Pertandingan

8.9K 751 17
                                    


Aina sudah berdandan cantik sore ini dengan memakai kemeja kotak- kotak bewarna merah yang panjangnya sampai ke lutut. Menambah kesan ramping di badannya yang cukup tinggi. Ingin juga memakai ikat pinggang kecil di perut tapi segera dibuangnya pikiran itu jauh-jauh mengingat dada dan pantatnya yang lumayan menonjol membuatnya ngerii sendiri apa lagi Jefran mungkin akan marah.

"Masak udah dandan yang cantik, body masih kayak tante-tante." Pingin mewek rasanya melihat aset-asetnya yang melebihi ukuran . Kalau ada obat pengecil sudah Aina borong.

"Ai, kenapa ikat pinggangnya gak loe pakai. Cocok kayaknya." tanya Angel yang sedang memakai sepatu.

"Ogah, gini aja." Tapi bukan namanya Angel kalau dia tidak pemaksa. Tanpa sepengetahuan Aina, ia memasukkan ikat pinggang kecil itu ke dalam tas. Nanti bisa berkomplot dengan Dion agar Aina mau memakainya.

Dion si manusia setengah ikan sudah menungu di luar tapi dia tidak berada di dalam mobil miliknya sendiri melainkan mobil milik Dika .

"Yuhuuu....Sorry ban mobil eike kempes cin." Dua gadis yang baru keluar itu menatap aneh ke arah Dion .

"Sejak kapan Dion bahasanya jadi bencong mampang?"

"Dion gituh kalo deket cowok tapi kalau sama kita dia normal," Jawab Angel setengah berbisik. Dasar si Dion mahluk amfibi, hidup di dua alam. Kalau sama perempuan jadi temen kalau sama laki-laki pingin jadi selingkuhan.

"Kita nebeng di mobil babang tamvan yaw cin." Dika yang mulai ngerti apa yang diucapkan Dion hanya tersenyum dan menyapa dua gadis itu dengan melambaikan tangan.

"Naik mobil gue aja, kita bisa sama-sama ke sana. Kan lebih hemat juga dan ngehindarin macet."

Perjalanan mereka menuju SMAN 70 terasa singkat karena Dion dengan banyolannya yang garing sukses membuat mereka bingung lalu tertawa. SMAN 70 akan bertanding melawan SMA rajawali, bukan pertandingan kompetisi tapi pertandingan persahabatan. Siapa yang kalah atau menang itu tidak penting tapi dengan harga diri SMA Rajawali yang sangat tinggi, tidak mungkin Jefran dan timnya mau dikalahkan.

Mereka telah sampai ditempat pertandingan. Parkiran SMA N 70 sudah penuh dengan mobil. Untung tempat parkirnya begitu luas jadi mereka masih dapat tempat.

"Astaga Aina, baju loe berantakan kelihatan loe cin dah dandan cantic- cantic tapi aura kucel inde kumel masih nempel." Dion mulai ceramahnya mengenai beauty and fashion, gak kelar kelar deh hidup Aina tapi tanpa diduga Angel mengeluarkan ikat pinggang yang dibawanya tadi.

"Tara... Ada belt ajaib yang dibawa sama princess Angel."

Dengan cepat Dion memasangnya belt itu di pinggang Aina, dengan sedikit memaksa dan menggulung lengan kemeja Aina sampai ke siku.
"Gini kan cantik."

" Tapi yon,ini jadi pendek kan?Paha gue kelihatan," gerutu Aina sambil menarik narik kemejanya ke bawah.

"Loe pakai short pant kan?" Aina hanya mengangguk." Ya udah gak papa kalo gituh, paha kelihatan dikit gak masalah asal jangan apem sama nini growong loe yang kelihatan," ucap  Dion yang disambut gelak tawa Kawan-kawannya yang lain sedang Aina yang jadi bahan lelucon hanya memajukan bibir dan menendang satu kaki dion.

"Sakit ai, ayang Dika lihat Aina kayak preman pasar tanah abang nendang kaki eike." Dika yang ditempeli mahluk jadi jadian itu langsung terjingkat kaget dan jijik seperti ia baru saja menginjak tokai ayam.

"Udah-udah ayow kita masuk keburu pertandingannya mulai," ajak Angel

"Gue ke Ronald dulu ya?!Katanya dia jadi assistant pelatih". Ucap Dika lalu berjalan pergi. Aina tahu Dika dari tadi risih diglendoti Dion makanya kawannya itu memilih menghindar pergi.

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang