Chapter 35

394 21 4
                                    

"Kayla!" pekik Azka saat senternya mengenai tubuh Kayla yang sedang tergeletak di bawah pohon.

Azka begitu terkejut melihat Kayla dan ia segera berlari menghampiri Kayla.

"Kay," pekik Azka yang kini sudah memangku kepala Kayla. Sementara Kayla terlihat memejamkan matanya. Wajahnya pucat pasi dan tubuhnya begitu lemah.

"Bangun Kay gue mohon bangun," lirih Azka yang kini semakin gusar.

"Yatuhan kenapa Kayla sampai seperti ini," gumamnya sambil mengacak rambutnya. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Lo akan baik-baik aja Kauly percaya sama gue," ujar Azka. Lalu ia segera membopoh tubuh Kayla dengan bridal-style. Azka membawa tubuh Kayla keluar dari hutan. Ia melewati semak belukar yang lebat dan ranting pohon yang bertebaran. Hujan terus mengguyur dengan deras dan angin berhembus begitu kencang. Namun semua itu tak bisa menghentikan langkah Azka. Ia terus melangkahkan kakinya membawa Kayla keluar dari hutan. Hingga akhirnya dia tiba di sebuah warung kecil  dan dia segera membaringkan tubuh Kayla. Ia melepas jaketnya dan memakaikannya pada Kayla.

"Gue harus hubungi pak Didi," gumam Azka sambil merogoh ponselnya. Ia segera mengotak-atik ponselnya dan segera berusaha menghubungi pak Didi.

Namun tak terdengar suara apapun pada ponselnya. Azka segera melihat ponselnya.

"Astaga pantes! Kenapa pake lowbat segala sih!" pekik Azka saat mengetahui ponselnya mati. Iasemakin gusar apalagi melihat keadaan Kayla yang benar-benar terbaring lemah.

Azka duduk sambil memangku kepala Kayla. Ia memegang kedua telapak tangan Kayla yang begitu dingin. Azka menggosok-gosokan tangannya pada tangan Kayla sambil sesekali meniupnya. Azka terus berusaha memberi kehangatan pada Kayla. Sementara hujan masih terus mengguyur dengan deras.

***

- Rasen pov -

Rasen duduk tepat di depan pintu villa. Ia menangkis tangannya pada dahi. Tampak jelas kekhawatiran pada dirinya, wajahnya begitu tegang seperti sedang memikirkan sesuatu. Yaa! Pikiran Rasen benar-benar kacau memikirkan keberadaan Kayla.

"Sen makan dulu gih dari tadi sore lo belom makan sakit nanti," celetuk Arkhan yang kini sedang berjalan keluar dari dalam villa sambil membawa dua gelas teh.

Arkhan duduk di samping Rasen.
"Udah Sen besok kita kan bakal cari Kayla lagi, pasti Kayla bisa di temuin," ujarnya.

Rasen membuka matanya dan melirik tajam ke arah Arkhan.

"Segampang itu lo ngomong? Lo bayangin gimana rasanya ada di posisi gue? Cewek yang gue sayangi ilang entah kemana dan gue? Gue cuma bisa diam! Pikir pake otak khan kadang ngebacot doang emang gampang!" pekik Rasen dengan mata yang nanar.

Arkhan bungkam dan hanya bisa menundukan kepala mendengar ucapan Rasen.

"Bukan itu maksud gue Sen, lo boleh khawatir sama Kayla tapi lo juga harus peduli sama tubuh lo, lo belum makan dari tadi sore, sekarang mending lo makan gih," jawab Arkhan sambil memegang bahu Rasen. Rasen menepis kasar tangan Arkhan lalu segera masuk ke dalam villa, dan tak lama ia sudah kembali keluar dengan memakai jaket hijau army kesayangannya. Ia melengos dari hadapan Arkhan dan melangkahkan kaki keluar dari villa. Ia berjalan di tengah guyuran hujan.

"Sen, woy lo mau kemana?!" teriak Arkhan yang kini sedang mengejae langkah kaki Rasen.

Rasen tak menggubris teriakan Arkhan, ia terus melangkahkan kakinya berjalan menuju ke sebuah tempat.

Sementara mereka tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Yaa! Itu Sabrina.

"Maafin gue Sen gue udah bikin lo sama Kayla kepisah, maafin gue," gumam Sabrina. Ia memejamkan matanya dan wajahnya terlihat sendu. Ia begitu menyesali perbuatannya.

Rasenkay [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang