Hancur berkeping keping.

10.1K 842 33
                                    


Aina tetap Aina yang polos nan lugu pandai menyambunyikan kegelisahan hatinya. Sisi malaikatnya selalu membisikkan kalau kemarin Jefran hanya bersama teman bukan selingkuhan. Tapi kenapa dadanya sesak. Sisi lain dalam dirinya mengatakan sebaliknya. Ditahannya air mata yang sudah berdesak desakkan- ingin keluar.

"Ai, adonan kuenya loe mau mixer berapa lama?" Gadis itu lupa sekarang sedang membuat cupcake bersama Dion dan jangan lupakan Angel yang dari tadi asik memakan gula bubuk.

"Singkirin tangan loe Njel, jangan loe makan hiasannya." Dion galak banget kalo menyangkut masalah dapur. Tangan Angel saja sampai dikeplak.

"Yon, besok gue beli daging loe masakin steak ya?" Huh Dasar Angel perempuan setengah jadi. Nyuruh-nyuruh, enak aja.

"Gue gak punya tenaga ekstra buat masakin loe, loe suruh masakin Aina aja." Dion malah melempar keinginan Angel kepada Aina.
Dan mereka baru sadar sedari tadi gadis itu menutup mulut, diam. Hanya mengisi beberapa cetakan adonan. Aina terlihat melamunkan sesuatu. Hingga adonan sudah meluber penuh, dia tak sadar.

"Luber-luber deh. Aina, loe ngisi yang bener dong." Giliran Aina yang kena semprot Dion.

"Sorry"

"Loe kenapa, masih kepikiran Jefran?". Aina menutup mata sejenak, sekeras apapun dia mengenyahkan Jefran dari pikirannya. Malah semakin kuat bayangan pemuda itu tersenyum pada gadis lain muncul. Rasanya menyakitkan hati.
"Heem, gue gak apa-apa." jawaban singkat tapi malah semakin membuat kedua temannya penasaran.
Mereka tahu kalau Aina belum mau bercerita berarti memang ia butuh waktu untuk berpikir, tak enak kan kalo memaksa gadis itu. Apapun masalah yang Aina punya Semoga bisa segera di selesaikannya.

Mereka memutuskan untuk mengisi malam minggu dengan nonton drakor dan memakan cupcake tak lupa Popcorn rasa keju buatan Angel . Meski sedikit gosong tapi lumayanlah rasanya buat seorang pemula.

"Hiks.... hiks... hiks...." Dion menangis melihat adegan sedih di dalam drama Korea yang tengah mereka saksikan.

"Lebay loe yon, pake nangis segala gak malu sama otot-otot loe."

"Loe gak peka njel jadi perempuan, Aina aja juga nangis"

Dion nangis karena drakor tapi Aina nangis karena lain hal. Dia kepikiran Jefran tadi bersama cewek lain, Aina jadi mengenang semua kenangan manis. Tak percaya bahwa Jefran mengkianatinya.

"Loe kenapa, nangis juga gara-gara drakor?" Aina hanya mengangguk lemah tapi Angel tahu Aina gak suka drakor, dia emang culun tapi bukan gadis menye-menye. Apalagi cuma nangis gara-gara drama

Baru mau membuka mulut ingin menanyakan sesuatu kepada Aina Tapi ponsel Dion berdering horor, ringtonenya suara mbak kunti yang tertawa mengerikan.

Diangkat Dion panggilan itu dengan malas-malasan setelah tahu siapa yang menelponnya
"Apa?"

"-------". Muka Dion yang jutek jadi sumringah. Moodbooster banget si Dion .

"Oke, gue bentar lagi ke sana." Ditutupnya panggilan itu dengan senyum cerah.

"Ayo kita ganti baju, Kanya ulang tahun. Dia ngadain party, pumpung bokapnya Kanya alias Pak jendral kagak ada di rumah." Tak perlu waktu lama Angel langsung melompat kegirangan.

"Asyik party.... lets go!"

"Gue gak ikut ya? Gue mau disini aja boleh kan?" Angel dan Dion saling berpandangan kemudian beberapa detik tubuh Aina sudah di apit oleh kedua kawannya di seret paksa untuk ikut.
"Gak ada, kita pergi berarti loe juga harus ikut."

"Pokoknya gue bakal dandanin loe supaya cantik." Kalau sudah seperti ini, mau tak mau Aina harus ikut. Kedua sahabatnya ini tak mau mendengar alasan apapun padahal lebih baik belajar kan daripada kelayapan.

Aina, my nerd girl  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang