TSW-13

6.1K 435 106
                                        

🔞Warning!!!

Lust ensnare the Adam boy in knitting mistakes to lose consciousness and choose to commit the most beautiful sin during his life.

🙉🙊🙈

Krystal berniat turun kelantai bawah untuk mengambil air, namun dia urungkan setelah melihat sosok Suzy yang hendak memasuki kamarnya. Kebetulan kamar mereka bersebelahan.

Dengan cepat Krystal mendekat lalu menarik tangan Suzy kuat. Awalnya Suzy terkejut bahkan protes namun dia tetap memilih mengikuti Krystal kedalam kamarnya setelah mendapat pelototan tajam dari gadis itu.

“Apa-apaan sih kau ini?”
Suzy tidak terima, dia menatap Krystal jengkel setelah dia di hempaskan ke atas sofa dengan kasar.

“Kau yang apa-apaan!”

Suzy terlihat bingung. Kenapa malah Krystal yang marah.

“Kenapa kau tega melakukan itu Suzy, memangnya apa salahku? Apa aku pernah menyakitimu? Kau benar-benar tega!”

Suzy mengerti sekarang, jadi mengenai kejadian di sekolah itu hingga Krystal melayangkan protes padanya.

Suzy tersenyum sinis.

“Jadi kau tidak terima? …bukankah itu benar adanya?”

Krystal menghembuskan nafas kasar. Wajahnya terlihat dingin.

“Aku tahu. Tapi tidak seharusnya kau umumkan itu di depan semua orang, bagaimana jika kak Sean tahu dia bisa marah. Selama ini aku sudah berusaha menutupi semuanya tapi kau … dengan bodohnya menyebar berita itu, dimana otakmu Suzy? Kau itu adik kak Irene, tapi kau juga yang sengaja mempermalukan keluargamu sendiri. Damn, what the hell are you thinking?”

Suzy mengerjabkan matanya berulang kali, dia tidak menyangka bisa melihat sisi lain Krystal yang begitu marah padanya. Meski Suzy berpikir apa yang Krystal katakan itu adalah benar, dia sudah siap jika Sean dan kakaknya memarahinya karena kebodohannya. Tapi tetap saja semua ini karena kesalahan Krystal, jika saja dia tidak mendekati Marvin, semua ini tidak akan terjadi. AH lupakan.

“Ini semua karena kau sehingga aku melakukannya.”

“Kenapa aku? Memangnya apa yang sudah ku lakukan padamu?”

Krystal terlihat bingung meski rautnya masih menunjukkan kekesalan yang mendalam.

“Karena kau sudah merebut Marvin dariku.”

What the…

Apa hubungannya dengan pria itu. Apa jangan-jangan Suzy menyukai Marvin.

°°°

Seperti biasa, Sean beserta kedua istrinya menikmati sarapan pagi bersama. Hari ini tidak ada obrolan spesial, masing-masing sibuk dengan pikiran yang membelenggu dan makanan mereka sendiri.

Terlebih Krystal dan Sean, hingga kini mereka belum bertegur sapa semenjak kejadian ciuman paksa itu. Jika berpapasan salah satunya sebisa mungkin memilih menghindar atau membuang muka.

Krystal juga belum bisa memaafkan Suzy atas sikap kekanakannya itu. Jangankan menyapa, menatappun Krystal masih enggan melakukannya. Dia berharap sarapan yang dipenuhi orang-orang munafik ini segera berakhir, agar Krystal terbebas dan segera berlalu secepatnya.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang