[17] Weekend

119K 10.9K 248
                                    


HARI ini weekend, Resya lebih memilih menghabiskan waktu di Cafe pria berambut kribo yang pasti kesusahan di hari libur seperti ini. Akan banyak pelanggan masuk memenuhi cafenya. Meski mereka hanya memesan capuccino, tapi mereka akan menghabiskan minuman itu dalam waktu satu jam atau lebih. Alasannya? Tentu saja karena wifi gratis yang Kribo pasang di Cafenya.

Resya dan Lala sibuk memberikan pesanan kepada pelanggan. Weekend kali ini mereka lebih memilih membantu Kribo bekerja. Karena Kribo hanya memiliki dua pelayan,

"Terima kasih, silahkan datang kembali." ucap Kribo yang berdiri di meja kasir. Berbicara ala-ala kasir mini market, padahal dia owner-nya.

"Mbak, cheese cakenya satu lagi ya!" teriak seorang remaja.

"Baik." Resya langsung berlari ke belakang.

"Mbak, cappucino nya satu." teriak seorang pria tambun.

"Baik pak." jawab Lala.

Hari minggu memang selalu sibuk. Banyak pelanggan yang datang ke cafe Kribo. Rata-rata semuanya anak remaja, yang sering kali menghabiskan waktunya untuk nongkrong di Cafe hingga senja.

Resya dan Lala selalu membantu Kribo, pria kurus yang menjadi pemilik Cafe. Kribo sendiri lebih memilih membuka bisnis Cafe, dari pada bekerja menjadi pegawai kantor atau apapun itu.

Kribo bahkan membuat Cafenya menggunakan uang tabungan yang sudah ia simpan selama 7 tahun terakhir ini. Kribo sendiri kuliah hingga lulus karena mendapatkan beasiswa. Meski wajahnya sering kali terlihat bodoh, justru Kribo yang paling pintar di antara Resya dan Lala.

Mereka menamakan diri Trio KRL, bukan Kereta Rel Listrik melainkan singkatan dari nama depan mereka. Kribo-Resya-Lala, mereka sudah berteman hampir 7 tahun.

"Huft! Rame banget Bo." ujar Resya menghela napas, lelah.

"Iya dong Re, rezeki gak boleh di tolak."

"Rezeki lo, bukan rezeki kita," sembur Lala, tidak terima.

Kribo terkekeh "Kalian juga dapat, dapat amal karena bantuin gue."

Lala berdecih, sementara Resya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kenapa sih lo gak nambah pegawai aja? Kasihan dua pegawai lo pasti capek tiap weekend rame gini." ujar Resya.

Kribo menghela napas "Gak lah Re, bukan gue pelit. Tapi gue gak mau nambahin pegawai karena kalo hari biasa gak serame ini. Bahkan kadang pegawai gue gak kepake."

"Tapi kalo weekend? Lho lihat kan, rame."

Kribo tersenyum "Kan ada kalian yang bantuin."

Resya dan Lala mendengus, mengumpati sikap temannya prianya.

"Capek iya, tapi gak dapet apa-apa." cibir Lala.

"Tenang aja, kan gue ini baik, sholeh ganteng mirip Afgan syahreza." Kribo menaik-naikan alisnya.

"Najis!" sembur Lala.

"Maksud lo apaan?" tanya Resya.

"Mau liburan juga?"

Resya dan Lala memandang Kribo tidak mengerti, setelah itu binar di mata mereka terlihat ketika pria kribo itu mengacungkan segepok uang.

"Woah! mantap jiwa." celetuk Resya mengangkat kedua jempolnya, setelah itu mereka terbahak kencang.

Sementara Lala hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua teman sablengnya itu.

"Gila."

**

Perfectionist BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang