Jefran marah

9.4K 810 11
                                    

Ternyata Jefran pandai berbohong. Ia bilang akan berangkat jam 6.35 tapi jam 6.15 dia sudah berada di teras depan mengobrol dengan ayah Aina.

"Pacar kamu cakep, Mobilnya juga bagus. Orang tuanya kerja apa?" Tak mungkin kan kalau Aina bilang orangtua Jefran pemilik Smith group bisa kenak serangan jantung mamanya karena girang.

"Nggak tahu kapan-kapan mamah tanya sendiri deh tapi jangan lebih dari seminggu. Siapa tahu tuh orang gak main ke sini lagi!!"

"Yah mamah doain kalau kamu sama itu cowok langgeng sampai tua."

"Idih ogah, sampai tua pacaran muluk".

"Yah enggaklah, maksudnya berjodoh."

"Harapan mamah ketinggian". Tak tahukah Aina kalau doa seorang ibu pasti di kabulkan Tuhan. "Ai, berangkat dulu!!"

Aina menarik tangan Jefran untuk segera berangkat tentunya setelah berpamitan dengan ayahnya terlebih dulu. Sesampainya di dalam mobil, Jefran bersikap aneh padanya. Pemuda Itu mengambil tisu dan mengelap wajah serta bibir Aina.

"Loe ngapain?"

"Jangan cantik-cantik! Cantik loe buat gue doang. Mana kacamata loe? Kenapa Nggak loe pakai?" tanyanya bingung karena hari ini Aina memakai soft lens dan berdandan.

"Gue tinggal di rumah, Gue kira loe bakalan malu jalan sama perempuan yang gak cantik."

"Yah gak, gue seneng sama penampilan loe di sekolah. Lain lagi kalau di luar misal kita cuma berduaan. Loe harus dandan cantik." Haruskah Aina tersipu tapi hatinya kenapa mendadak dongkol ya? Dia boleh dandan cuma sama Jefran doang terus kapan dia nanti bisa pisah dan cari pacar baru.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

"Woy, ngalamun aja loe," sapa Angel sambil memberi Aina sebuah air mineral. Mereka kini sedang berada di pinggir lapangan melihat murid yang sedang bermain sepak bola.

"Loe tadi lihat gimana hebohknya anak-anak waktu lihat Jefran berangkat sama gue." Aina ingat begitu ia keluar dari mobil Jefran. Beberapa anak perempuan terang-terangan menatap sinis. Ada yang bahkan mengacungkan jari tengah membuat Aina takut sendiri.

"Bukan berangkatnya yang jadi masalahnya, tapi gandengan tangan Jefran. Kalian kayak anak kembar yang mau nyebrang kali," ejek Angel.

"Gue takut fans Jefran nyerang lagi. Loe tahu terakhir gue di jorokin di depan toilet. Ngerii.. mereka mainnya kroyokan."

"Yah bukan cuma loe, cewek-cewek Jefran sebelum loe juga di gituin. Mereka strong aja!!" Enak aja Aina di samain sama mereka. Mereka mah kuat cewek tukang berantem. Kalau lomba cerdas cermat Aina bisa menang tapi kalau adu jotos Aina bisa menang... menangis.

" Cewek-cewek itu punya genk, lah gue?"

"Loe punya kita, gue sama Dion. Ibarat kata tenaga Dion sama dengan 4 Cewek, mulut dia kencengnya sama kayak bel sekolah." Aina tertawa terbahak-bahak mendengar Dion di samakan dengan beberapa anak perempuan. Ia lupa dengan keberadaan Dion yang sudah jadi teman dan dekat sekali dengan mamahnya.

Dugh....

Sebuah bola yang di tendang dengan cukup keras mengenai lengan kanan Aina.

"Aduh... sakit!!"

"Maaf, aku gak sengaja!! Kamu gak apa-apa kan? Mana yang sakit?" tanya seorang laki-laki kepada Aina yang memegangi lengannya.

"Ati-ati dong kalau main bola." Angel menggerutu dan melotot ke arah pemuda yang kini tengah memegang serta melihat lengan Aina yang memerah karena tendangan keras.

"Maaf, saya benar-benar gak sengaja!!"

"Jangan pegang-pegang tangan pacar gue!!" peringatan Jefran dengan dingin membuat ketiganya yang tengah berdebat memandangnya  terkejut. Sejak kapan laki-laki itu berdiri di situ.

"Jef... Jefran!! Maaf bola yang gue tendang gak sengaja kenak lengan pacar loe."

"Jangan sok modus deh loe. Emang gue buta gak liat loe perhatiin Aina dari dia datang tadi. Loe mau pura-pura gak sengaja ketendang bola terus minta kenalan, minta nomer?" Jefran sudah tahu akal bulus orang ini. Pura-pura gak sengaja terus minta kenalan. Basi. Aina hanya bengong sekaligus menatap sang pacar takut. Jefran mengawasinya sedetail itu layaknya kamera CCTV.

"Jef, udah!! Jangan memperpanjang masalah." Aina mencoba memberi pengertian. "Aku udah gak apa-apa ".

"Kenapa loe malah belain dia, dia udah buat loe sakit!! Jangan-Jangan loe juga tertarik sama dia." Aina mengernyit bingung, pikiran Jefran semakin ngelantur. Dia bisa berpikir hal yang mustahil seperti itu. Suka dari mana coba. Kenal aja tidak.

" Jef, dari pada kalian berdebat lebih baik kita obatin Aina. Tangannya sakit!!" Benar keadaan Aina lebih perlu penanganan.

"Kali ini loe selamet tapi lain kali. Gue gak akan ampunin loe."

🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚🐚

" Aduh sakit Angel!! Pelan-pelan ngasih salepnya." Jefran langsung merebut obat yang di pegang Angel.

"Loe bisa nggak ngobatin cewek gue!! Sini biar gue obatin sendiri." Jefran mengoles salep itu dengan hati-hati. Dia sabar mengobati Aina sedang Angel melongo, sesayang itu Jefran kepada Aina. Sampai cuma rintihan kecil saja di besar-besarkan.

"Gue udah minta ijin guru buat loe biar istirahat di sini! Jangan bantah. Kalau loe gak cegah gue tuh cowok udah gue mampusin!!" Aina memandang Angel dengan tatapan memohon untuk bisa di selamatkan dari kemarahan Jefran yang tak berkesudahan. Anak orang mau di hajar padahal tadi benar-benar tak di sengaja.

"Kenapa bahas itu muluk, traktir gue kek. Kalian kan udah jadian!!" Angel memang bisa di andalkan.

"Sorry gue lupa, loe mau di traktir dimana? Gini deh gimana kalau sabtu ini kita jalan-jalan. Double date, loe ajak Dion," uang sulan Jefran jelas disambut pelototan oleh Aina. Kencan dengan Jefran, terakhir mereka makan saja mereka di foto.

"Double date pala loe!! Dion sama gue, yang ada kita bukannya pacaran tapi adu pendapat tapi gak apa-apa deh gue ajak Dion. Dia kan best friend kita."

Angel tak membantunya tapi menggali kubur Aina sendiri. Kencan? Double date judul lain dari cari tempat buat pacaran.

🐦🐦🐦🐦🐦🐦🐦🐦🐦

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang