Part 2: Out of Control

13.4K 1.2K 78
                                    

"I want it all, Can't keep my hands to myself
No matter how hard I'm trying to
I mean I could, but why would I want to?"

.

.

Naluri Jungkook berteriak agar ia mengambil belati yang terselip di sepatunya, melukai Taehyung, dan pergi dari situ, tapi ia memaksakan diri agar tetap duduk. Lagi pula, ia tidak mungkin bergerak lebih dari dua langkah sebelum Taehyung meremukan setiap tulang di tubuhnya.

Itulah yang dilakukan oleh Taehyung kepada vampir yang berencana untuk mengkhianatinya.

Vampir ini ditemukan di tengah-tengah Time Square. Masih hidup. Dan masih mencoba berteriak —"Jangan! Taehyung, jangan!" tapi suaranya sudah serak waktu itu, rahangnya tergantung pada sebuah urat yang mirip seperti benang, tubuhnya tercabik-cabik di mana-mana.

Jungkook -sedang di luar negeri dalam suatu perburuan- menyaksikan tayangan beritanya setelah kejadian itu berlangsung. Ia tahu vampir itu sudah terbaring sekarat di sana selam tiga jam sebelum diangkat oleh sepasang malaikat.

Semua orang di New York, sial, semua orang di Negara ini, tahu si malaikat ada di sana, tapi tidak seorang pun berani menolongnya, tidak dengan tanda Taehyung yang membara di keningnya. Sang malaikat tertinggi ingin hukuman itu disaksikan, ingin mengingatkan orang-orang tentang siapa dan apa dirinya itu.

Taehyung berhasil. Sekarang, dengan mendengar namanya saja orang-orang akan langsung merasakan ketakutan yang mendalam.

Tapi Jungkook tidak akan merangkak, tidak demi siapa pun. Itulah keputusan yang ia buat pada malam ketika ayahnya menyuruhnya berlutut dan memohon, agar mungkin, hanya mungkin, ayahnya itu bersedia menerimanya kembali ke keluarga.

Jungkook sudah tidak bicara dengan ayahnya selama sepuluh tahun.

"Kau harus berhati-hati," ujar Taehyung dengan ketenangan yang aneh.

Jungkook tidak mendesah lega -udara masih terasa berat karena bahaya yang mengancam. "Aku tidak suka bermain-main."

"Cobalah." Taehyung bersandar di kursinya. "Hidupmu akan sangat pendek kalau kau hanya mengharapkan kejujuran."

Setelah merasakan bahaya berlalu -untuk saat ini- Jungkook bersusah payah melemaskan jemarinya. Darah yang kembali mengalir ke sana terasa menyakitkan saking derasnya. "Aku tidak bilang kalau aku mengharapkan kejujuran. Orang-orang berbohong. Vampir berbohong. Bahkan..." Ia menahan diri.

"Apa kau sedang bersikap bijak sekarang?" nada geli itu sudah kembali, tapi diwarnai dengan nada tajam yang terasa seperti silet di kulit Jungkook.

Jungkook memandang wajah sempurna itu dan tahu bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan makhluk yang lebih berbahaya lagi dalam hidupnya.

Kalau ia membuat Taehyung kesal, malaikat itu pasti akan membunuhnya semudah orang memukul lalat. Ia cukup cerdas untuk mengingatnya, walaupun hal itu sangat menjengkelkan baginya. "Katamu aku harus melewati sebuah tes?"

Mata Taehyung bergerak untuk melihat sesuatu di balik bahu kiri Jungkook. "Lebih mirip dengan eksperimen daripada tes."

"Kau yakin?"

Taehyung mengangguk. "Lihatlah."

Bertanya-tanya yang mana yang lebih buruk -membelakangi sang malaikat tertinggi yang membingungkan dan tidak bisa ditebak, atau seorang vampir yang tak dikenal- Jungkook ragu-ragu.

Akhirnya, rasa penasarannyalah yang menang. Ekspresi puas yang mencolok tampak di wajah Taehyung, dan Jungkook ingin tahu apa yang menyebabkannya.

Angel's Blood [kth + jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang