3.

18K 646 4
                                    

Sekarang mobil ku sudah berada di parkiran sekolah, diikuti mobil sport Rasty,  mobil sedan Intan dan camerro milik Jane. Sementara Hesty di antar supirnya.

Saat kami melewati kantor guru tiba-tiba pak Rahman mencegat kami.

"Kenapa kalian pakai baju bebas?" tanya pak Rahman, apa nih guru ngikutin kami ya, jujur aja kami gak peduli dan melanjutkan langkah kami, tidak peduli dengan teriakan pak Rahman, saat ku berada di koridor sekolah semua mata tertuju pada kami dengan pemikiran masing-masing. Yang pasti negative.

Sampai lah kami di kelas. Ku lihat ada laki-laki dikursi sebelah kiri depan, sementara kursi ku ada di kanan pojok, aku sama sekali tidak memperhatikan.

"Lah nyet, pematik gue mana?" tanya Intan yang memegang rokok tanpa pematik.

''Eh, njirr gue dulu," kata Rasty dan mereka bertengkar dengan hal sepele. Tiba-tiba Lia si anak pintar datang dengan napas ngos-ngosan.

"Ninna lo di panggil guru BK noh," kata Lia berusaha menstabilkan dirinya, Hm baru juga gue sampe sekolah udah dipanggil aja.

"Hm," jawabku.

15 menit kemudian baru aku ke ruang BK itu pun sudah ke-2 utusan.

Diruang BK

"Hallo siapa yang manggil saya?" tanyaku pada semua guru, dan tentunya semua menatap ke arahku.

"Saya." Ucap bu Tini.

"Hm, heran deh sama bu Ndut ini, hampir tiap hari manggil saya kalau saya sekolah, gak bosen liat saya apa gimana sih." ucap ku datar. Bu Tini melongo dan mengelengkan kepalanya. Guru yang tidak mau ikut campur segera melenggang pergi, seorang Ninna yang melawan bu Tini mungkin sudah biasa ya bagi mereka.

"Kamu ini, bukannya salam malah ngeluh seperti ini, kalau kamu bosen keluar masuk BK kamu harus taat peraturan," semprot bu Tini.

"Ya," balasku singkat, saat ku lihat ada Afni si kutu buku di ruang BK untuk mengerjakan proposal mungkin, dia pun aku panggil. "Eh kutu, ambilin gue kursi dong kaya nya bakalan lama nih, pegel gue." Ucap ku pada Afni, dia langsung mengangguki ucapan ku.

Saat aku akan duduk tiba-tiba bu ndut bicara lagi. "Siapa yang suruh kamu duduk Ninna?" tanya bu Ndut sambil menghela napas, kalian pasti tau kan kenpa aku panggil bu Tini sebagai bu Ndut, karna dia GEDE banget kaya kepala sekolahnya upin ipin, ku liat bu Tini menghela napas panjang.

"Gak ada sih, tapi bu kalau saya pegel nanti gimana, ibu mau pijitin saya?" tanyaku so polos, lagi-lagi guru menggelengkan kepalanya, tiba-tiba pintu terbuka dilihat itu adalah Doni, ya si pengurus panitia tanpa memperhatikan adanya aku disana.

"Bu-Ninna sama temen2 nya-ngerokok-dikelas." Ucap nya sambil ngos-ngosan.

"APAA." Sentak para guru serempak.

"Eh lo nuduh gue, jahat banget ih, sakit hati gue." Ucapku sukses membuat Doni tercengang, baru sadar akan adanya aku disini.

"N-Ninna," katanya terbata-bata.

"Sudah, kamu pergi sana," perintah bu Mika yang berada di ruang BK, Doni mengangguki walaupun wajahnya bergetar ketakutan, sebelum Doni keluar aku langsung berkata.

"Lo selanjutnya,'' kataku sambil mengedipkan mata sebelah dan suara dari mulutku yang berbunyi tlook.

"Apa benar itu Ninna?" tanya bu Ndut.

"Yaelah ibu, dari tadi kan ibu liat saya di sini terus, gimana merokok nya," kataku polos meloslos yang menjadi andalan ku, bu Ndut cuma ngangguk. Aneh sih kok percaya aja.

Bad Girls And Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang