NINE

26 2 0
                                    

May you always know the truth.

And see the lights surrounding you.

- Forever Young, Bob Dylan.

Author Pov

Membayangkan kejadian menegangkan sekaligus bersejarah tadi, membuat mantan anak bungsu keluarga Hadisukmana tidak bisa tidur sampai saat ini. Dia hanya berulang kali melantunkan lagu Forever Young dari penyanyi kesayangannya.

"Kenapa kamu gugup hanya karena berciuman?" goda Kenzo tadi sore setelah insiden makan-es krim-belepotan-ala-Anya. Anya jujur dalam hati bahwa yang tadi sore itu adalah ciuman pertamanya dan yang tak disangka akan dimiliki oleh seorang Kenzo Pandigoro karena es krim sialan itu.

"Huh? Gugup? Kayak anak suci aja!" sangkal Anya sambil kembali menyuapi es krim ke mulutnya.

Semoga nggak ketahuan kalau gue bohong. Kan malu. Batin gadis itu.

Kenzo yang bahkan tidak merasa bersalah telah mencuri ciuman pertama dari gadis itu malah tertawa sambil terus menikmati senja sore di mobilnya.

"Come on. Itu cuman ciuman. Belum apa-apa, Nya!" gerutu Anya dalam hati.

***

Sore itu cuaca sedang tidak mendukung bagi Kenzo untuk menjemput Anya. Gadis itu juga berkata bahwa dia tidak bisa menemani Kenzo pergi dikarenakan hari ini dia harus menjaga toko buku di tempatnya bekerja.

Kalau dipikir-pikir, Kenzo bahkan tidak tahu kenapa gadis SMA seperti Anya bisa sangat gigih dalam mencari uang. Dia bahkan tidak tahu tentang keluarga gadis yang mirip Senna-nya itu. Ya. Kenzo lupa berkata bahwa mereka berdua mirip. Dari fisik, tapi tidak dalam hal karakter. They're totally different.

Kenzo pun memutuskan untuk singgah sebentar di Starbucks demi memenuhi kebutuhan kafeinnya sore itu. Tepat saat itu hujan turun dengan derasnya. Seperti biasanya, Starbucks daerah itu sepi pengunjung karena mungkin orang-orang lebih memilih untuk cepat pulang demi menghindari macet nanti.

"Mas yang waktu itu 'kan?" sapa suara seseorang yang asing di telinga Kenzo.

Kenzo mengangkat kepalanya sambil memperhatikan gadis dengan seragam SMA yang sepertinya bersekolah di SMA yang sama seperti Anya. Anya lagi.

"Hum, maaf, tapi..." belum sempat Kenzo melanjutkan pertanyaannya langsung di potong oleh gadis itu.

"Diandra. Panggil aja Dian. Mas udah inget?" tanya Diandra masih dengan senyumannya.

"Diandra?" gumam Kenzo mencoba mengingat apakah Anya pernah mengenalkan temannya pada Kenzo karena rasanya belum pernah.

Terdengar suara gadis yang saat ini sudah mengambil duduk di kursi yang ada di hadapan Kenzo.

"Saya yang waktu itu mobilnya mogok pas malam-malam terus sama Mas ditolongin," jelas Diandra.

Oh.

"Hm, ya. Saya sudah ingat," kata Kenzo sambil tersenyum ramah.

Ternyata bukan teman Anya.

"Poor me. Harusnya saya datang lebih cepat, ya?" kata Diandra sambil tersenyum.

"Memangnya kenapa?"

"Maybe i could treat you a cup of coffee sebagai ucapan terima kasih,"

"Saya rasa tidak perlu. Lagipula saya menolong kamu karena memang harus 'kan?" jelas Kenzo membalas senyuman gadis SMU di depannya.

Somebody's MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang