episode 13

1K 73 1
                                    

Aku duduk termenung ditengah damainya taman sekolah, menghindar? Sepertinya iya, sejenak aku ingin menghindari kenyataan bahwa setiap ada perkenalan pasti ada perpisahan. Aku benci kenyataan itu, perkenalanku dengan Kharisa terbilang singkat, ikrar persahabatan kami baru beberapa hari kami rajut dan kami harus saling mengucapkan selamat tinggal dengan cara yang menyedihkan. Aku memejamkan mata diantara tamparan angin sejuk ditengah panasnya kota Jakarta, mengenang Kharisa yang dengan keren mengakui kesalahannya didepan kelas.

--

"Jadi gue berdiri dengan tak tau malu disini adalah karena gue ingin minta maaf sama lo semua..." wajahnya yang putih memerah terutama dibagian hidung dan bibir karena tangis duka yang menyelimutinya, aku terus menguatkan Kharisa dengan tanganku. "Gue salah...selama kelas 10 sampai sekarang dengan tega gue bohongin lo semua, sekali lagi gue minta maaf..." anak-anak tak berkutik, mereka menatap Kharisa jijik ada yang mengumpat juga diantara kerumunan orang. "Untuk menebus kesalahan gue, gue udah putusin kalo hari ini gue akan pindah dari sekolah ini..." aku tersentak, menatap garang Kharisa.

"Khar!" Sentakku.

"Bagus deh...biar orang resek berkurang...udah bagus banget si Elang gak ada plus  elo... ya damai kelas ini." Cetus Anres.

"Lagian gue udah tau semua...jauh sebelum naek kelas 11." Ledek Ali sambil menyeringai puas.

"Bodohnya gue masih aja percaya sama lo...lo bener-bener udah ledek gue Khar..." tambah Stephanie.

"Guys!!!" Bentakku. "Khar, lo harus fikirin lagi...bukannya sekolah ini adalah sekolah yang paling lo inginkan selama ini?"

"Gengsi gue yang pengen Na, karena gue fikir dengan gue sekolah di tempat yang bagus dan bergengsi gak akan ada lagi yang rendahin gue! gue pengen hidup normal...hidup dengan baik dan mulai segalanya dari awal." Aku terdiam, tak bisa ku menyela penjelasan Kharisa karena apa yang dia ucapkan adalah untuk dirinya sendiri. "Sekali lagi maafin gue guys...with all my heart!!! I'm so sorry..." Kharisa menempatkan tangannya didada tanda bahwa dia amat menyesal.

Tidak ada pergerakan apapun dari anak-anak, mereka terpaku antara kesal dan tak bisa menyela Kharisa yang tampak tulus memohon maaf. Kharisa melepaskan tanganku dan berjalan menuju bangkunya dan meraih tas ransel yang tergantung di kursi, dia memakainya segera, lalu berlalu dengan air mata yang terus berderai. Anak-anak mulai ricuh mencela Kharisa sesaat setelah Kharisa keluar dari kelas. Ku gebrak meja seketika.

Prakkkkkkk...

"Ini yang kalian lakukan saat teman kalian minta maaf?" Aku memandang mereka satu persatu, "guys...sejahat apapun Kharisa dimata kalian pasti ada kenangan baik yang pernah kalian lalui bersamakan? Kenapa hanya dengan satu kesalah saja kalian bisa dengan mudah melupakan 1000 kebaikan? Semua orang pernah salah...dan gak semua orang berani menerima kalau dia salah..." mereka kembali terdiam.

"Hati lo terbuat dari apa sih? Kharisa tuh udah fitnah lo...dia udah bohongin kita semua..." bentak Stephanie.

"Step...gue sakit hati...sangat, tapi gue belajar dari rasa sakit gue dan bangkit...kenapa? Karena gue punya lo semua...begitupun dengan Kharisa dia berbohong karena gak mau kehilangan kalian...kita sama-sama berjuang untuk persahabatan tapi Kharisa melakukan kesalahan karena dia gak tau arti dari sahabat yang sesungguhnya!" Air mataku kembali berlinang didepan mereka. "Gak semua luka harus dibalas dengan luka, kadang rasa bersalah justru akan menghukum manusia lebih sakit dari apapun...dan Kharisa udah dapetin itu semua...kita hanya perlu memaafkan...itu aja!" Aku meninggalkan mereka dan segera menyusul Kharisa yang masih terlihat berjalan di lorong menuju tangga. Ku raih tangannya yang terasa hampa hingga kami saling berhadapan.

"Gue bangga sama lo...bahkan gue gak sehebat lo..." Kharisa menghapus air matanya dan tersenyum padaku, ia menegakkan tubuhnya.

"thanks udah mau jadi sahabat pertama gue. Gue gak akan pernah lupain lo." Aku mengangguk dan memeluknya. Yah persahabatan haru biru nan indahku bersama Kharisa berawal disini, dan tidak akan berakhir sampai Allah katakan berakhir. Dia gadis hangat yang belum ditemukan siapapun, dia gadis hangat yang terabaikan karena tertutup sifat kasarnya, satu hal yang aku tau bahwa Kharisa gadis baik.

Masa Sekolah (Broken Home)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang