Bad Girls And Friend

10.4K 339 0
                                    

"Wooy Ninna banggunnnn," teriakan Gio yang membuat telingaku sakit.

"Issh," ringis ku, punya abang kayak Gio itu bener-bener yah.

"Ayo cepet bangun lo, anak perempuan ko susah banget bangun nya," dumel Gio yang membereskan kamarku.
Sebenernya Gio itu orang yang tidak suka berantakan, liat ajah kamarnya rapih banget.

 Sebenernya Gio itu orang yang tidak suka berantakan, liat ajah kamarnya rapih banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keren kan kamarku juga bagus sih kalau lagi rapih liat dibawah.

Keren kan kamarku juga bagus sih kalau lagi rapih liat dibawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu kalau rapih ya.
Kembali ke cerita.

"Ish Gio lo gak usah teriak-teriak gitu," teriak ku sambil memukul Gio dengan guling.

"Lagian kita kan mau jemput nyokap sama bokap Na," ucap nya, sambil mengambil bantal yang aku lempar tadi.

"Iyaa iya, gue mandi dulu," ucap ku lalu pergi ke kamar mandi.

*

Akhirnya aku selesai bersiap-siap, ku memakai jeans hitam panjang, sweeter abu-abu bertulisan 'Ghost' dan kaca mata hitam, kalau liat liat di kaca.

"Gue kece juga."

Namun tiba-tiba pintu kamar ku terbuka, ternyata Gio "ini apa-apaan, lo ko pakaian nya kayak gini?" tanyanya menelaah style ku dari atas sampai bawah.

"Gue kece kan," kata ku sambil menaik turun kan ke dua alisku.

"Eh nyokap bilang lo harus pake drees, gue aja disuruh pake ini nih," ucap Gio yang menunjuk pakaiannya yang formal.

"Bhahaha," tawa ku yang membuat Gio memutar bola matanya.

"Iya iya gue pake dress," kata ku langsung membuka lemari ku dan mengambil dress warna putih.

Langsung ku buka kancing celanaku. "Eh lo mau ngapain?" tanya Gio gelagapan.

"Ya gue mau ganti baju,"
"L gak malu, gue kan laki-laki," pekiknya sambil geleng -geleng kpala.

"Lah elo kan kaka gue, masa lo nafsu sama adek lo sendiri," ucap ku memutar bola mataku malas.

Gio hanya cengengesan
"Iya sih, itung-itung bonus ya, hehe," ucapnya yang sukses membuat ku mendesis kesal.

Skip

"Ayoo" teriak Gio yang berada di pintu sementara ku masih ditangga.

"Iyaa bawwweel,'' balas ku, akupun sedikit berlari.

*

Kini kami berada di aiport,
"Gue beli minum dulu," ucap ku lalu pergi Gio hanya mengangguk saja, paham karna adiknya itu, mulai bosan.

Author pov

"Giooooo," teriak wanita paruh baya, Gio pun berbalik.

"Moom," ucap gio memeluk wanita itu.

"Gio," sapa papah juga.

"Hei pah, apa kabar," sapa Gio balik.
"Ninna mana Gio?".

"Hmm, tadi katanya haus tapi, gak tau lah," ucap Gio.

"Telpon pah," ucap mamah pada papah, "iya mah".

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktip

1 kali
2 kali
3 kali

Dan ke'empat kali nya pun tidak aktip, "Hp Ninna gak aktip," ucap papah.

"15 menit yang lalu, dia minta ijin," ucap Gio.

"Sudah-sudah, ayo kita pulang palingan juga dia gak mau nunggu, pasti sama temen-2 nya sekarang," ucap mamah diangguki papah.

"Yaudah sini biar Gio yang bawa mah," ucap Gio, mereka pun pulang.

Ninna pov

"Hadduuh, sakit banget perut gue," ringis ku, sambil memegang perut ku yang sakit. "Lho kak Gio mana," ucap ku sambil mengedarkan pandangan ku, akupun langsung mengambil hp yang ada di tas ku. "Yah batre nyah habis lagi," ucap ku.

Akupun berjalan-jalan di bandara, untuk mencari Gio.

Saat aku di kedepan. "Lho itu kan mamah sama papah, mereka ko gak nunggu gue?" tanyaku karna aneh, masa iyah mereka nggak menungguku.

Mereka sedang tertawa2 bersama Gio disana, "Anjinng, kenapa mereka gak nunggu," ucapku sambil menahan tangis, mereka pun pergi dari parkiran, tanpa memperdulikan adanya aku.

Akupun duduk di kursi tunggu, raga ku tidak menangis karna aku menahan nya sekuat tenaga, tapi hati ku, rasanya seperti teriris, begitu perih
ketika tau, orang yang ditunggu, malah tidak memperdulikan.

Author pov

Saat Ninna sedang duduk di kursi tunggu, ada lelaki yang duduk di samping gadis itu, dia terus memperhatikan Ninna, saat Ninna menyadari nya, dia langsung menatap laki-laki itu.

''Ngapain lo liatin gue?" tanya Ninna.

"Gue heran ajah, lo nungguin siapa?" tanyanya.

"Apa peduli lo nyet" ucap Ninna yang menyenderkan tubuhnya di kursi.

"Gue Randi, lo Ninna kan" ucapnya.

Ninna menyernyitkan kening nya, "lo kenal gue?" tanya Ninna.

"Kenal, lo Ninna Gretta yang sekolah di SMA Wijaya 1 Garuda kan, gue yang waktu itu liat lo nangis di bawah pohon," ucap Randi yang sambil tersenyum.

Harus Ninna akui Randi begitu tampan, "oh, lo cowo itu," ucap Ninna.

"Ikut gue yuk," ajak Randi. "kemana?" tanya Ninna, Randi sama sekali tidak menjawab, dan membawa Ninna ke motor ninja nya saja.

"Lo gila, gue pake pake baju gini, masa suruh naik motor sih," gadis ini geleng-geleng kepala.

"Naik aja dulu," ucap Randi, Ninna hanya menurut saja, saat sudah berada di motor Randi langsung membuka jaket nya. "Nih tutupin paha kamu, pake ini," ucap nya.

"Oke."

#BGAF

Bad Girls And Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang