[2] Asisten Pribadi

209K 14.9K 139
                                    

RESYA berjalan dengan langkah lebar seperti biasanya, pagi ini tiba-tiba saja manager perusahaan meneleponnya perihal penting entah apa itu. Karena di dalam telepon, pria paruh baya yang Resya tahu sudah cukup lama bekerja di perusahaan menyuruhnya untuk segera datang.

Tubuhnya gemetar, Resya merasa jika ia tidak melakukan kesalahan. Lalu, ada perihal apa seorang manager memanggil asisten desainer. Resya tengah berada di dalam lift sekarang, tangannya saling meremas satu sama lain, ia benar-benar cemas.

Menit berikutnya pintu lift terbuka, seorang pria berseragam jas masuk ke dalam. Langkah lebarnya membuat Resya terpesona, bahkan tinggi Resya hanya sampai bahu pria itu.

Tanpa sadar Resya memperhatikan wajah tampan pria di sampingnya, sebelum akhirnya dahinya berkerut ketika mengingat sesuatu yang ia lewati. Kenapa Resya merasa pernah melihatnya, tapi..., di mana?

"Astaga," Resya membelalak, segera menutup mulutnya ketika pekikan keluar begitu saja.

Pria di samping Resya menoleh, satu alis pria itu terangkat bingung. Sementara Resya meringis, menggigit bibir bawahnya dan memaki dirinya sendiri.

"Apa kita pernah bertemu?"

Deg!

Suara bariton pria itu membuat Resya mendadak kaku, susah payah wanita itu menoleh lalu menggeleng secepatnya.

"Tidak."

Pria itu manggut-manggut, tidak lama pintu lift terdengar. Nomor yang di tuju Resya sudah berhenti, dengan cepat wanita itu bergegas keluar. Resya tidak tahu, jika pria yang sedari tadi berdiri bersamanya di dalam lift sekarang tengah memasang smirk menyeramkan.

Resya berlari dengan terburu-buru ke sebuah ruangan, melupakan apa yang baru saja ia lihat.

"Ada apa pak Rangga? Saya dengar bapak memanggil saya." Resya masuk dengan napas yang tidak beraturan.

"Hm, sebenarnya bukan saya yang memanggil kamu, tapi Bos yang memanggil kamu."

"Hah? Bos? Saya?" tanya Resya menunjuk dirinya sendiri, seakan tidak percaya.

"Ya, kamu Aresya Ratu Tiara." jawab pak Rangga menghela nafas panjang. Sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Saya gak tahu kamu punya masalah apa sama Pak Ares, sampe beliau memanggil dan menyuruh kamu menghadap ke ruangannya."

Dahi Resya berkerut "Hah? Saya merasa gak punya urusan dengan Bos. Dan saya juga belum pernah bertemu beliau sebelumnya." balas Resya.

Jelas saja Resya tidak pernah bertemu dengan Ares yang statusnya pemilik baru perusahaan ini. Tentu saja, karena pria itu baru saja menginjakan kakinya di perusahaan ini kemarin setelah menyandang status CEO.

"Saya juga gak tahu, walau pun kamu selalu bekerja lambat, tapi saya tidak mengerti dengan kesalahan kamu yang membuat beliau memanggil kamu."

Apa lagi gue yang lebih gak ngerti! Resya membatin.

"Aresya?" sapa seorang wanita di ambang pintu.

Resya memdongkak "Ya?"

"Ayo ikut saya." ujar wanita cantik dengan pakaian seksi, seperti biasa bagian dadanya di biarkan sedikit terbuka.

"Mbak Tania," tiba-tiba saja Resya memanggil.

Resya ingin bertanya akan di bawa kemana dirinya.

"Ya?" Tania mendongkak menatap Resya yang berada di belakangnya.

"Eng..gak apa-apa." jawab Resya terbata-bata, mengurungkan niatnya.

Resya mengekori Tania yang berjalan di depan, cara berjalan yang lenggak lenggok seperti induk bebek. Postur tubuh yang ideal dan berisi membuat Resya merasa iri. Maklum saja karena ia asli keturunan asia, tidak seperti Tania yang sepertinya memiliki darah eropa.

Perfectionist BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang