"As if autum leaf has fallen
As if everything that seems eternal is going further away
You are my fifth season
Because even I try to see you, I can't"........
Dengan perhatian yang terpusat, siap, ia merentangkan sayap sepenuhnya. Ujungnya menyentuh pinggir ruangan sedikit dan ia dapat merasakan kepekatan dinding-dinding itu di tenggorokannya. Sebagian besar manusia dan vampir menyakini bahwa sayap malaikat tidak peka kecuali pada bagian melengkung yang terdapat di atas bahu. Mereka keliru. Malaikat sepenuhnya menyadari apa yang terjadi pada sayap mereka, baik pada bagian tengah maupun ujungnya.
Sekarang, Taehyung menyerap kegelapan seolah itu adalah kekuatan. Padalah bukan. Kekuatan datang dari dalam dirinya, tapi kurangnya stimulasi–seperti hilangnya kemampuan indrawi– meningkatkan kesadarannya akan kekuatan itu hingga tingkat yang sangat menyiksa.
Awalnya bagaikan senandung lengkingan yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membentangkan uratnya hingga mencapai batas dan menyinarinya dari dalam. Pada saat itulah–sebelum ledakan di dalam dirinya yang bisa membuatnya tertegun selama berjam-jam– ia menengadahkan kepala dan melemparkan kekuatan ke dinding di depannya.
Kekuatan itu berbelok, kemudian mencair menjadi kolam beriak yang tidak memantulkan apa pun di kedalaman yang berwarna pekat seperti eboni.
Dengan cepat, sebelum kekuatan itu bergolak dan berusaha memasuki tubuhnya kembali, Taehyung memerintahkannya untuk membentuk suatu pola pencarian yang dipusatkan guna menemukan Lijuan.
Kemampuan untuk berkomunikasi jarak jauh berasal dari sumber yang sama dengan kemampuan-kemampuan pikiran mereka, tapi tidak seperti kemampuan-kemampuan tersebut, yang satu ini begitu kuat sehingga membutuhkan bejana untuk menampungnya.
Dinding-dinding ruangan itu merupakan bejana yang paling efisien, tapi ia dapat menggunakan benda dan permukaan lain kalau terpaksa.
Kalau ia mengusahakan hal ini dengan hanya menggunakan pikirannya, mungkin ia merusak beberapa bagian otak dan menghancurkan ruangan ini dalam prosesnya.
Di depannya, riak-riak itu melambat, kemudian berhenti sepenuhnya. Cairan itu menjadi tenang seperti kaca hitam. Di dalamnya terdapat wajah yang sudah akrab dan satu-satunya wajah yang ada di sana. Pencariannya spesifik –hanya Lijuan.
"Taehyung," seru Lijuan, keterkejutannya ketara. "Kau berani menggunakan kekuatan sebesar ini sementara Namjoon ada di wilayahmu?"
"Ini mendesak. Kekuatanku pasti sudah pulih begitu dia beranjak ke tingkat berikutnya."
Lijuan mengangguk perlahan. "Ya, dia belum melewati garis batas yang terakhir, bukan?"
"Kalau sudah, kita pasti tahu." Seisi dunia pasti tahu. Semua orang pasti mendengar suara-suara jeritan. "Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."
Mata Lijuan tidak dapat dibaca ketika memandang Taehyung, irisnya begitu pucat sehingga hampir tidak dapat dibedakan dari bagian matanya yang berwarna putih. "Ada monster di dalam diri setiap kita, Taehyung. Beberapa akan bertahan, yang lain akan hancur. Kau belum hancur."
"Aku kehilangan kendali atas pikiranku," kata Taehyung, tidak menanyakan bagaimana Lijuan bisa mengetahui apa yang ia ketahui. Lijuan lebih mirip dengan hantu daripada manusia, bayangan yang berlalu-lalu di berbagai dunia yang belum pernah dilihat oleh yang lainnya.
"Ini evolusi," bisik Lijuan, senyum yang bukan senyum menghiasi wajahnya. "Tanpa perubahan, kau akan menjadi abu."
Taehyung tidak tahu apakah Lijuan sedang berbicara tentang dirinya atau tentang diri wanita itu sendiri. "Kalau aku terus-menerus kehilangan kendali, berarti aku tidak berguna lagi sebagai malaikat tertinggi," katanya. "Racun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Blood [kth + jjk]
FanfictionSetiap mitos mengandung setitik kebenaran. "-tapi menurut legenda, ambrosia hanya muncul saat..." Dunia berhenti berputar. Partikel-partikel udara seolah membeku, molekul-molekulnya menggantung ketika ia melihat pria luar biasa yang sedang mendeka...