"Dia jilat kuping gue, geli!! Kalau loe mau sama Mona ambil aja!!" Nick hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Jefran yang kelewatan itu. Temennya ini memang terkenal arogan dan sombong. Maklum dia berasal dari keluarga kaya kalau mau Club seisinya bisa di belinya dengan menjentikkan jari.

"Eh,,, itu cewek siapa ya gue belum pernah lihat?" tanya Nick penasaran, awalnya Jefran cuek tapi mendengar Nick memuji-muji kecantikan seorang wanita Jefran jadi ingin tahu. Ia mengikuti arah pandangan Nick.

Mereka melihat seorang perempuan berjaket kulit, memakai blus pendek memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus. Perempuan Itu berwajah manis, berambut hitam panjang dan legam. Senyumnya membuat Jefran terhipnotis tanpa sadar Jefran menjilat bibirnya sendiri. "Malam ini gue udah ketemu mangsa gue, dia sempurna!!
Nick, gantiin gue nge DJ!! " perintahnya sambil melemparkan beberapa lembar uang. Nick tak suka dengan Jefran, tapi ia suka dengan uang. Tak apa Jefran berlaku tak baik yang penting uang darinya mengalir terus.

Aina dan Angel sedang menari- nari, menghibur diri, menikmati music yang sedang dimainkan. Gerakan Aina jelas kaku. Ia baru pertama kalinya menginjak Club malam karena ia tak bisa menari beberapa kali ia menginjak kaki Angel.

"Ai, loe santai aja!! Jangan kaku gituh jogednya." Aina mengamati cara Angel menari, kemudian mencontohnya. "Loe ikutin aja musiknya, ngerti kan?" Ia hanya mengangguk lalu mereka tertawa bersama. Mereka menari-nari seakan kesedihan yang Aina rasa beberapa saat lalu terlupakan. Padahal tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang penuh dengan nafsu diam-diam mengamati Aina.

"Hai Angel ....." Mendadak terdengar suara bariton seorang laki-laki muncul di belakang Aina  membuat bulu kuduknya berdiri. Ia samar-samar mengenali suara itu tapi siapa?

"Hai, Jef...Jefran!" Angel jelas terkejut. Aina otomatis menolehkan kepala. Melihat Jefran sudah berada di belakangnya, bulu kuduknya meremang.

" Gue boleh gabung?" Jefran tersenyum, lalu bergabung menari dengan mereka. Teringat tadi Jefran berciuman dengan perempuan, Aina menjaga jarak beberapa langkah tapi ia kaget Jefran sudah menari di belakangnya memegangi pinggangnya Aina erat-erat. Lelaki itu tahu bahwa gadis yang sedang diincarnya akan berlari menjauh.

"Nama kamu siapa, kok aku gak pernah lihat kamu di Club?"  tanyanya tanpa melepaskan tangannya dari pinggang Aina yang ramping. Jefran membatin pinggang ini begitu pas di tangannya, ingin sekali ia memeluk tubuh seksi milik gadis yang tak dikenalnya ini.

"Aku? Nama Aku Maya." Kali ini Aina mantap mengucapkan nama palsunya, buat apa dia harus kenalan sama idolanya yang brengsek ini.

"Jefran."

"Aku nggak nanyak." Jefran hanya tersenyum, dasar perempuan sombong tapi Jefran suka gaya Maya ini. Malah ia semakin tertantang untuk mendapatkan Maya. Dengan gerakan sensual, ia mengajak Maya menari. Sungguh aroma tubuh Maya sangat memabukkan, mampu membangkitkan gairahnya.

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang