Lebih dekat denganmu

9.9K 883 13
                                    

Samuel dengan tak tahu malunya mengambil duduk di samping Angel untuk makan. Air liurnya sampai menetes melihat makanan yang telah dimasak Dion dan Aina. Ada nasi goreng seafood, telur gulung, nugget, kue-kue manis.
"Wah makan besar nih!"

"Makan besar pala loe." Dion dengan sebal mentloyor kepala Samuel. Habis datang-datang langsung makan. Gak punya sopan santun.

"Harusnya loe bersyukur ada, yang bantu ngabisin makanan yang loe masak."

"Heh!! Makasih? Yang ada gue enek lihat cara loe makan. Kayak gak makan setahun!! Loe rakus." Dion berdecak sebal sambil menepuk tangan Samuel yang mencocol nugget dan telur yang baru saja ia sajikan.

"Udah, kita kan juga buat banyak. Biarin aja dia ikutan makan. Yah anggap aja infaq buat anak kurang mampu," ujar Angel berusaha melerai.

"Loe sama aja!!  bisanya cuma makan, masak kagak becus." Dion sebal nih dua orang gak guna malah asyik makan gratis.

''Iyah nih Angel! Enak aja loe kira gue kaum duafa," Karena tak hati-hati saat mengambil makanan, tangan Samuel menyenggol segelas air.

Prank...

"Samuel!! Loe tumpahin air ke baju temen gue!!" Bentak Dion semakin marah.

"Iya.. Sorry. Gak sengaja!! Habis sih tangan gue nakal, suka main-main sendiri!!"

'' Iya tangan loe enaknya di potong aja biar gak keluyuran. " Refleks Samuel menjauhkan tangannya karena kini Dion sudah memegang pisau kecil. Bahaya kalau setan lewat, tangan Samuel bisa jadi tongseng daging.

"Gak apa-apa  Yon, Jangan marah-marah!! Ini gue basuh sebentar juga bersih." Dion malah menarik tangan Aina untuk ikut dengannya. Di basuh apanya, rok Aina basah separuh karena ketumpahan segelas air putih.

"Gue pinjamin baju. Dasar si Sam udah numpang makan terus cari masalah aja!!." Aina mengikuti kemana Dion membawanya. Mereka berjalan ke arah kamar Dion. Di sana Lelaki kemayu itu memilihkan sebuah dress cantik bewarna baby pink dengan bunga-bunga kecil sebagai motifnya.

"Loe ganti baju, habis ini kita makan sama-sama." Aina tersenyum atas kebaikan Dion. Ia tak menyangka Dion yang di kira sombong ternyata baik hati walau pria Itu agak sedikit gemulai.

🍏🍏🍏🍏🍏🍏

Ceklek

Aina keluar kamar setelah berganti dengan pakaian yang sudah Dion pinjamkan. Kini saatnya mengisi perut saat melewati ruang TV. Sudah ada beberapa anak laki-laki yang duduk.

"Yon, Loe kalau masak enak. Gak ada yang ngalahin," puji Mike sambil memakan nasi goreng seafood. Dion sebal kenapa para penyamun ini kemari, Dion merasa seperti kepala panti asuhan yang mengurus anak-anak kelaparan.

"Eh... Aina. Udah selesai ganti bajunya. Sini makan sama kita." Aina hanya berdiri mematung saat melihat sekumpulan anak lelaki sedang bersenda gurau di depan tv. Apalagi ada satu pemuda yang menatapnya tanpa berkedip.

"Eh gue pulang aja ya Yon?"

"Jangan pulang dong, loe belum makan! Loe kan udah capek-capek masak."

"Iya, Ai makan dulu," timpal Angel yang sudah kekenyangan.

"Kenapa buru-buru pulang? Makan dulu aja. Makan di balkon kayaknya videonya bagus deh Aina....!" Jefran Anthony Smith tak mengalihkan pandangannya guru les privatnya. Terkejut juga bisa bertemu dengan gadis yang beberapa hari menghindarinya itu, memang kalau jodoh gak akan kemana. Aina terlihat seperti seorang peri hutan karena dress bunga yang ia kenakan. Bukan cuma Jefran, teman-temannya yang lain juga melongo sejenak tapi sang ketua tim basket  berdehem untuk menegur mereka.
"Gue pinjam balkon Yon buat makan berdua sama Aina, sekalian ada yang perlu kita omongin." Saat Angel ingin menyela Jefran tak peduli. Satu tangannya membawa nampan dan satu tangannya lagi menarik lengan Aina untuk ikut. Tak ada yang berani protes atau menyela, Angel yang biasanya akan langsung memberikan protes dengan kenekatan Jefran. Kini pilih menutup mulutnya, mungkin membiarkan mereka bicara tak apa-apa. Toh di sini banyak orang, tak mungkin Aina di apa-apakan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Kenapa loe balikin semua barang yang gue kasih?" tanya Jefran pada Aina yang telah mengambil jarak darinya. "Dan atas ijin siapa loe mundur jadi guru les private gue?"

"Loe tahu kan jawaban semua pertanyaan yang loe tanyain ke gue."

