[18] Wahana Rumah Hantu

116K 11K 356
                                    

Baca keseruan mereka lebih lengkapnya di Karyakarsa atau google playbook❤️

🌼🌼

PASCA pemukulan yang dilakukan seorang wanita tua kepada pria kurus berambut kribo tadi. Disinilah sekarang, Kribo sedang duduk di sebuah kursi. Dua temannya, Resya dan Lala sibuk memberikan plaster di sekitar tangan dan kening yang sedikit terluka.

Berbeda dengan dua pria yang menyaksikan kejadian itu. Mereka masih tidak bisa menahan tawanya, bahkan Resya cukup takjub melihat tawa Ares yang tidak pernah Resya lihat sebelumnya. Sementara Lala menatap horor pria yang masih tergelak menekan perutnya yang mulai terasa sakit.

"Berisik! Bisanya cuma ngetawain orang," seru Lala, menghentikan tawa keduanya.

Ares langsung diam ketika wanita itu menatap mereka seakan ingin membunuh. Berbeda dengan Galang yang hanya membalas tatapan itu, setelahnya pria itu kembali tertawa.

"Sinting." kesal Lala.

"Sakit," pekik Kribo ketika Lala menekan plaster di kening Kribo yang terluka cukup kuat.

Lala mendongak "Sorry." lirihnya.

"Masih ada yang sakit?" tanya Resya, mencari-cari luka lain di tubuh Kribo.

Kribo menggeleng "Kayaknya udah gak ada."

Ares yang melihat perhatian Resya kepada pria berambut Kribo itu mendengus. Menyilang kan kedua tangan di dada, memandang pemandangan di depannya dengan wajah kesal.

"Segitu aja sakit, kamu laki bukan?" celetuk Ares tiba-tiba. Pria itu cukup kesal melihat kelakuan sok manja pria kribo.

Empat orang yang ada di sana menoleh kearah Ares, Galang yang sibuk tertawa menghentikan tawanya. Resya dan Lala mengerutkan dahi bingung, begitu juga dengan Kribo. Pasalnya, Ares sedari tadi tidak pernah membuka mulutnya untuk bebicara.

"Apa?" tanya Ares, datar. Memandang mereka secara bergantian.

Kribo mendengus "Lo yang apa, jelas sakit! Kalo gak percaya rasain sendiri."

Ares mendengus, memandang Kribo sinis "Cuma di pukul nenek-nenek kamu bilang sakit? stupid!"

"APA!?" marah Kribo.

"Eh! Kenapa pada berantem sih," seru Resya, mencoba menghentikan adu mulut di antara keduanya.

Ares berdecih, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Galang sendiri ternganga, untuk pertama kalinya Ares kesal karena masalah yang bukan urusannya. Meskipun Galang tahu, jika temannya itu pengagum kesempurnaan. Ini sedikit berbeda, Ares terlihat sangat tidak suka hanya karena orang lain kesakitan.

Resya kembali mencari-cari luka di tubuh Kribo, Ares benar-benar gerah. Dengan cepat pria itu mendekat, menarik tangan Resya.

"Ikut aku."

Resya membelalak "Mau kemana?"

"Kerumah hantu."

Hah?

Kalimat Ares berhasil membuat Resya dan Galang membelalak. Apa mereka tidak salah dengar? Pria tinggi itu mengajak ke dalam wahana rumah hantu? Seriously!

Tentu saja mereka terkejut, karena mereka tahu jika pria tinggi itu sangat tidak suka dengan hal yang berbau horor.

Galang, Lala dan Kribo sama sekali tidak bisa mencegah kepergian Resya yang diseret paksa Ares.

"Ngapain lo masih disini? Sana, ikutin temen lo." seru Lala tiba-tiba.

Satu alis Galang terangkat "Kenapa lo pengen tahu urusan gue? Suka-suka gue, mau gue disini di jurang sekalipun itu bukan urusan lo." balasnya.

Perfectionist BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang