"Give you all I got
In every way I will
You're the only reason why
I don't wanna live a lie"☘︎☘︎☘︎☘︎
Mobil itu menunggu di pinggir jalan, mobil hitam mengilap dengan seorang vampir yang bersandar ke catnya yang bercahaya. Vampir tua lagi, Jungkook langsung menyadari.
Vampir itu mengenakan kacamata hitam dengan setelan serbahitam, rambut cokelat gelapnya dipotong dengan gaya rambut seorang model majalah mode, tapi bibirnya... berbahaya. Sanggup menggigit. Sensual.
"Aku diperintahkan untuk tidak menyakitimu." Si vampir tua membuka pintu belakang.
Jungkook melempar tasnya ke dalam, diam-diam mengerutkan dahi ketika mencium bau si vampir yang tidak asing. "Awal yang menjanjikan."
Si vampir melepaskan kacamatanya dan Jungkook sepenuhnya terpengaruh oleh mata itu. Hijau cerah dan tajam seperti mata ular. "Boo."
Jungkook tidak melompat -karena ia terlalu terkesima oleh apa yang ia lihat. "Lensa kontak lucu tidak membuatku takut."
Pupil si vampir berkontraksi. Oh. Wow. "Aku diciptakan oleh Michaela."
"Sang Ratu Racun?"
"Sang Ratu Ular." Tampak senyum santai dan sangat tidak ramah. Si vampir kembali mengenakan kacamatanya dan menyingkir supaya Jungkook bisa masuk ke mobil.
Jungkook hanya melakukannya karena kata-kata pertama si vampir kepadanya. Selama Taehyung mengekang vampir yang satu ini, mereka ia akan baik-baik saja. Begitu tali kekang itu terlepas, rasanya ia akan membutuhkan setiap senjata yang melekat di tubuhnya.
"Siapa namamu?" tanya Jungkook ketika 'supirnya' masuk.
"Untukmu.... Kematian."
"Lucu sekali." Jungkook memandangi bagian belakang leher si vampir. "Mengapa kau mau membunuhku?"
"Aku anggota Kelompok Tujuh."
Jungkook tiba-tiba tersadar mengapa ia mengenali bau si vampir -vampir itu berada di apartemennya pada malam ketika ia menembak Taehyung. Vampir itulah yang menahannya dengan lengan dijepit ke belakang. Pantas saja vampir itu ingin menghabisinya. "Dengar, Taehyung dan aku sudah meluruskan masalahnya. Bukan urusanmu."
"Kami melindungi Taehyung dari ancaman yang bahkan belum disadarinya."
"Hebat." Jungkook menghela napas. "Tapi... apa kau masuk ke gudang itu?"
Suhu udara menurun. "Ya."
"Membunuhku bukanlah prioritasnya," kata Jungkook dengan lembut, tapi ia sudah tidak bicara kepada si vampir lagi. "Kau membawaku ke mana?"
"Ke Taehyung."
Jungkook memperhatikan jalanan yang dilewati dan menyadari mereka sedang keluar dari Manhattan dan menuju ke George Washington Bridge. "Sudah berapa lama kau bersama Taehyung?"
"Kau mengajukan banyak pertanyaan untuk ukuran seseorang yang akan segera mati."
"Apa yang harus kukatakan? Aku lebih suka mati dengan mengetahui berbagai informasi."
Melewati jembatan sedikit lagi dan ia mungkin sudah berada di Vermont. Pepohonan mendominasi pemandangan, menyelubungi rumah-rumah mahal yang berbaris di daerah ini, sebagian besar mengarah ke puncak tebing dan pembatas jalan yang konyol. Ia pernah mendengar rumor bahwa di sini jalanan untuk mobil dari gerbang menuju ke rumah lebih panjang daripada beberapa jalan raya, dan fakta bahwa ia tidak dapat melihat satu rumah pun dari dalam mobil cenderung mendukung teori tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Blood [kth + jjk]
FanfictionSetiap mitos mengandung setitik kebenaran. "-tapi menurut legenda, ambrosia hanya muncul saat..." Dunia berhenti berputar. Partikel-partikel udara seolah membeku, molekul-molekulnya menggantung ketika ia melihat pria luar biasa yang sedang mendeka...