"Enggak, gue gak tahu." Alasan apapun tak di terima Jefran. Mengembalikan barang pemberiannya dan mundur tanpa dirinya tahu. Gadis ini benar-benar menguji kesabarannya.

"Loe gak tahu atau gak mau tahu. Masalah di mading sekolah bukan main-main. Mereka mojokin gue. Ngatain gue jual diri, cewek matre terus ngatain gue banyak lagi. Apa loe gak baca!!" jawabnya kesal serta setengah membentak. Coba Jefran sedikit saja mengerti posisi dirinya bukannya egois mempertahankan Aina.

"Terus? Semua itu nggak benar kan?Loe bukan perempuan seperti itu."

"Tapi mereka pasti salah paham tentang hubungan kita. Mereka menganggap kita punya hubungan khusus."

"Gimana kalau kita jadikan pikiran negatif mereka jadi kenyataan?"

"Maksudnya?"

"Loe jadi pacar gue!!" Untuk kedua kalinya Jefran mengatakan ingin menjadikan Aina kekasihnya, sayangnya semua tak semudah itu. Aina tak siap jika ada lagi yang menyiram air ke pakaiannya.

"Gue belum jadi pacar loe aja anak-anak udah heboh Apalagi gue beneran jadi pacar loe. Gue gak mau. Belum lagi fans loe yg bakal nyiksa gue." Jefran bukannya melepas Aina, ia malah memandangnya lekat-lekat dengan tatapan penuh intimidasi. Baru kali ini ia ditolak gadis yang sama sebanyak 2x.

"Loe nolak gue lagi? Enggak mikir dulu ?". Baru kali ini ia bertemu dengan perempuan yang membuatnya penasaran setengah mati dan menolaknya terus.
"Di mata loe ada cinta buat gue...". Jefran dengan berani semakin menghimpit Aina, sampai membuat si gadis bergerak mundur. "Loe gak usah sok jual mahal. Loe juga naksir kan sama gue?" tanyanya penuh percaya diri. Memang benar tak ada yang mampu menolak pesona Jefran termasuk Aina sendiri.

"Mundur!! Jangan deket-deket!" Sela Aina takut, anggap saja dia pengecut karena mudah di tekan tapi melihat Aina ketakutan Jefran malah meraih pinggang Aina dengan posesif sehingga hidung mereka saling bersentuhan.

"Kasih gue alesan, kenapa loe nolak gue?"

"Karena loe gak bisa memperlakukan cewek dengan bener, loe cowok termesum yang pernah gue kenal, loe cowok jahat, egois!!" Jefran malah tersenyum simpul mendengar segala hinaan yang Aina lontarkan untuk dirinya.

"Itu yang loe lihat dari gue? Gue cowok normal makanya gue mesum, gue egois karena pingin loe jadi pacar gue tapi loe nya nolak terus. Jahat?? Emang gue nglakuin hal apa sama loe? Gue cuma ngikutin naluri gue sebagai laki-laki. Jadi?? Loe harus mau jadi pacar gue!!"
Mata Aina menyipit, ia semakin tak menyukai cara Jefran memperlakukannya. Apalagi jarak mereka yang dekat, Aina bisa merasakan deru nafas mint Yang pria muda itu keluarkan.

"Kalau gue tetep gak mau!!"

"Loe keras kepala."

"Dan loe pemaksa, kita sama." Tanpa aba-aba Jefran mencium bibir Aina, melumatnya lama. Tangannya meraba payudara milik Aina tentu saja gadis itu meronta ingin di lepas namun tenaganya tak cukup kuat.

"Enak kan?" Ciuman mereka terlepas, menyisakan Aina dengan wajah memerah karena malu. "Kalau loe mau jadi pacar gue, Loe bisa dapetin lebih dari itu."

Aina mengepalkan tangan erat-erat, menggenggam sebuah tinjuan. Aina jelas tak suka di lecehkan.
"Loe pria terbejat yang pernah gue kenal!!" teriaknya marah lalu segera beranjak pergi.

Dikira  setelah Aina berteriak, ia akan bebas dari perangkap Jefran begitu saja. Dengan berani Jefran malah menariknya kembali tubuh Aina untuk merapat ke arahnya, mengecup leher Aina yang putih dari belakang. "Gue gak akan lepasin loe, mulai sekarang loe jadi pacar gue dan gue benci pacar gue pake baju yang dikasih laki-laki lain." Dengan cepat Aina menghempas tangan Jefran dan berlari menjauh dari pria kurang waras itu.

Jefran memang sengaja membiarkan Aina pergi karena berdekatan dengan Aina terlalu lama jantungnya jadi berdetak begitu kencang. Ia tak tahu apa yang saat ini tengah rasakan. Aina membuat hasratnya meletup-letup, biasanya ia yang diinginkan para gadis tapi lain kalau dengan Aina. Jefran menginginkan Aina, tubuh, hati, serta pikiran. Tak rela bila perempuan itu tersenyum untuk laki-laki lain. Apa lagi kecantikan alami yang Aina miliki, Jefran tak mau siapa pun melihatnya.

Jefran rasa dirinya kurang waras dengan frustasi ia mengacak-acak rambutnya sendiri. Aina... Aina... gadis itu berhasil membuatnya gila dan di mabuk cinta.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang