episode 16

961 72 2
                                    

Finlandia....

Udara yang sejuk menyambut kedatanganku, cukup kontras dengan udara Jakarta yang panas dan penuh polusi, aku disambut dengan udara yang segar nan asri, mungkin karena Negara ini cukup dekat dengan kutub atau apalah yang jelas aku cukup nyaman dengan udaranya yang segar. Aku, ibu dan bu Arini membawa serta koper kami masing-masing menuju sebuah apartemen sederhana disekitar kampusku, menyusuri beberapa lorong menuju rumah kami. Langkahku seolah telah memastikan bahwa aku tak akan menoleh, aku akan terus berjalan meraih suksesku dengan harapan Elang akan melihatku dengan tampilan yang baru, dengan Hana yang lebih kuat dari pada Hana yang ia tinggalkan selama ini.

1

2

3

4

5

6 tahun,
berlalu sangat cepat, entah aku terlalu fokus dan menikmati hidupku, menikmati belajarku, menikmati suasana indah Finlandia, aku menyelesaikan S1-ku kurang lebih 3 tahun, s2-ku 1 tahun dan aku kini bekerja di salah satu rumah sakit kecil di Finlandia. Rumah sakit? Apa pekerjaanku? Dokter? Bukan...aku seorang psikolog anak, dimana aku setiap harinya bertemu dengan anak-anak yang bermasalan dengan kejiwaannya. Secara fisik mereka sehat, tapi secara mental mereka amat sangat membutuhkan perawatan. Aku sudah bekerja disini sejak 3 tahun lalu, sejak aku melanjutkan S2 ku aku sudah magang dan berlangsung hingga tahun ke 3.

Apakah aku sudah menikah?

Jawabannya tidak...aku belum memikirkan hal itu, kenapa? Entahlah...setelah bertahun-tahun menunggu, setelah cinta itu tak pernah hilang meski waktu telah berjalan jauh...aku seperti mati rasa, aku seperti tidak pernah peka dengan keadaan sekitarku, aku seperti tidak memahami apa arti perhatian para lelaki padaku termasuk penduduk lokal Finland. Somehow, aku tertarik...yah aku masih wanita, tapi rasa tertarik itu tidak pernah lama...hanya sekali, dua, kali, empat kali aku akan menghindar dengan sendirinya, mereka bilang aku wanita terdingin dan kasar...aku hanya hangat pada anak-anak, aku hanya hangat pada orang tua, aku hanya hangat pada teman wanita, sementara aku memang sedikit dingin pada laki-laki.

Terkadang akupun tertawa sendiri didepan cermin, menertawakan sifat ini yang muncul secara alami. Tapi seorang pria belakangan cukup tahan banting dengan perlakuan dingin dan kasarku. Dia Teungku Keenan Winendra, seorang laki-laki kebangsaan Finland namun berdarah Indonesia. Ibunya asal Finland dan ayahnya berasal dari Aceh. Apa Dia tampan? Oh luar biasa...begitu teman-temanku apabila berkomentar tentangnya. Bagiku? Tentu dia tampan, pintar, mapan dan yang paling sempurna adalah dia cukup religius diNegara yang pada dasarnya Non Muslim, tapi karena Ayahnya muslim ibunya pun masuk islam dia menjadi amat taat. Apa pekerjaannya? Dia seorang Arsitek. Kenapa kita bisa bertemu? dia sempat membawa adiknya konsultasi di rumah sakit tempatku bekerja. Oh dia amat penyabar untuk ukuran pria tampan, yang luar biasa adalah cintanya begitu besar Tapi yang tak bisa dia dapatkan adalah Cintaku, berkali-kali aku tolak dia dengan cara yang lembut, berkali-kali juga dia datang, bahkan aku selelu mengeluarkan jurus judesku tapi tetap saja Keenan tetap datang dengan senyum tulusnya.

Hari ini ulang tahunku yang ke 25 tahun, seperti biasa aku tak pernah peduli akan hal itu, bahkan sweet seventeen yang menurut para remaja berarti aku hanya melewatinya dengan bermain diarena ice skatting. Begitupun kali ini aku hanya menghabiskan hariku di ruanganku dengan hari-hari sibukku. Tiba-tiba ada pesan singkat dari Keenan yang mengajakku bertemu didepan rumah sakit. Ku abaikan begitu saja sampai ibu mebelponku.

"assalamu'alaikum ibu cantik?"

"Wa'alikumssalam...keluar nak ibu ada diluar Rumah sakit nih...cepetan dingin banget saljunya banyak banget!!!" Suara ibu tampak gemetar, yah hari ini cuaca dingin sekali kira-kira -30°c , udara yang amat sangat dingin, salju juga cukup lebat, tapi aku mulai tebiasa dan menyesuaikan tubuhku dengan cuaca ekstrim finland, bagaimana tidak 6 tahun disini rasanya Finland seperti tanah kelahiranku saja. Ku raih syalku dan jaket tebal serta payung untuk ibu, berlari segera keluar dari Rumah sakit yang tidak begitu besar, aku segera membuka pintu kaca didekat lobi namun yang kudapati semua kru rumah sakit tengah berkumpul menyambutku yang lari setengah mati karena panik ibu beku kedinginan. Sureprise!!! Aku hanya mengangga tak bisa berkata-kata, mereka semua memegang sebingkai mawar dan tiba-tiba Keenan muncul diantara para perawat yang sengaja membuka jalan pada Keenan yang memegang kue coklat dengan hiasan mawar disekelilingnya, dan merekapun bernyanyi bersama menyanyikan lagu ulang tahun. Aku terpaku, air mata haru terjatuh begitu saja, bagaimana tidak, ditengah salju yang turun cukup lebat, ditengah cuaca dingin, mereka bisa dengan kompak mengagetkanku, ibu menghampiri dan memelukku, dia mengecup mersa pipiku yang mulai dingin karena udara yang dingin hingga terasa perih di hidung.

Masa Sekolah (Broken Home)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang