Kamu mau jadi pacarku?

10K 898 15
                                    


Aina seperti manekin, beberapa kali ia masuk keluar kamar ganti mencoba berbagai macam pakaian yang Jefran sodorkan. Dia beberapa kali mengibaskan tangan dan kalau  merasa pakaiannya pas di tubuh Aina, ia akan mengacungkan jempol.

Aina heran kenapa Jefran membelikan pakaian begitu banyak yang kalau ditotal harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Dari mana anak seusia Jefran mendapatkan uang sebanyak itu. Memang benar kata teman sekolah Aina. Jefran anak orang kaya, tapi sekaya apa sampai rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membelikan pakaian guru lesnya.

Bagaimana Aina harus mengganti, uang jajan bulanannya saja tak tembus angka 1jt atau di potong gaji namun sampai berapa kali?

"Jef, ngapain loe beliin baju sebanyak ini?" tanya Aina penasaran

"Baju- baju ini loe pakai pas lagi sama gue. Gue gak mau pas loe jalan sama gue penampilan loe cupu kayak gini sekalian gue beliin kosmetik dan alat make up." Aina cuma jadi pengajar untuk Jefran ngapain dandan cantik- cantik? Dia tambah berhutang lagi kan sama Jefran.

"Loe gak ngasih ini cuma-cuma kan? Gue gak punya duit buat ganti?" Jefran tersenyum, memperlihatkan seringainya lagi.

"Ternyata mangsa gue pinter. Ini semua gak gratis anggap aja sebagai tanda terima kasih karena loe mau jadi guru gue." Aina hanya mematung mendengar apa yang Jefran katakan." Udah jangan kebanyakan mikir kita cari makan aja, gue laper!!"

Mereka memilih makan di salah satu foodcourt yang berada di bagian lantai paling atas Mall.
"Mau pesen apa?"

"Samain aja, orang ditraktir manut aja," jawab Aina  disertai cengirannya. Entah mengapa ketakutannya pada Jefran tadi menguap begitu saja mungkin karena lapar dan melihat makanan enak jadi ketakutannya sirna.

"Loe gak punya alergi kan?" Aina memandang Jefran lekat-lekat, setan di depannya ini perhatian sekali.

"Ada, gue alergi sama makanan mahal," jawab Aina cuek. Jelas alergi dong, alergi buat bayar.

" Loe Jef, alergi sama makanan apa?" Dilihat dari wajahnya saja Jefran pasti menderita banyak alergi makanan.

"Gue alergi kalo makan dibayarin cewek." Dasar orang sok kaya, Aina mendengus kesal. Siapa juga yang mau bayarin dia.

Jefran memanggil salah satu pelayan stan makanan.
"Mbak kita pesen tenderloin steak 2, yang medium. Minumnya  lemon tea 2 sama kentang gorengnya 2." Pelayan itu mencatat semua pasanan Jefran tanpa terlewat satupun.

Tak berada jauh dari tempat Aina dan Jefran makan, ternyata ada Kanya sedang nongkrong bersama teman gengnya.
"Nya, lihat deh siapa yang ada di arah jam 9," ucap Sofie sedikit berteriak sambil menyenggol-nyenggol tangan Kanya yang  sedang makan.

"Itu Jefran, keberuntungan buat loe Sof ketemu Jefran deketin sana!!"

"Loe gak lihat dia sama siapa?" Mata kanya menyipit, mengamati Jefran dari jauh di ikuti oleh kawan-kawannya yang lain.

"OMG....no...no... gue gak lagi ngimpi kan?" Kanya sampai mengucek-ngucek mata." Itu si cupu ,temen Angel. Ngapain tuh cewek sama Jefran?"

Sofie yang tidak suka melihat kedekatan Jefran dengan Aina, mengambil ponsel dan memotret mereka.

"Ngapain Sof, loe fotoin mereka?" tanya Kanya penasaran.

"Gue foto, mau gue kirim ke fanticnya Jefran biar mampus tuh cewek cupu," ujar Sofie lagi berapi-api. Dia yang ngincer Jefran dari dulu tapi cuma jadi pacarnya seminggu terus diputus. Sekarang malah lihat Jefran jalan sama perempuan yang levelnya di bawah Sofie.

"Ck....ck...ck kalo loe mau Jefran ya saingan yang sehat dong," jawab Kanya dan mendapat tatapan heran dari beberapa temannya.

"Kok loe malah belain si cupu sih?".
tanya Greeta yang heran dengan jalan pikiran Kanya.

"Bukan, cuma kalau Jefran tahu kita ngambil gambarnya, apa dia gak bakal murka? Kita tahu sendiri kalau Jefran ngamuk, kursi pada terbang!" Benar juga apa yang Kanya katakan, Jefran kalau sedang marah menyeramkan. Kenapa tuh anak bisa ditakutin? Jefran pemegang sabuk hitam selain dia juga punya banyak uang.

"Gue gak peduli yang penting gue puas besok tuh cewek mampus di tangan fansnya Jefran." Kanya hanya geleng-geleng kepala. Sofie memang menyukai Jefran dari lama, Sofie juga pernah menjadi pacar jefran walau cuma seminggu. Kini perasaan Sofie pada Jefran tak pernah berubah, berulang kali ia mendekati Jefran tapi selalu mendapat penolakan.

"Tapi gak nyangka cewek cupu itu bisa jalan sama pangeran sekolah. Ternyata si cupu itu gak polos-polos amat, gue yakin belanjaan dia banyak banget kayak gituh dia dapet dari jual tubuh ke Jefran." Kanya mendengus kesal kepada Greeta, bisa-bisanya mereka berpikir sepupu pacarnya sebejat itu. Kanya tak yakin mereka punya hubungan spesial, tapi hubungan apa yang Jefran jalin dengan si Aina itu?? Makan bareng di tempat ramai jelas bukan gaya Jefran.

"Loe dulu kan pernah jadi pacar Jefran, gimana dia kalo diranjang pasti perkasa banget kan?" tanya Gita sedikit vulgar kepada Sofie .

"Ada deh yang pasti memuaskan dong," jawab Sofie bohong, Kanya menatap tajam ke arah Sofie. Ia tak suka kawannya itu berbohong dan menyebarkan rumor yang tak benar tentang Jefran.

Sementara dua orang yang mereka bicarakan malah sedang asyik mengunyah makanan.
"Ai, loe udah punya pacar belum?" tanya Jefran yang kini mengunyah sepotong daging.

"Gue gak punya pacar, kenapa?" Aina bicara sambil memasukkan potongan kentang ke mulutnya. Emang rasa gratisan itu sangatlah enak

"Mau gak jadi pacar gue?" Pertanyaan yang mudah dibaca arahnya mau kemana kalo Aina ditembaknya beberapa bulan lalu, ia akan menjawab iya tapi kalo sekarang dia bakal menjawab tidak lantang dengan toa masjid. Mau jadi apa Aina kalau jadi pacar Jefran. Si laki-laki mesum dan bodoh.

"Gue gak mau pacaran dulu, gue mau konsen belajar buat ujian, " jawaban klise untuk menolak ajakan pacaran."Btw kenapa loe suka ma gue? Sampai loe nembak gue?"

"Loe cantik, seksi, rambut loe panjang."

"Selain itu?" tanyanya lagi, Kenapa menilai seseorang dari fisiknya saja.

"Loe pinter. Kenapa loe nolak gue? Cewek-cewek aja pada, ngejar-ngejar gue!?" Emang dia maling dikejar-kejar, maling hati. Pede banget ini bocah.

"Karena loe suka sama gue cuma karena fisik." Jefran heran sampai membulatkan bibir.

"Hah? La terus cowok kan gituh dari mata turun ke hati. Loe mau jawab karena loe baik!! Ituh cowok bullshit kali, gue cowok jujur."

"Dan gue juga mau jujur, gue nolak loe karena bagi gue loe kurang cukup baik," jawaban Aina begitu tegas dan lugas tanpa peduli. Jefran mau marah apa tidak tapi tanpa sepengetahuan Aina, Jefran malah tersenyum. Ia tak menyangka Aina perempuan spesial berbeda dengan gadis-gadis yang ia temui.

Sedang Aina jadi berpikir memang hanya Dika laki-laki paling baik sedunia setelah sang papah dan Bagas. Ia berteman dengan Aina dengan tulus tapi apakah pikiran Aina akan selamanya begitu ketika tahu sahabatnya dari kecil menyimpan rasa untuknya.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang