Author Pov
"Kata Benji, lo abis menang banyak, Nya?" tanya Oddy ketika mereka sudah duduk dengan nyaman di salah satu restoran cepat saji tempat kesukaan mereka dari kecil.
"Hm." jawab Anya fokus membuka Big Mac burgernya.
"Udah terkumpul sesuai mau lo?" tanya Tere kali ini.
"Lumayan tapi tetap belum cukup. Nggak segampang itu buat bayar pengacara, Re." desah Anya.
Tere dan Oddy turut prihatin dengan nasib sahabat kecil mereka itu. Terlalu banyak cobaan yang harus dialaminya serta beban hidup yang harus dia tanggung. Sahabat kecil mereka yang dulu memiliki sifat manja yang begitu akut telah berubah total. Kejadian beruntun di masa lalunya ternyata telah merubah seorang anak kecil yang manja menjadi seorang gadis yang tangguh.
"Lo tau 'kan kalau gue sama Oddy selalu ada di belakang lo, Nya?" bujuk Tere mencoba memperbaiki suasana hati Anya.
Anya tersenyum sambil mencubit gemas pipi kedua sahabatnya. "Tanpa lo berdua, gue mungkin udah daridulu mutusin buat nyerah. Thanks banget," ucap Anya tulus.
"Drama lo! Ayo makan. Ntar Om Leo curiga sama kita bertiga kalo kemaleman." balas Oddy.
How lucky i am. Batin Anya.
Sahabat seperti Tere dan Oddy itu sangat susah ditemukan. Bahkan, untuk menemukan spesies sahabat semacam mereka itu Anya harus rela dulu mendekam dalam sel selama satu malam akibat ulah Tere yang clubbing di bawah umur dan ribut dengan salah satu pacar dari mantan pacarnya. Kenapa Anya bisa keluar? Sekali lagi. Oddy dan Ayahnya rela datang dan mengaku bahwa Tere adalah adiknya yang dalam skenario Oddy sedang mengalami depresi akut. Percaya tidak percaya, malam itu Anya dan Tere bisa bebas dari sel atas bantuan Oddy dan Ayahnya.
Dari mereka bertiga, Oddy adalah yang paling pendiam dan tenang. Dia bisa menyelesaikan segala permasalahan dengan kepala dingin. Tentu saja karena dia seorang laki-laki. Tapi, sifatnya itu adalah sifat bawaan dari kecil yang mana kedua orang tua Oddy sangat mempercayai anak semata wayang mereka itu dan darisitu pula dia juga menganggap Anya dan Tere sebagai adiknya walau kenyataannya mereka seumuran.
"Lo belum cerita masalah Om ganteng yang waktu itu nganterin lo ke kosan gue," kata Tere pada Anya.
"Siapa?" tanya Anya bingung.
"Ih. Ituloh yang kata lo itu kalian ketemu di D'Jackies,"
"Oh, Kenzo? Dia buka om-om, Tere,"
"Kenzo siapa?" tanya Oddy mulai kepo.
"Idih. Oddy kepo. Salah sendiri fokusnya sama Dea terus," cibir Tere.
"Makanya kalau pacaran sama cowok itu awet. Jangan sering main hati," balas Oddy.
Tere melotot ke arah Oddy. Siapa juga yang sering main hati? "Kata siapa gue main hati?"
"Kata gue. Kan kenyataan, Teresa."
"Ih, Oddy nyebelin!" sungut Tere kembali memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.
Kalau mereka berdua sudah bertengkar begini, Anya kasihan pada Oddy. Pasti nanti Tere tidak akan mau berbicara pada pria itu sampai dia benar-benar memaafkan pria itu. Hal seperti ini sering terjadi.
"Eh, malah lo berdua berantem sih? Lo juga, Geordy. Tumben banget godain Tere mulu," sela Anya menengahi pertengkaran dua manusia itu.
"Oddy duluan tuh ngomong ngelantur. Orang tadi gue bahas dia keseringan sama Dea makanya jarang ngumpul eh malah bilang gue tukang main hati," sungut Tere menatap sinis ke arah Oddy yang saat ini tengah tertawa.
Ya ampun.
"Ck. Jawab dulu, Anya. Siapa Kenzo?" tanya Oddy.
Diam-diam Tere mencibir, "Meh, siapa suruh pacaran mulu," cibir Tere pelan namun ternyata masih terdengar oleh Anya dan Oddy.
"Teresa!" kompak Anya dan Oddy menyentak Tere.
"Ck! Bercanda. Sensi banget,"
"Siapa Kenzo, Nya?" Oddy bertanya lagi karena memang sepertinya nama itu tak asing.
"Long story. Intinya gue sama dia itu klop dan.. gitu deh." jawab Anya kali ini.
Klop?
Baru kali ini Anya mengakuinya di depan orang lain. Mengakui sedikit hal tentang dirinya dan Kenzo.
"Lo sama Om ganteng itu udah jadian?!" pekik Tere.
Satu kentang goreng melayang tepat di bibir merah hasil lip tintnya Tere. Anya menatap Tere dengan bola mata yang hampir keluar. "Ngomong di filter dulu! Kalo sampe ada yang denger terus salah paham, bisa ribet ceritanya Tere," gemas Anya.
Yang terdakwa hanya bisa menyengir kuda. "Oh iya. Om ganteng kan terkenal ya,"
Topik tentang Kenzo tidak berakhir disitu, Oddy malah semakin gencar menginterogasi Anya tentang pria tua yang kata Tere itu ganteng.
"Dia nggak tua! Dia itu cuma beda tujuh tahun sama gue," sergah Anya tak terima.
"Cuma?" tanya Oddy.
"Iya. Itu nggak jauh,"
Tere hanya bisa terkikik geli melihat interaksi dua manusia waras di hadapannya itu. Oddy pasti sekarang ini merasa sangat kesal karena dia tidak tahu apa-apa tentang pria tua tampan itu. Salahkan si Oddy yang terlalu fokus dengan Deanna nya.
"Lagian sih, lo mau hina segimana pun tentang Om Ganteng pasti nggak bakalan ngaruh di Anya, Oddy." sela Tere tersenyum jahil ke arah Anya.
"Why?"
"Namanya orang lagi jatuh cinta itu ya pasti bela-belain pasangannya lah. Lo kayak amatiran banget pura-pura nggak ngerti,"
Ok. Kali ini Tere tidak salah bicara. Anya tak bisa menyangkal apa-apa.
Dia telah jatuh cinta.
Untuk yang pertama kalinya.
Kenzo Pandigoro.
***
halo, pendek ya? maaf ya. Aku ini baru aja libur semester jadi nyuri waktu buat nulis deh. Terima kasih bagi kalian yang masih mau baca cerita ini. Walaupun nggak ada yang baca aku juga akan tetap nulis sih. heheh
ok, see u di next chapter!❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/121557477-288-k287513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody's Me
RomanceKehilangan seseorang yang berarti membuat kita sadar kalau memang hidup itu datang dan pergi. Hari-hari yang dijalani dengan tawa dan senyum ternyata tidak menjamin bahwa memang seseorang itu bahagia. Seorang Anya yang suka dengan lagu Elvis Presle...