[24] Kamu Harus Membayarnya

196K 10.4K 243
                                    


Bingung dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa seorang pria mencium wanita tanpa sebab? Dan ini untuk kedua kalinya. Katakan saja jika Resya bodoh, bagaimana bisa ia diam dan berakhir dengan pulang terburu-buru.

Sial!

Mengapa Resya tidak marah? Memaki atau meminta penjelasan dengan apa yang sudah bosnya lakukan. Resya terus memaki-maki dirinya sendiri, apalagi detak jantungnya yang kurang ajarnya berdebar tidak ingin berhenti ini.

Resya mengambil napas dan mengeluarkannya, berkali-kali hal itu ia lakukan berharap detak jantungnya kembali normal.

"Hay baby girl."

"Astaga." Resya hampir meloncat saat mendengar sapaan seorang pria di belakangnya.

Pria di belakang Resya hanya terkekeh melihat reaksi terkejut wanita mungil di depannya.

"Kak Raka!" Resya membelalak.

Resya berteriak cukup keras memanggil nama seorang pria yang semakin terkekeh melihatnya.

"Halo," sapa Raka, tersenyum manis.

Resya cukup shock bertemu lagi dengan Raka, lihatlah senyumannya, senyum yang sudah lama tidak Resya lihat. Rahangnya semakin terlihat tegas, wajah tampannya, bahu yang kokoh di tutup jas berwarna dark blue. Ah, semua terlihat sempurna di mata Resya.

Resya mengerjap, buru-buru menggelengkan kepalanya.

"Kakak mau ketemu pak Ares, ya?" tanya Resya.

Raka menggeleng "Aku mau ketemu kamu."

"Huh?" dahi Resya berkerut.

"Kamu gak berubah sama sekali." ujarnya, mengacak rambut Resya.

Resya mengerjap, wanita itu mencebik "Apaan sih."

Raka masih saja terkekeh "Aku mau ngajak kamu keluar, apa kamu luang?" tanya Raka tiba-tiba.

"Kak.. Raka mau ngajak aku kemana?" Resya penasaran.

Raka tersenyum "Rahasia,"

"Aish!"

Lagi Raka terkekeh melihat raut wajah sebal Resya "Mau ya? Udah pulang kan? Aku gak bisa asal ngambil kamu, nanti Ares ngamuk pegawainya aku monopoli."

Resya mendengkus "Emang aku barang main ambil aja." kesalnya.

"Ngambek." goda Raka.

"Berisik."

Raka terbahak, pria itu meraih satu tangan Resya.

"Yaudah yuk." ajak Raka, Resya mengangguk dan mengikuti langkah Raka di sampingnya.

Sementara Ares yang tidak sengaja melihat pemandangan itu mematung di tempatnya. Pria itu mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.

Mereka ada hubungan apa? Kenapa terlihat akrab? Apa mereka sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu? Ares masih ingat ketika Resya menagih janji menikah kepada Raka tempo hari. Pria itu mengerjap, dengan cepat bergegas mengejar kepergian dua orang itu.

Ares mengigit-gigit bibir bawahnya di dalam mobil, pria itu tengah membuntuti mobil Raka di belakangnya. Ia benar-benar gelisah memikirkan kemana mereka akan pergi. Ares bahkan tidak henti-hentinya mengumpat, mengeluarkan kekesalan yang semakin lama terasa panas.

Mereka mau kemana? Kenapa anak itu langsung mau di ajak Raka keluar? Ada hubungan mereka?

**

Mobil Raka berhenti di depan rumah yang sangat mewah, Ares yang membuntutinya dari belakang ikut berhenti. Mengkerutkan kening, saat kedua orang itu masuk ke dalam, yang Ares tahu rumah Raka.

Perfectionist BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang