"Mampus lho Ninn ketahuan," seruan dari Jane yang tengah histeris. Ya kali ini rencanaku untuk mengerjai guru sukses namun sayang si Samudra sang ketos nge'gap aku dan my frend.
Kali ini kejahilanku adalah hanya melempar petasan ke arah guru yg sedang rapat. Sontak saat mengetahui siapa biang nya mereka geleng-geleng kepala.
"Saya sudah tau pasti kamu biang kerok nya," seru pak Rahman yang memegang dada nya yang sesak.
Kami semua hanya cengengesan. "Ya itu kan gak bahaya pak," ucap ku tanpa malu. Semua guru tercengang dan hanya bisa kembali menggelengkan kepalanya.
"Ini sudah tidak bisa ditolerir. Saya sudah melaporkan kejadian ini pada ayah kalian masing-masing." Seru pak Rahman dengan seringainya dasar pak gundul.
"Njiir, wah parah bapak ini maen ngaduin ajah," huufft ucap Rasty yg geleng2 kepala tak percaya. Dan kami menunggu di ruang kepsek.
Took took
Suara pintu diketuk hadeeehh siap2 kuping gua panas nih.
"Permisi," ucap papah sambil tersenyum dan menatap ku tajam dan begitupun orang tua dari semua temanku.
**
"Nah begitulah ceritanya pak," ucap pak Abidin selaku kepsek. "Kalau boleh saya saranin, apa sebaiknya mereka di pisah sekolah pak, kalau tidak mau jadi apa semua anak ini, mereka akan selalu membuat onar kalau dibirakan. " Ucap pak Abidin dengan geleng2 kepala.
Sontak kami semua tercengan dengan perkataan pak Abidin.
"WHAT," teriak Jane yg tak percaya.
"Apaan sih sarannya maen pisah-pisah segala, bapak gak tau yah kita itu udah sehidup semati pak," ucap Rasty yang membuat ku menahan tawa.
"Tau nih si bapak, kami tanpa satu sama lain itu rasanya bagai ambulance tanpa uwiw pak," ini lagi si Intan kocak, sontak aku tertawa mengelegar pasalnya sedari tadi aku menahan tawa, juga terdengar suara cekikikan dari arah Hesti akupun langsung menyikutnya.
"issshh" desis Hesti.
"Oke bagai mana menurut bapak," ucap pak Abidin kembali. Semua orang tua kami saling menatap dengan melempar senyum pertanda kurang menyenangkan.
Om Gunawan ayah Intan berdiri. "Oke keputusan final Intan akan disekolahkan di SMA MUTIARA," ucap om Gunawan dan mendapat tatapan maut dari Intan.
"Rasty akan pindah ke SMA SAMUDRA GARUDA," ucap om Joan.
"Jennyfer akan di pindahkan ke SMA Trispatih," ucap om Richad.
"Hesti akan tetap disini," ucap om Hendra.
Dan papah ku pun berdiri.
"Ninna akan dipindahakan ke SMA MERAH PUTIH," ucap papah. Whaat itu bukan sekolah milik papah, bayangkan antara rumah ke sekolah itu sangat jauh begitupun untuk ke teman2 ku omg bilang kalau ini cuma mimpi.
****
Aku hanya bisa menghela napas panjang melihat mamah merapikan baju ku dari lemari ke koper.
"Mah, aku gak mau pindah," ucap ku lirih namun sepertinya gagal.
"Honey kamu kan sama tante Lisa disana, kan ada Jessi juga,"
Ucap mamah coba menghiburku.
"Mom please," ucapku dengan muka puppy eyyes.
"Yaudah bicara lagi aja sama papah kamun," ucap mamah menatap ku. Baiklah aku bakal ngomong sama bokap pix.
Kulihat papa sedang di ruangan kerja nya memegangi laptop dan mata menatap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls And Friend [END]
Fiksi RemajaWARNING!!! INI CERITA MASIH BELUM DIREVISI, MASIH BANYAK TYPO, ALUR GAK JELAS DAN BIKIN LO PUSING, GUE GAK MAU ADA YANG JUDGE CERITA INI JADI GUE SARANIN GAK USAH LO BACA. "Ku mohon.... Jangan." "Selamat tinggal." Ditulis tanggal 20 Maret 2017 Sele...