1 tahun setelah pertandinganku....
Tanggal yang sama diamana aku mendapatkan medali emas dari ajang ice skatting seAsia. Aku lingkari dengan tegas termasuk hari ini tepat ke setahun aku menanti Elang, yah dia masih menghilang dari telingaku, mataku namun masih menetap rapi di hatiku. Kalung ini masih menjuntai di leherku tak ku rubah sedikitpun posisinya, boneka Micky mouse yang sudah mulai kumel karena selalu kupeluk setiap saat bahkan setiap tidur masih duduk rapi di atas ranjangku, suara Elang masih bisa diputar...aku tidak bosan mendengarnya, aku harus selalu memastikan kesetiaanku padanya dengan selalu mendengarkan suaranya setiap hari. Kamarku yang sudah mulai tak serapi dulu dengan tempelan-tempelan memo disetiap sudut meja belajar, hari ini aku bangun lebih subuh dari biasa, karena hari ini kami akan melaksanankan UN, kami berusaha yang terbaik entah dengan belajar juga dengan berdoa. Juga, kami belajar lebih keras dari sebelumnya karena kami mulai berkeliaran mencari tujuan hidup kami yang sebenarnya. Ada yang mencari kuliah di Indonesia bahkan sampai keluar Negri, ada yang sibuk wara-wiri memabantu bisnis keluaraga, ada yang sibuk tes kesana kemari demi kuliah ditempat terbaik.
Aku keluar dari kamar perlahan menghampiri ibu yang sedang sibuk menata meja menyiapkan sarapan agar aku kuat menghadapi pagi ini. Aku duduk di kursiku yang biasa ibu menyodorkanku segelas penuh susu putih dan ku teguk seketika seperti biasa.
"Jadi setelah ujian Hana sudah putuskan akan ambil kuliah kemana?" Tanya ibu.
"Hana kuliah di Indonesia aja ya bu..." jawabku, Ibu mengangkat alisnya dan menunggu penjelasan lain dariku. "Hana gak mau jauh dari ibu..." ibu tersenyum.
"Alasan macam apa tuh..." ibu duduk dihadapanku dan menatapku penuh kasih. "Bilang aja karena takut Elang pulang terus kamunya gak ada." Ledek ibu. "Tapi Hana yakin rekomendasi dari bu Arini gak akan di ambil? Orang lain susah payah loh pengen kuliah ditempat terbaik."
Aku terdiam, memang sedih rasanya jika harus ku fikirkan sampai kesana, aku harus menggugurkan kesempatan yang bu Arini berikan padaku. Tapi aku tak hanya punya satu aslan mengapa aku ragu. Pertama ibu hanya tinggal seorang diri dirumah, kedua bagaimana dengan ice skattingku, ketiga...Elang. atau mungkin aku hanya mencari-cari alasan saja.
"Hana gak usah khawatir sama ibu...sekitar rumahkan sodara semua, rumah nenek kakek juga gak jauh..." jelas ibu.
"Nanti Hana fikirkan lagi ya bu..." jawabku sambil melanjutkan sarapan pagi yang ibu siapkan.
Belakangan aku mendengar kabar buruk tentang Elang, tepat 6 bulan setelah Elang menghilang, Ali sengaja ke Singapur untuk menjenguknya tapi Ali tidak bisa menemui Elang karena kata pihak rumah sakit Elang sudah dipindahkan ke rumah sakit Jerman setelah 2 minggu menjalani perawatam disana, pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa kondisi Elang saat itu memburuk, beberapa hari yang lalu ku coba beranikan diri menanyakan Elang pada pak Arya yang sudah mulai kembali beraktifitas, tapi lagi-lagi jawabannya abu-abu, sepertinya pak Arya pun tak tau kondisi terbaru dari Elang karena Elang dan ibunya menutup 100% jalur komunikasi, bahkan setelah berita perhentiannya menjadi mentri dan ia berangkat bersama Elang tak ada kabar apapun mengenai Chindy tanjung sekalipun aku coba mencari nama itu berkali-kali di Internet.
Berkali-kali semua orang menyuruhku menyerah saja, ada yang bahkan mengatakan mungkin Elang sudah tiada tapi lagi-lagi kalung ini seolah berbisik padaku bahwa Elang akan menepati janjinya entah kapan itu.
Aku memang terkadang lelah dengan penantian tak berujung ini, kadang aku ingin menjerit dan lari saja, atau aku ingin membuktika sendiri dengan mata kepalaku apa yang terjadi dengan Elang 1 tahun ini sehingga dia bisa lenyap seperti tertelan bumi. Haruskah aku mencarinya sampai ke Jerman? Ah jika saja logikaku tak lagi seimbang, mungkin saja aku sudah pergi sejak aku mendengar Elang ke Jerman. Tapi aku memikirkan prasaan ibu...bisa saja ibu terluka dengan kepergianku...bisa saja Allah telah merencanakan hal baik bagiku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Sekolah (Broken Home)
Teen Fictionmenceritakan hiruk pikuk dunia sekolah, dunia remaja, konflik ringan remaja, dalam menghadapi impiannya, dalam menghadapi cinta pertamanya, dalam menghadapi kegagalan.