TSW-11

4.5K 396 47
                                        

Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun in the good times. Wipe your tears and tell yourself that life must go on.

👻👻👻

“Krystal.”

Baru saja gadis itu akan menutup matanya panggilan dari seseorang yang amat dia kenal membuatnya mengumpat dalam hati. Dia berdehem masih tidak mau membuka matanya dan melihat si pemilik suara.

“Hei, kau tuli ya?”

Tidak ada jawaban.

“Isabella Krystal, aku tahu kau belum tidur.”

Lama-lama dia bisa gila kalau begini ceritanya.

Sean berdiri di dekat Krystal sambil melipat tangan di depan dada, memandangnya dengan kesal. Menganggap bahwa Krystal sudah kekanakan, meski dia akui kadang kala dia juga bersikap seperti itu.

Sean menarik paksa selimut Krystal.

Krystal membalikan tubuhnya kearah Sean dan mendelik jengkel. Tidak suka dengan sikap kurang ajar Sean yang sudah mengganggu tidurnya.

“Apa sih, mengganggu saja!”

“Ayo kita bicara.”

“Tidak mau, aku mengantuk.”

“Bangun, atau kau akan menyesal.”

Cih, lagi-lagi mengancam.

“Kau pikir aku takut.”

“Benarkah begitu?”

Sean memajukan tubuh dan wajahnya di depan Krystal yang masih pada posisi berbaring. Membuat gadis itu mengedipkan mata hazelnya beberapa kali, mereka saling memandang.

Krystal benar-benar kekurangan oksigen. Tapi mungkin benar adanya, setiap kali adegan itu muncul Krystal seperti menahan nafasnya dan berharap segera berlalu tapi nyatanya dia harus terjebak seperti sekarang ini, menahan gugup.

Jangan tutup matamu Krystal.

Kali ini Krystal tidak boleh tertipu, Sean pasti akan menggodanya lagi seperti biasanya. Bisa jadi Sean berniat balas dendam karena kejadian tadi sore, lebih baik Krystal bertahan sampai Sean menjauhkan wajahnya dengan sendirinya.

Kenapa dia masih menatapku?

10 detik

Loh, ko wajahnya makin mendekat.

5 detik

Jangan-jangan dia mau menciumku.

Dan...

“Yakk!! Jauhkan wajahmu.”

Krystal mendorong dada Sean dengan kuat. Sean tersentak hingga terdorong beberapa langkah, dia memandang Krystal dengan raut tidak tertebak.

“Kenapa melihatku seperti itu?”

Sean berdehem beberapa kali seakan tenggorokannya sedang gatal setiap kali adegan yang diharapkannya terus gagal berulang kali.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang