Hari ini aku tidak masuk sekolah, sangat malas. Kami sedang menonton tv di sofa ruang tengah.
"Gimana ya reaksi bu ndut, kita gak sekolah lagi?" tanya Jane sambil nyemil, Rasty mengambil cemilan Jane. "Issh nyet itu cemilan gue." Gerutu Jane kesal.
"Lah gue juga mau," bela Rasty, Jane pun hanya mendengus kesal.
"Ayolah cuma cemilan doang lo sampe kesel gitu, masih banyak tuh di dapur," ucap ku menengahkan.
"Beneran Nin, gue ambil ya," sahut Jane dengan senyum2 lalu memeletkan lidah nya ke depan Rasty, dan Rasty hanya mengerutu kesal.
"Bener juga kata si Jane, kangen gue sama bu ndut," sahut Intan.
"Bosen gue sekolah terus," kataku sambil memindahkan chanel tv.
"Eh drama korea dong, biar baper hehe," ucap Jane dengan membawa banyak cemilan.
"Lo suka film kayak gitu, banci." Ucap Hesti lalu mengambil salah satu cemilan yang di bawa Jane, Jane hanya menyerucutkan bibir tipis nya.
"Ke bioskop yuk, ada film horor bagus yang baru rilis." Kata Rasty membalikan badan menghadap ke arah ku.
"Film apa?" tanya ku masih belum berbalik dari tv.
"Pengabdi setan, tu film bagus, terseram di indonesia," kata Rasty semangat.
"Gue gak mau ah, takut tau," ucap Jane dengan wajah memelasnya.
"Anjirr, itu mah film bagus, lo harus coba Jane," beritahu Intan menggoyang goyang bahu Jane, Jane terlihat bepikir sebentar.
"Udah lo ikut ajah, nah tidur nya kita semua nginep deh," kataku masih terpokus sama tv.
"Betul banget, nginep di rumah gue," ucap Intan sambil loncat-loncat.
"Iya deh," ahirnya Jane menyetujui. "Yeey," serempak mereka loncat-loncat, dan berpelukan, aku hanya memutar bola mataku malas.
Skip
Kini kami sudah berada di bioskop, kami beli pepsi dan popcorn, setelah memilih kursi untuk menonton, akhirnya kami dapat juga, sangat sesak begitu banyak orang.
"Guys, keluar yuk sumpek gue," kataku pada semuanya.
"Tanggung Nin, udah mau mulai tuh," sahut Intan, sebelum dimulai Jane sudah menutup mata dan telinganya. Dasar Jane
*
Kini kita sudah selesai nonton, dan berada di cafe, entah kenapa aku begitu merindukan papa dan mama.
Gimana yah keadannya mereka, apa mereka gak kangen sama gue batinku.
08:19
Kini kami sudah bangun, dan sudah membersihkan diri masing-masing, dan bersiap sarapan.
08:57
Kini ku sudah berada di parkiran sekolah. Aku sedang bejalan di koridor sekolah diikuti teman ku di samping dan belakang, banyak pasang mata yang memperhatikan kami, walaupun mereka sedang menonton pertandingan-2 yang di adakan sekolah.
sekarang main bola antara SMA Mutiara dan SMA Tris Patih.
"Murid sekolah lain ganteng-ganteng banget," ucap Jane histeris. Kemudian di angguki oleh Hesti.
"Aanjirr, apalagi tuh yang namanya Derrel no punggung 07 kaya bule." Ucap Intan menunjuk, aku hanya memutar bolamata ku malas dengan kelakuan sahabat-sahabat ku ini. Mereka seperti tidak pernah melihat cogan ajah.
Ku sedikit memperhatikan yang bernama Randi dari SMA Mutiara yang sedang bertanding, dia adalah lelaki yang itu, yang duduk di samping ku saat ku menangis,
Aku memfokuskan jalanku, tanpa melihat lelaki itu."Woy Ninn, ada yang liatin elo terus tuh,'' beritahu Jane menyenggol ku, aku pun mendesis kesal, tanpa peduli.
Kini kami sedang ada di kantin banyak yang memperhatikan kami, entah apa yang mereka lihat apakah ada yang aneh dengan kami, apakah karna pakai kami yang memakai baju biasa.
Ah sudah lah tidak peduli, suara dari AW membuyarkan semua lamunanku, ku lihat ternyata itu adalah kaka ku.
Gio calling.
Ku menghela napas pendek ku geser tombol hijau dan mendekatkan di telingaku.
Hening, tidak ada suara dari Gio atau pun aku, sama-sama tidak ada yang memulai percakapan, karna aku geram akhirnya aku angkat bicara.
"Kalo lo gak mau ngomong gue tutup telponnya," ucap ku dengan sedikit emosi akhirnya Gio menjawab.
"Gue, gue minta maaf," ucapnya, akupun menyernyitkan kening ku.
'maaf'
Apa maksud Gio. "Maaf? Maksud lo apa? " tanyaku bertanya.
"Kita ketemuan sekarang bisa kan," katanya kembali, akupun menghela napas panjang.
"Oke, lo kesini aja, tepatnya ke taman sekolah," kataku lalu menutup telponnya, tanpa mempedulikan jawaban kakaku itu.
*
Kini aku sedang duduk di kursi taman sekolah, karna menunggu seseorang.
"Lo udah lama," katanya memegang pundak ku dan duduk di sampingku.
"Lo bawa temen2 lo kesini?" tanyaku menatap Gio, sekedar basa-basi. Gio pun mengangguk, aku meluruskan pandangan ku ke depan, menatap kosong gedung-gedung tinggi didepan.
"Gue mau minta maaf sama lo dek," ucap Gio dengan menunduk.
"Emang lo punya salah sama gue, sampai minta maaf kayak gitu," ucapku masih menatap lurus.
"Karna gue lo jadi sedih kemaren," katanya menatapku, tapi yang ditatap malah menatap lurus ke depan, tanpa melirik Gio sama sekali.
"Gak perlu lo pikirin gue, gue udah biasa," ucapku kini menatap Gio.
"Gue sayang sama lo, gue gak mau lo dingin sama gue, cuek sama gue, gue gak mau di perlakukan kaya gini, lo masih anggap gue abang lo kan?" tanya Gio.
Kemudian aku tertawa lepas. "Apaan sih loh kak, lebay amat, hahah,'' tawaku meledak.
Dikantin.
Author pov.
Ninna menggebrak meja yang diisi teman-temannya sampai Jane menjitak kepala Ninna, sampai gadis itu meringis kesakitan.
"Parah lo Jane, pedes banget jitakan lo," ucap Ninna sambil mengusap-usap kepalanya.
"Lagian elo sih ngagetin gue," balas Jane.
"Ga tau nih, lagi PMS kali, jail mulu," ucap Intan, Ninna pun hanya cengengesan andalannya .
"Ehh ka Gio, udah lama gak kesini, liat kan barusan kelakuan Ninna bikin aku pusing, kak aku butuh belaian kak Gio," kata Hesti yang peka akan adanya Gio.
Gio terbelalak matanya mendengar gombalan Hesti yang gak masuk akal.
"Ish lo gombal gak nyambung,'' ucap Jane yang di depan Gio. "Ya kan ka," tambah Jane sambil senyum-senyum. Gio dan yang lainya pun hanya memutar bola mata malas.
Tiba-tiba teman-teman Gio datang ke kantin, dan duduk di sebelah Gio tentunya Sementara teman-teman Ninna salah tingkah, dan kalau kalian liat salah tingkah mereka bakalan lucu banget.
"Apaan sih kalian kok salting banget," ucap Ninna menatap mereka, sementara mereka hanya mengerucutkan bibir nya, tapi temen-temen Gio luamayan cakep2 kok.
"Nanti gue ikut lo yah, pulang," ucap Gio menatap Ninna, gadis itupun menaikan sebelah alisnya.
"Mobil lo kemana?" tanya Ninna, sebelum Gio menjawab Andrew langsung menyela pembicaraan mereka.
"Ihh lo berdua itu adik-kaka panggilnya ko lo-gue sih," ucap Andrew menatap mereka aneh, dan dibalas jitakan oleh Gio.
"Peduli lo apa," ucap Ninna menatap datar Andrew, dia pun ngecengesan saja, sadar akan hal tabu itu.
[Revisi 22 April 2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls And Friend [END]
Teen FictionWARNING!!! INI CERITA MASIH BELUM DIREVISI, MASIH BANYAK TYPO, ALUR GAK JELAS DAN BIKIN LO PUSING, GUE GAK MAU ADA YANG JUDGE CERITA INI JADI GUE SARANIN GAK USAH LO BACA. "Ku mohon.... Jangan." "Selamat tinggal." Ditulis tanggal 20 Maret 2017 Sele...