TSW-08

4.3K 393 33
                                    

Krystal dan Marvin sedang mengerjakan tugas dari guru pendek namun galaknya luar biasa. Krystal agak payah di pelajaran berhitung, untuk itu dia sangat bersyukur karena Marvin sangat pandai di pelajaran ini.

“Krystal, apa sepupumu memang seperti itu?”

“Siapa yang kau maksut?” Tanya Krystal tanpa mengalihkan atensinya dari buku.

“Pria yang semalam itu?”

Krystal yang sedang sibuk menulis berhenti, dia menoleh ke arah Marvin yang menatapnya sejak tadi.

“Maksutmu kak Sean?”

“Ya, si crabby boy itu. Dia menyeramkan, bagaimana bisa kau memiliki saudara seperti dia. Padahal kau sangat baik dan ramah.” Marvin memperlihatkan wajah tidak sukanya.

Krystal tertawa mendengar olokan Marvin, jika saja Sean mendengar itu maka dia bisa mencekek leher Marvin karena kesal.

Krystal menggedikkan bahunya. “Aku juga tidak tahu, tapi sebenarnya dia baik kok.”

Hih! Sepertinya tidak, Sean itu pria temperamental.

“Kurasa si crabby itu sangat aneh, dia terlalu berlebihan dalam bersikap padamu.”

Ucapan Marvin menghentikan niat Krystal yang ingin melanjutkan menulis, wajahnya berubah pucat. Apa Marvin menyadari sesuatu.

“Perasaanmu saja. Sudahlah jangan bahas dia, ayo kita teruskan mengerjakan tugasnya nanti tidak akan selesai-selesai. Apa kau mau guru pendek itu mengomelimu.”

Krystal kembali mengambil bukunya dan menulis meski pikirannya tidak fokus. Dia berusaha menghindari pertanyaan dan tatapan Marvin, rasanya setiap kali seseorang menyebut nama Sean entah mengapa Krystal merasa jantungnya melemah. Pria itu benar-benar sudah membuat hidup Krystal tidak tenang, sampai kapan semua ini akan menjadi rahasia.

“HAHA! Kau lucu sekali.”

Meski tertawa Marvin diam-diam memikirkan sesuatu yang gila. Otaknya mencerna jika... sepupunya yang bernama Sean itu tidak menganggap Krystal sebagai adiknya. Marvin seorang pria jelas dia tau bagaimana cara pandang Sean terhadap Krystal.

°°°

Setelah selesai mengerjakan tugas dari pak Dion, Krystal memutuskan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang meronta sejak tadi. Kali ini Krystal hanya sendiri karena Marvin tidak bisa menemani, dia harus pergi ke suatu tempat setelah mendapat telepon dari ayahnya.

Dan dengan sikap super duper excessive Marvin terus memohon agar Krystal tidak marah padanya karena tidak bisa menemaninya makan siang di kantin. Padahal kan Krystal tidak mempermasalahkan hal itu. Toh Marvin bukan siapa-siapanya jadi kenapa Krystal harus marah hanya karena dia tidak menemaninya makan siang.

Sementara Suzy sahabat satu-satunya sebelum Marvin hadir akhir-akhir ini tidak terlihat lagi dia seperti sengaja menghindari Krystal. Meski berpapasan mereka tidak saling sapa. Lebih tepatnya Suzy yang sengaja menarik diri dan menghindarinya.

Entah apa salah Krystal. Tapi bukankah memang ini yang di inginkan Sean agar Krystal tidak berhubungan lagi dengan adik iparnya itu.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang