"I know that you're afraid, babe
But you don't need to be saved, babe
You just need someone who understands
And I think I need the same
Show me where you at, let's keep it honest
Home is where you at and that's a promise".........
"Tidak lucu. Oh..." Jungkook menyerah di tangan Taehyung, heran terhadap dirinya sendiri.
Ia belum pernah, satu kali pun belum, jatuh ke pelukan vampir yang begitu sering berhubungan dengannya. Padahal tidak jarang pemburu lain pernah begitu –sial, vampir tua bukan hanya indah, mereka juga cerdas dan tahu persis bagaimana caranya memuaskan kekasih mereka. Chanyeol merupakan contoh yang sempurna.
Tapi Jungkook bertahan. Ia tahu bahwa walaupun mereka menarik, mereka merupakan makhluk hampir abadi yang memandangnya sebagai selingan singkat semata. Dan ia sudah berjuang terlalu keras demi mempertahankan haknya untuk hidup sehingga tidak akan menilainya dengan begitu rendah. Tapi ia di sini sekarang, memeluk seorang malaikat tertinggi. "Berapa lama kau bermain dengan mainanmu?"
"Selama mereka membuatku senang."
Jawaban itu seharusnya memadamkan api di antara mereka, tapi mata Taehyung dipenuhi oleh seks, rasa lapar, gairah yang belum pernah dikenal Jungkook sebelumnya. "Aku tidak berniat untuk menyenangkanmu."
Taehyung mengelus bagian tubuh Jungkook yang sensitive. "Kalau begitu yang ini akan berakhir dengan sangat cepat." Nada suaranya mengatakan yang sebaliknya. "Sekarang, buka mulutmu."
Jungkook melakukannya –ingin memberitahu Taehyung untuk berhenti memerintahnya. Tapi pria itu mengambil kesempatan, menyelinap masuk untuk menjerat indranya dalam arus rasa lapar pria itu serta rasa serbuk malaikat yang eksotis dan erotis.
Ia menancapkan jemarinya ke punggung Taehyung, menikmati otot keras yang berada di bawah sentuhan itu. Bibir Taehyung meninggalkan bibirnya untuk menuruni lehernya– pria itu menggesekkan gigi ke tubuhnya, meninggalkan bekas. "Aku ingin sekali bercinta denganmu, Jungkook."
Jungkook menghirup udara yang sejuk, kemudian membenamkan wajah ke leher Taehyung. "Huh?"
Sayap Taehyung menyapu punggung Jungkook ketika ia membungkus Jungkook semakin erat. "Apa kau lebih suka kata-kata yang manis, menyanjung betapa memesonanya dirimu?"
Jungkook tertawa, menjilat kulit Taehyung, menghirup dalam-dalam bau liar sang malaikat yang klasik dan maskulin.
Bayangan Taehyung yang sedang memujinya sangat tidak masuk akal. "Tidak, aku menerima kejujuran."
Terutama kalau kejujuran itu dilapisi dengan api seksual murni, hawa panas menggebu yang sepenuhnya dipusatkan kepadanya.
"Bagus." Taehyung mulai bergerak.
"Hentikan." Jungkook menggeliat, mengejutkan Taehyung sehingga melepaskannya.
Begitu kakinya menyentuh lantai, ia mendorong dada Taehyung... kemudian menggunakan tubuh pria itu untuk menyeimbangkan dirinya sendiri waktu kakinya goyah.
Taehyung meletakkan sebelah tangan di pinggang Jungkook untuk membantunya. "Aku tidak menyangka kau ini seorang penggoda."
"Aku juga bukan seorang penurut." Jungkook mengusapkan punggung tangannya ke bibir. Punggung tangannya jadi bercahaya dengan kilauan serbuk malaikat yang cemerlang, membuatnya bertanya-tanya tentang bagian wajahnya yang lain. "Aku baru menghabiskan waktu semalaman terikat di sebuah kursi, Sobat."
"Jadi, kita impas?" Taehyung kembali melipat sayapnya.
Ruang yang tiba-tiba terbuka membuat Jungkook menyadari betapa dekatnya ia dengan pinggir atap. Melangkah maju dengan berhati-hati beberapa kali, ia mengangguk. "Kau tidak sependapat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Blood [kth + jjk]
FanfictionSetiap mitos mengandung setitik kebenaran. "-tapi menurut legenda, ambrosia hanya muncul saat..." Dunia berhenti berputar. Partikel-partikel udara seolah membeku, molekul-molekulnya menggantung ketika ia melihat pria luar biasa yang sedang mendeka...