–If this night is not forever, At least we are together.
.
.Tubuh Jungkook memilih untuk gemetar.
Gelak tawa Taehyung terdengar parau, jantan dalam cara yang mengatakan bahwa ia tahu ia memiliki Jungkook. "Mandi dulu kurasa."
"Kukira kau sok jual mahal," cetus Jungkook.
Taehyung menggerakkan salah satu jarinya ke leher Jungkook, membuat Jungkook kembali gemetar untuk alasan yang jauh berbeda. "Aku hanya ingin menetapkan aturan dasar sebelum kita melakukannya."
Jungkook memaksakan kakinya untuk melangkah maju, menuju ke kemar mandi. "Aku tahu aturannya. Jangan mengharapkan apa pun selain berdansa di tempat seprai, jangan menyertakan perasaan, bla bla bla." Kata-kata itu diucapkan sambil lalu, tapi ia merasakan sentakan di hatinya.
Tidak, katanya pada dirinya sendiri, ketakutan setengah mati. Jeon Jungkook sama sekali tidak bodoh sehingga mau menyerahkan hatinya kepada seorang malaikat tertinggi.
"Apakah itu tentang... sial!" Ia melangkah masuk ke kamar mandi. "Ukurannya lebih besar daripada kamar tidur!"
Bak mandi-nya seukuran dengan sebuah kolam renang kecil, uap yang mengepul di atasnya merupakan godaan yang sensual dan murni.
Sebuah pancuran terdapat di sebelah kanannya, tapi tidak ada dinding kaca, area itu hanya dibatasi dengan ubin yang berbintik-bintik emas. Bola lampu muncul di dalam kepala Jungkook. "Sayap," bisiknya. "Semuanya disesuaikan dengan sayap indah itu."
"Aku lega karena ini sesuai dengan seleramu." Suara benda basah yang dijatuhkan ke ubin putih yang sejuk membuat Jungkook menoleh ke belakang.
Kemeja Taehyung sudah ada di atas lantai, dada pria itu mengancam akan membuatnya meneteskan air liur.
Hentikan, katanya pada dirinya sendiri. Tapi sulit untuk tidak memandangi tubuh pria terindah yang pernah ia lihat itu. "Apa yang kau lakukan?" Suaranya parau.
Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Mandi."
"Bagaimana dengan aturannya?" Jungkook mendapati jemarinya sudah berada di ujung bawah kausnya, siap untuk menarik bahan basah itu dari atas kepala.
Taehyung menendang sepatu botnya, memperhatikan Jungkook menanggalkan kaus itu. "Kita bisa mendiskusikannya di bak mandi." Suara Taehyung menjanjikan seks, dan ketika Jungkook menunduk, ia tahu alasannya.
"Tidak masalah denganku." Tidak mampu melihat Taehyung dan berpikir pada waktu bersamaan, Jungkook membalikkan badan lalu menyingkirkan sepatu bot dan kaus kakinya. Jemarinya sudah berada di ikat pinggang celana cargo-nya ketika ia merasakan hawa tubuh Taehyung di belakangnya.
Bibir di lehernya. Panas. Kejam.
Jungkook kembali gemetar, bulu kuduk berdiri di sekujur tubuhnya. "Jangan curang."
Tangan yang besar dan hangat membelai tubuh Jungkook yang basah, bermain-main, menggoda, Jungkook tersentak karena gerakan yang berani itu, mengerang. "Cukup. Aku kedinginan." Walaupun Taehyung pandai menghangatkannya luar-dalam.
Semakin banyak ciuman di lehernya.
Jungkook meletakkan tangan di atas tangan Taehyung, dan mengangkat kepala untuk memudahkan pria itu. Taehyung menggerakkan lidah ke bawah, mengejar setetes air yang jatuh dari rambut Jungkook, turun ke tengkuknya, dan ke sepanjang salah satu bahunya, lalu mengangkat kepala. Ketika Jungkook menegakkan badan, jempol Taehyung mengaitkan bagian samping celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Blood [kth + jjk]
FanfictionSetiap mitos mengandung setitik kebenaran. "-tapi menurut legenda, ambrosia hanya muncul saat..." Dunia berhenti berputar. Partikel-partikel udara seolah membeku, molekul-molekulnya menggantung ketika ia melihat pria luar biasa yang sedang mendeka...