Penanganan

11.9K 813 61
                                    

Siapa sih yang tidak terkejut melihat sahabatnya yang tiba-tiba menghubunginya dengan keadaan kacau seperti ini. Rambut acak acakan, air mata yang terus mengalir dan jangan lupakan kissmark yang ada di leher yang jumlahnya banyak. Meski tahu apa yang dialami Aina tapi mulut Angel seakan terkunci. Memilih membawa Aina pulang ke tempat mamahnya, bu dokter bedah. Karena sahabatnya ini enggan diantar pulang.

Aina hanya diam dan menangis ia terlalu syok sampai tak mampu bercerita apapun. Setiap mulutnya ingin buka suara dadanya sesak, air mata nya yang luruh.

"Mah, apa yang terjadi sama temen aku??". Dokter Lena, bunda Angel tak berkata apapun. Hanya menuntun Aina berbaring di ranjang periksa yang biasa ia gunakan untuk praktek.

"Sayang, kamu bisa tunggu di luar ". Bujuk Lena yang bisa melihat rasa penasaran putri semata wayangnya. Angel hanya pasrah dan berjalan keluar ruangan lalu menutup pintu.
Sedang Aina sendiri sudah terbaring diranjang.

"Tante mau periksa Aina." Lena mengambil sarung tangan putih di lemari dan memakainya. "Kamu bisa lepas Celana dalam kamu, dan membuka paha kamu sambil kakinya ditekuk atau mau tante bantu?" Tubuh Aina menegang kaku, ia ketakutan. Jemarinya bergetar hebat.

"Gak usah tante, aku bisa sendiri." Mengerti apa yang terjadi Lena bersikap sabar. Ia menunggu Aina melepas celana dalamnya. Anak ini tentu tak baik-baik saja. Pasti sesuatu yang terjadi padanya tengah mengguncang kondisinya kini.

"Sayang, tante cuma mau periksa Aina. Jangan takut, tarik nafas yang dalam Ya nak!!" Lena mencoba memeriksa bagian vital Aina. Awalnya Aina ingin menolak dan merapatkan pahanya namun sebagai seorang wanita dan juga ibu. Lena bisa membujuk dan menenangkannya. Ia memeriksa tempat sensitif itu dengan seksama. Ada pembengkakan di area vitalnya serta Lena juga menemukan sisa sperma yang jumlahnya banyak. Memang sih ibu Angel itu bukan dokter kandungan,  tapi ia cukup tahu anatomi tubuh manusia dengan baik.

Sebagai seorang dokter dan wanita dewasa. Lena tahu apa yang terjadi. "Sayang, tante mau nanya. Kamu kenal siapa yang nglakuin ini sama kamu?" Aina hanya menangis, sambil menggugu. Lena berusaha kuat, mendengar tangis sahabat putrinya yang memilukan hatinya juga ikut ngilu. "Hey, kamu gak perlu ngomong cuma ngangguk atau geleng saja."
Karena memang rata-rata korban perkosaan terlalu sedih untuk mengingat- ingat apa yang terjadi padanya bahkan Aina tidak berteriak histeris saja sudah bagus.
"Kamu kenal yang nglakuin semua ini sama kamu?" Aina mengangguk lemah.
"Pacar kamu yang nglakuin semua sama kamu?" Aina diam sambil menangis lalu ia mengangguk lagi. Bukan pacar tapi mantan pacar.

Lena memejamkan mata sejenak sambil mengurut dahi. Ia tahu bagaimana Aina ini, dia gadis yang tak pernah neko-neko, siswi yang berprestasi, putrinya Angel saja jadi anak baik setelah berteman dengan gadis ini. Kenapa tega sekali orang yang melakukan ini kepada Aina. "Tante mau tanya lagi, tapi pertanyaan tante jawab aja pake jari." Lena lebih menyiapkan batinnya, bagaimana kalau apa yang dialami Aina menimpa Angel.
"Berapa kali pacar kamu nglakuin ini sama kamu?" Masih dengan tangisnya ia mengangkat tiga jarinya kemudian lena memeluknya, membiarkan air mata Aina basah di jas putih yang ia pakai. Sambil terus mengelus punggung gadis Itu menyalurkan kekuatan . Pasti menyakitkan sekali, pengalaman seks pertama harus dilakukan dengan sebuah paksaan. Suatu hari ini akan meninggalkan trauma yang sangat menyakitkan.

Angel memaksa masuk saat mendengar tangisan sahabatnya yang begitu memilukan.
"Mah, Aina kenapa??"

"Sayang, temen kamu mengalami pemerkosaan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri sepertinya Aina juga mengalami kekerasan seksual terlihat dari pergelangan tangannya ada bekas ikatan tali."
Tangan Angel terkepal erat, ia tahu siapa yang melakukan ini pada Aina. Pasti si bajingan itu.

"Mamah bisa minta tolong sama kamu? Tolong kamu mandiin Aina. Jangan biarin dia sendiri terus besok pagi tolong kamu beli obat yang mamah tulis di apotek." Angel menerima secarik kertas dari sang mamah. "Ingat pesen mamah Jangan biarin Aina sendiri. Biar malam ini Aina tidur di sini dulu."

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang